Saudagar Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda); perubahan kosmetika
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 54:
| Martabak Kubang || align="center" | 4 || align="left" | [[Jabotabek]], [[Kota Padang|Padang]]
|-----
| Sate Padang Mak Sukur || align="center" | 4 || align="left" | [[Padang Panjang]], [[JakartaJabotabek]]
|-
|}
Baris 64:
 
=== Percetakan ===
Bisnis percetakan merupakan jenis usaha yang banyak dijalankan oleh pedagang Minang. Usaha percetakan yang mereka jalani meliputi percetakan undangan dan buku. Bahkan dari usaha percetakan ini berkembang menjadi usaha penerbitan buku dan toko buku. Usaha percetakan banyak digeluti oleh pedagang asal [[Sulit Air, X Koto Diatas, Solok|Sulit Air]], [[Kabupaten Solok|Solok]]. Beberapa pengusaha yang sukses menggeluti bisnis percetakan ini ialah [[Muhammad Arbie]] yang berbasis di [[Medan]],<ref>http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0307/08/dikbud/415150.htm</ref> [[Asril Das]] dan [[Rozali Usman]] ([[Bandung]]), Hamzah Lukman ([[Bogor]]), danserta [[Rainal Rais]] (Jakarta).
 
=== Pariwisata ===
<!--[[Berkas:Oasis Amir Hotel.jpg|thumb|right|250px|Oasis Amir Hotel, Jakarta milik Amir Rasydin Datuk Basa]]-->
 
Bisnis pariwisata terutama jaringan perhotelan dan travel juga banyak digeluti oleh pengusaha Minangkabau. Di Jakarta, hotel-hotel kelas menengah banyak yang dimiliki oleh pengusaha Minang. [[Amir Rasydin Datuk Basa]] merupakan salah seorang pengusaha hotel yang memiliki jaringan cukup besar. Hotel milik pengusaha Minang yang cukup terkenal antara lain Hotel Ambhara, Hotel Sofyan, Hotel Grand Menteng, Hotel Sentral, Hotel Maharani, Oasis Amir Hotel, Hotel Royal Kuningan, dan Hotel Mega. Di [[Pekanbaru]], di samping Best Western Hotel milik [[Basrizal Koto]], ada Hotel Pangeran yang dimiliki oleh Datuk Pangeran. Sedangkan di Medan, terdapat Hotel Madani yang dikelola oleh [[Masri Nur]] dan Garuda Plaza Hotel yang dimiliki [[Hendra Arbie]]. Tidak hanya di Indonesia, pengusaha Minang juga menggarap bisnis penginapan hingga ke mancanegara. Salah satunya adalah [[Fahmi Idris]] yang mengembangkan Regent Beverly Whilshire, di kawasan [[Beverly Hills, California]].<ref>Majalah Tempo, Rumah BSB, Markas Kodel, 31 Maret 1990</ref>
 
Di industri travel banyak pula pengusaha Minang yang ikut ambil bagian. Salah satunya ialah [[Rahimi Sutan]], yang mengelola Natrabu Tour,<ref>http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0305/25/latar/331202.htm</ref> serta [[Jefri Van Novis]] dengan bendera Bonita Tour and Travel. Di [[Sumatera Barat]], [[Nelson Septiadi]] merupakan salah seorang pengusaha Minang yang bergelut di bisnis taman hiburan. Ia merupakan pemilik Minang Fantasi, sebuah arena permainan terbesar kedua di Indonesia.<ref>padang-today.com [http://padang-today.com/%3Fmod%3Dberita%26today%3Ddetil%26id%3D28144?mod=wisata&today=detil&id=60 Mifan, Dufan Terbesar kedua di Tanah Air]</ref>
Baris 77:
 
