Kadipaten Sumenep: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 57:
Selain mata pencaharian penduduknya yang bergantung dari hasil pertanian yang kurang menguntungkan, mata pencaharian penduduknya sebagian besar juga bergelut dalam bidang kelautan, hal inilah yang kelak menciptakan pelau-pelaut tangguh dari [[Pulau Madura]]. Selain itu mata pencaharian penduduknya juga berupa hasil pertanian garam, pertanian garam sendiri berkembang pada masa pemerintahan Pangeran Lor dan Pangeran Wetan. Hasil bumi tersebut berpusat di sekitar [[Selat Madura]] tepatnya di Desa Pinggirpapas, [[Kalianget, Sumenep|Kalianget]].
 
== Pengaruh Kerajaan Majapahit terhadap pemerintahan Kadipaten Sumenep ==
 
[[Berkas:Labhang Mesem.jpg|thumb|290px|''Labhang Mesem'' (pintu tersenyum), sebuah bangunan di Kompleks [[Keraton Sumenep]]. Arsitekturnya dipengaruhi oleh [[Yunani Kuno|Arsitektur Yunani]].]]
Wilayah Sumenep mulai dibawah pengaruh Kerajaan Majapahit semenjak awal pendirian pembangunnya, dengan rajanya [[Raden Wijaya]] yang bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana. Selain itu [[Arya Wiraraja]] yang semula menjadi Adipati Sumenep dibawah Kerajaan Singhasari diangkat sebagai adipati di wilayah timur Majapahit meliputi [[Blambangan]] dan [[Lumajang|Lamajhang]], sesuai janji [[Raden Wijaya|Prabu Kertarajasa Jayawardhana]] ketika meminta bantuan kepada Arya Wiraraja dalam membabat tanah Jawa. Sebagai ganti kedudukannya di Sumenep, ditunjuklah adik dari Arya Wiraraja yang bernama Arya Bangah sebagai adipati selanjutnya di wilayah Kadipaten Sumenep dengan gelarnya Arya Wiraraja II. Pada masa pemerintahannya, wilayah Kadipaten Sumenep yang notabene sudah masuk dalam wilayah Kerajaan Majapahit diberi keistimewaan dari dibebaskannya upeti sampai dengan pemerintahan [[Hayam Wuruk|Prabu Rajasanegara]] berkuasa atas Majapahit. Selanjutnya ketika Kerajaan Majapahit diperitah oleh [[Wikramawardhana|Prabu Wikramawardhana]], wilayah ini kembali diwajibkan menyetor upeti kepada Kerajaan Majapahit. Pada masa pengaruh Majapahit, wilayah Kadipaten Sumenep meliputi seluruh Pulau Madura den pulau-pulau yang ada di sekitarnya, seperti Pulau Sapudi, Kangean dan Masalembo.
 
== Pengaruh Kesultanan Demak terhadap pemerintahan Kadipaten Sumenep ==
 
Pengaruh [[Kesultanan Demak]] secara resmi di Kadipaten Sumenep berlangsung sejak pemerintahan Pangeran Lor dan Pangeran Wetan sampai masa pemerintahan Raden Mas Anggadipa. Ketika dibawah pengaruh Kesultanan Demak, wilayah Sumenep diwajibkan membayar upeti kepada Ratu Japan sebagai wilayah yang melindunginya.
 
Pada masa-masa ini, kekuasaan wilayah Kadipaten Sumenep meliputi daerah [[Sumenep]] dan [[Pamekasan]] yang lebih dikenal dengan sebutan Madura Timur (''Madura Wetan'')
 
== Pengaruh Kesultanan Mataram terhadap pemerintahan Kadipaten Sumenep ==
 
[[Berkas:Mataram Sultanate in Sultan Agung Reign id.svg|thumb|left|240px|Wilayah kekuasaan Kesultanan Mataram dalam masa pemerintahan [[Sultan Agung|Sultan Agung Hanyokrokusumo]] yang hampir meliputi seluruh [[Jawa]] dan [[Madura]].]]
Baris 77:
Pengaruh Kesultanan Mataram begitu terasa di Kadipaten Sumenep sampai saat pembubarannya. Pengaruh yang paling besar adalah pola pemerintahannya dan tata ruang kotanya yang mirip dengan kota-kota kerajaan di Jawa.
 
