Akademi Angkatan Udara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k {{rapikan}}
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Akademi Angkatan Udara''' ('''AAU''') adalah sekolah pendidikan [[TNI Angkatan Udara]] di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Indonesia]]. Akademi Angkatan Udara mencetak Perwira TNI Angkatan Udara. Secara organisasi, Akademi Angkatan Udara berada di dalam struktur organisasi TNI Angkatan Udara, yang dipimpin oleh seorang Gubernur Akademi Angkatan Udara.
Sistem Pendidikan Di AAU
 
Sistem Pendidikan di Akademi Angkatan Udara menganut sistem Tri Tunggal Terpadu. Artinya sistem pendidikan yang dilaksanakan meliputi kegiatan pengajaran, jasmani militer dan latihan serta pengasuhan secara terpadu dengan satu tujuan yaitu menghasilkan perwira berpangkat letnan dua yang mempunyai sifat "Tri Sakti Wiratama" dengan jabaran sebagai berikut :
 
Pengajaran
Baris 11:
bagi Karbol dan Perwira Siswa selama mengikuti pendidikan di AAU adalah 6 (enam) semester sebanyak 120 SKS untuk setiap jurusan.
 
Jasmil dan Latihan
Dalam kegiatan jasmani kemiliteran (jasmil) dan latihan diupayakan dalam bentuk aplikasi di lapangan dengan menerapkan sistem kredit semester dan kopel (kelompok pelatihan), dengan jabaran sebagai berikut :
 
Jasmil menerapkan sistem kredit semester dan kopel.
Kegiatan jasmani kemiliteran ditujukan untuk mengembangkan, memelihara dan mananamkan kesadaran melatih jasmani, menanamkan kedisiplinan, tata tertib sebagai dasar dalam mengatur sikap lahir dan batin guna mencapai jasmani yang serasi dalam mendukung tugas sesuai profesi yang harus dimiliki secara perorangan maupun organisasi dalam kehidupan Tentara Nasional Indonesia khususnya TNI Angkatan Udara.
 
Latihan menerapkan sistem kredit semester.
Baris 37:
AAU merupakan lembaga/penyelenggara pendidikan militer sukarela setingkat akademi yang menghasilkan perwira-perwira karir TNI AU berpangkat Letnan Dua. Perwira lulusan AAU diproyeksikan mampu mengemban tugas sebagai Prajurit TNI AU dan terus mengembangkan kemampuannya sejalan dengan perkembangan teknologi.
-->
Sekolah Penerbangan Kalijati
Pada tanggal 1 Agustus 1921 mulai dibuka sekolah penerbangan pertama di Indonesia yang bertempat di Kalijati Subang, Jawa Barat. Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 1940 dirubah namanya menjadi penerbangan militer (militaire luchvaart). Syarat untuk menjadi penerbang yaitu harus lulusan militaire Academy Breda (Belanda), karena letnan Suryadi Suryadarma adalah seorang lulusan akademi militer Breda, maka diterima menjadi penerbang pengintai dan setelah lulus ditugaskan menjadi instruktur di sekolah penerbang Kalijati. Dan akhirnya sekarang bapak R. Suryadi Suryadarma dinyatakan sebagai Bapak Auri dan namanya dijadikan sebagai nama pangkalan udara Kalijati pada tahun 2001.
 
Sekolah Penerbangan Andir Bandung
Pada tahun 1939 Sekolah Penerbang digabungkan dengan Sekolah Pengintai di Lapangan Andir Bandung. Dari sekolah penerbang tersebut direkruit sebanyak 10 orang siswa, dimana 5 orang berhasil mencapai taraf KMB (Kleine Militaire Brevet) yaitu antara lain Husein Sastranegara, Sulistio dan H. Sujono, 2 orang mencapai GMB (Groote militaire Brevet) yaitu Adi sutjipto dan SambudjoHurip dan 3 orang lagi grounded. Selanjutnya setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada Pemerintah RI, maka PAU Andir membuka sekolah penerbang lanjutan (SPL) pada tahun 1950 dan hanya menghasilkan 3 angkatan, untuk angkatan pertama tahun 1950 sejumlah 10 penerbang militer dan 11 penerbang sipil, diantara penerbang militer tersebut Bapak Rusmin Nurjadin, angkatan kedua lulus tahun 1952 sejumlah 16 penerbang antara lain Bapak Ashadi tjahjadi, Sompil Basuki dan Suwoto Sukendar. Sedangkan angkatan ketiga sebanyak 8 orang antara lain Nurtanio dan Supadio.
 
Sekolah Penerbangan di Maguwo Yogyakarta
Sejarah Akademi Angkatan Udara dimulai sejak didirikannya Lembaga Pendidikan Pertama Perwira TNI AU di Maguwo Yogyakarta pada zaman perang kemerdekaan RI pada Tahun 1945. Akhir bulan Desember 1945, Komodor udara Suryadi Suryadarma merencanakan tugas pembentukkan personil Angkatan Udara. Tugas ini kemudian diserahkan kepada Agustinus Adisutjipto. Inilah Lembaga Pendidikan Angkatan Udara pertama yang merupakan embrio Akademi Angkatan Udara dengan menggunakan pesawat latih jenis cureng buatan tahun 1933.
 
[[Kategori: TNI-AU]]
[[Kategori: Perguruan tinggi kedinasan di Indonesia]]