=== Media ===
Bakat menulis dan ilmu jurnalistik yang dimiliki oleh orang Minang, telah melahirkan beberapa perusahaan media besar di Indonesia, di antaranya [[Kartini (majalah)|Kartini Grup]] yang didirikan oleh [[Lukman Umar]], [[Femina|Femina Grup]] yang didirikan oleh putra-putri [[Sutan Takdir Alisjahbana]], [[Galamedia]] yang didirikan oleh Syamsuyar Adnan, dan stasiun televisi [[Lativi|TV One]] yang didirikan oleh Abdul Latief. Di Malaysia, [[Hussamuddin Yaacub]] merupakan konglomerat Minang yang merajai bisnis media cetak negeri tersebut. Bersama kakaknya Fickry Yaacub, ia mendirikan Karangkraf Grup.<ref>Antara Rahsia Kejayaan Datuk Hussamuddin Yaacub, Pengasas Kumpulan Karangkraf [http://www.sinarharian.com.my/rencana/antara-rahsia-kejayaan-datuk-hussamuddin-yaacub-pengasas-kumpulan-karangkraf-1.7159?localLinksEnabled=false sinarharian.com.my]</ref>
 
Selain itu, beberapa media ternama yang didirikan oleh orang Minang adalah koran Oetoesan Melajoe oleh [[Mahyuddin Datuk Sutan Maharadja]] pada tahun 1915, majalah ''Panji Masyarakat'' oleh [[Hamka]], koran ''Pedoman'' oleh [[Rosihan Anwar]], koran ''[[Waspada (surat kabar)|Waspada]]'' oleh [[Ani Idrus]], dan harian ''Berita Indonesia'' oleh [[Rusli Amran]].
Baris 103:
|}
 
Di pasar tradisional kota-kota besar Indonesia, pedagang Minangkabau banyak yang menggeluti perdagangan tekstil. Di [[Jakarta]], pedagang Minangkabau mendominasi pusat-pusat perdagangan tradisional, seperti [[Pasar Tanah Abang]], [[Pasar Senen]], [[Blok M Square|Pasar Blok M]], Pasar Jatinegara, dan Pasar Bendungan HilirCipulir. DominansiDominasi pedagang tekstil Minangkabau juga terjadi di Medan dan [[Pekan Baru]]. Jika di Medan pedagang Minangkabau mendominasi Pasar Sukaramai, maka di Pekan Baru mereka dominan di Pasar Pusat. Di luar itu, beberapa sentra pengusaha tekstil Minang adalah [[Kuala Lumpur]], [[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Batam|Batam]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], dan [[Kota Pekalongan|Pekalongan]]. Di Kuala Lumpur, para pengusaha Minang banyak dijumpai di Wisma Yakin dan [[SurabayaKampung Baru, Kuala Lumpur|Kampung Baru]],<ref>Sismudjito, merekaRizabuana seringIsmail dijumpaiand Darul Amin Abdul Munaf, The Rise and Tide of the Minangkabau Traditional Trading in Kuala Lumpur: A Preliminary Research, Indonesian Journal of Geography, Vol. 47 No. 1, June 2015 : 69 - 76</ref> sedangkan di [[Surabaya]] mereka berdagang di [[Pasar Turi]]. SedangkanDisamping itu, di Bandung, parabanyak pedagang Minang banyakyang menempati Pasar Kota Kembang dan [[Pasar Baru Trade Center]], serta di Batam mereka berjualan di [[Nagoya Hill Superblock|Nagoya]]. Pada masa Orde Lama, [[Rahman Tamin]] merupakan salah seorang pengusaha tekstil terbesar di Indonesia.
 