=== Stuktur Pemerintahan ===
 
Struktur pemerintahan di Kadipaten Sumenep memakai pola pengorganisasian yang mirip dengan pola pemerintahan di [[Kesultanan Mataram]] sebagai ibukotanya. Pemerintahan Lebet di wilayah ini hanya meliputi Gedong Negeri, Pengadilan Keraton, Kapengulon, Paseban, dan Rumah Tangga Keraton. Selain itu pemerintahan desa di wilayah Kadipaten Sumenep dibagi dalam beberapa kelompok desa, antara lain: Desa Daleman, Desa Percaton dan Desa Perdikan.
 
== Pengaruh VOC terhadap pemerintahan Kadipaten Sumenep ==
 
[[Berkas:Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I.jpg|thumb|220px|Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I, penguasa Kadipaten Sumenep tahun [[1811]]-[[1854]].]]
Hubungan [[VOC]] dengan pemerintahan di Kadipaten Sumenep sebenarnya sudah berlangsung sebelum perjanjian Pangeran Puger pada tahun [[1705]]. Namun karena pada masa itu situasi di lingkungan [[Kesultanan Mataram]] goyah, maka pada tahun [[1705]], VOC memaksakan suatu kehendak mengenai kekuasaan politik di Madura Timur kepada [[Pakubuwana I|Susuhunan Pakubuwana I]] sehingga terjadilah perjanjian antara kedua belah pihak, dan akhirnya wilayah [[Sumenep]] dan [[Pamekasan]] diberikan kepada VOC.
 
Selama menduduki Sumenep, status wilayah ini masih berupa ''Ke-Adipatian''. VOC tidak serta merta mengubah sitem pola pemerintahan di wilayah ini, para bangsawan keraton masih diberi kepercayaan untuk memerintah rakyatnya dengan syarat-syarat tertentu yang ditandangani oleh kedua belah pihak. Pemerintahan Kolonial, hanya mengawasi dengan menempatkan seorang wakilnya di Sumenep. Para Adipati juga di beri kesempatan untuk menjaga keamanan wilayahnya, maka oleh karena itu, Kadipaten Sumenep juga diberi kewenangan membentuk tentara keamanan yang berasal dari prajurit-prajurit keraton.
Baris 90:
Pengaruh-pengaruh VOC yang lainnya juga berpengaruh terhadap perkembangan arsitektur di Sumenep, Sebagian besar bangunan-bangunan pemerintahan dan rumah bangsawan Sumenep sedikit banyak dipegaruhi unsur kebudayaan Eropa.
 
== Pengaruh Hindia Belanda terhadap pemerintahan Kadipaten Sumenep ==
 
Seiring berjalannya waktu, Pemerintah [[Hindia Belanda]] mulai mengekang beberapa kebijakan Adipati, sampai pada tahun [[1883]], Pemerintah Kolonial mulai mengeluarkan peraturan yang yang menghapuskan pemerintahan pribumi, akibatnya, wilayah Sumenep yang semenjak tahun [[1269]] merupakan wilayah Kadipaten, harus dihapus sistem pemerintahannya dan memberikan tunjangan kepada para bangsawan agar tidak menimbulkan gejolak. Setelah dihapuskannya Ke-Adipatian di Sumenep, maka pada saat itulah wilayah ini mulai diperintah secara langsung oleh ''Nederland Indische Regening'' dengan mengangkat seorang Bupati.
Baris 184:
* [[Kabupaten Sumenep]]
 
== Pustaka ==
 
* Zulkarnaen, Iskandar. 2003. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan kebudayaan kabupaten Sumenep.