=== Keuangan ===
Bisnis di industri keuangan, seperti perbankan, sekuritas, dan asuransi juga merupakan pilihan bagi pengusaha Minang. Bahkan pengusaha Minang, [[SutanSoetan Sjahsam]] yang juga adik perdana menteri pertama Indonesia [[Sutan Sjahrir]], merupakan perintis [[pasar modal]] di Indonesia. Sjahsam juga seorang pialang saham dan mendirikan perusahaan sekuritas, Perdanas. Di samping Sjahsam, ekonom [[Syahrir (ekonom)|Syahrir]] juga aktif dalam bisnis sekuritas dengan mendirikan perusahaan Syahrir Securities. Di bisnis perbankan, pengusaha asal [[Sungai Puar, Agam|Sungai Puar]] [[Anwar Sutan Saidi]], mendirikan Bank Nasional pada tahun 1930.<ref>http://www.cimbuak.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=1076</ref> Pada masa Orde Baru, beberapa pengusaha Minang yang terjun di bisnis perbankan antara lain [[Hasyim Ning]] (Bank Perniagaan Indonesia) dan Anwar Syukur (Bank Anrico).
 
=== Kesehatan dan Kosmetik ===
Baris 115:
 
=== Pertambangan ===
Industri pertambangan adalah salah satu bisnis yang diminati oleh pengusaha Minang. Mereka mulai banyak menggeluti bidang ini sejak dibukanya permodalan asing pada masa Orde Baru. Pengusaha Minang yang sukses di bidang ini antara lain [[Aminuzal Amin, [[Emil Abbas]], dan [[Oesman Sapta Odang]]. Di Malaysia pada akhir abad ke-19, [[Mohamed Taib bin Haji Abdul Samad]] merupakan pengusaha pertambangan yang sukses. Bersama saudaranya, Abbas bin Haji Abdul Samad, dia membuka pertambangan timah di [[Selangor]].<ref>Persatuan Melayu Selangor (PMS), Riwayat Hidup Haji Abdullah bin Haji Mohd. Taib, 15 April 1934</ref> Setelah lepas dari Inggris, [[Tunku Imran]] dan [[Tunku Naquiyuddin]] dari keluarga kerajaan [[Negeri Sembilan]], merupakan pengusaha pertambangan yang memiliki kekayaan cukup besar di Malaysia.
 
== Jaringan dan tantangan ==
Jaringan dan silaturahmi antarpedagang Minangkabau, terbangun antara lain melalui pertemuan yang dikenal dengan sebutan ''Silaturahmi Saudagar Minang'' (SSM); yang pertama kali diadakan di Padang pada tahun 2007 dan dihadiri tak kurang dari 700 pengusaha Minang dari seluruh dunia.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/73803/700-pengusaha-padang-se-dunia-bertemu-saat-lebaran "700 Pengusaha Padang se-Dunia Bertemu Saat Lebaran"] ANTARA News, 14 Agustus 2007.</ref>
 
Tidak seperti para pendahulunya, seperti Rahman Tamin, Sidi Tando, Hasyim Ning, Djohan & Djohor, Soetan Sjahsam, dan lainnya, yang merupakan pengusaha-pengusaha Indonesia terkemuka pada masanya,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=woSrAZ13P2IC&pg=PA51&lpg=PA51&dq=rahman+tamin+sidi+tando+hasyim+ning+djohan+djohor+soetan+sjahsam&source=bl&ots=sWGCsWu9qG&sig=ruwPQjihCVVoOWC5UQJqYVzfAoE&hl=en&sa=X&ved=0CCUQ6AEwAWoVChMI0POX8P2VxwIVTo-OCh2HHgVf#v=onepage&q&f=false Indonesia: The Rise of Capital] Richard Robison, ''Equinox Publishing'', 2009, ISBN: 978-979-3780-65-8.</ref> pencapaian pengusaha Minangkabau sekarangdewasa belumini termasukjauh dalam peringkat orang terkaya Indonesia, menurut daftar Forbes 50 (2013) dan Asia Globe 150 (2013), kecuali Oesman Sapta Odang, pengusaha berdarah Minang-Bugis, yang berada pada peringkat ke-100menurun.<ref>http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/#tab:overall</ref><ref>http://thejakartaglobe.beritasatu.com/archive/150-richest-indonesians-7/</ref> Demikian pula, potensi kerjasama pengusaha Minangkabau di rantau terhadap pembangunan di Provinsi Sumatera Barat masih belum memperlihatkan hasil yang signifikan,<ref>{{cite book
|title = Merajut potensi rantau: Solusi urang awak menghadapi masa depan
|authors = Firdaus, Risman Bustaman, Zulfison
Baris 136:
* [[Hasyim Ning]], merupakan pengusaha Minang sejak era Orde Lama. Bisnisnya bergerak di bidang otomotif, yaitu sebagai agen tunggal pemegang merek mobil-mobil asal [[Eropa]] dan [[Amerika Serikat]]. Dia juga merupakan pendiri [[Lippo Bank]]. Hasyim pernah dijuluki pers sebagai "Raja Mobil dan Henry Ford Indonesia". Dia sempat dituding sebagai boneka kapitalis ketika pada tahun 1954 perusahan yang dipimpinnya, Indonesia Service Company, mendapat kredit lunak sebesar 2,6 juta dollar AS dari Development Loan Fund.<ref>{{cite book|last=Navis|first=Ali Akbar|title=Pasang Surut Pengusaha Pejuang: Otobiografi Hasyim Ning|authorlink=Ali Akbar Navis|publisher=Grafitipers|year=1986}}</ref> Selain itu, bisnis Hasyim juga merambah perhotelan dan biro perjalanan.
* [[Rahman Tamin]], seorang pengusaha tekstil dengan merek Ratatex (Rahman Tamin Textile) yang terkenal hingga mancanegara. Tamin mengendalikan berbagai macam bisnisnya yang membentang antara Padang-Singapura-Jakarta.
* [[Abdul Latief (pengusaha)|Abdul Latief]] merupakan sosok sukses pengusaha Minangkabau di Jakarta. Bisnis Abdul Latief meliputi properti dan media dibawah bendera ALatief Corporation. Pasaraya dan TV One merupakan perusahaan terbesar milik Latief. Selain sukses sebagai pengusaha, Latief juga menjabat sebagai [[Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia|menteriMenteri Tenaga Kerja]] di pemerintahan [[Orde Baru]].
* [[Basrizal Koto]] merupakan pengusaha asal Pariaman yang menggeluti bisnis media, hotel, pertambangan, dan peternakan. Basrizal yang dikenal dengan Basko memiliki hotel yang berbasis di Pekanbaru dan Padang. Selain itu, dia memiliki peternakan sapi terbesar di Asia Tenggara.<ref>http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-minggu/profil/1id70615.html</ref>
* [[Datuk Hakim Thantawi]], merupakan pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan di bawah bendera Grup Thaha.
Baris 153:
* [[Fahrina Fahmi Idris]], seorang pengusaha muda yang bergerak di bisnis jasa keamanan, jasa konstruksi, serta desain interior. Ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
* [[Ismail Ning]], putra dari Hasyim Ning dan [[Ratna Maida Ning]] yang mengelola beberapa perusahaan, di antaranya PT Internux, Pacto Ltd, Metropolis Propertindo Utama, PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk, dan lainnya.
* [[Muhammad Lutfi]], pendiri dan pemilik Mahaka Grup yang bergerak di bidang penerbitan, media massa, energi dan lain-lain. Ia pernah menjabat Ketua [[HIPMI]] dan Kepala [[Badan Koordinasi Penanaman Modal]] (BKPM), sebelum jadimenjadi dutaMenteri besarPerdagangan Indonesia untuk [[Jepang]].
* [[Raja Sapta Oktohari]], pengusaha muda Indonesia yang mengelola beberapa perusahaan yang tergabung dalam OSO Group. Ia juga pernah dipercaya menjabat Ketua Umum HIPMI.
* [[Roby Irwanto]], pengusaha muda yang bergerak di beberapa bidang terutama properti. Perusahaannya, PT BroadBiz Asia telah membangun proyek hunian di beberapa wilayah di Indonesia.