Lobi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: praktek → praktik
Najjarullah (bicara | kontrib)
k Pentingnya Lobi bagi Individu dan Organisasi
Baris 2:
: ''Untuk arti lainnya dari lobi, lihat [[Lobi (disambiguasi)]]''
 
== '''Pentingnya Lobi bagi Individu dan Organisasi''' ==
'''Lobi''' adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh [[individu]] ataupun [[kelompok]] dengan tujuan memengaruhi pimpinan [[organisasi]] lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun organisasi dan perusahaan pelobi.
Lobi sangat penting untuk diterapkan karena:
* Lobi diartikan sebagai rangkaian upaya untuk mendapatkan kepercayaan dari seluruh mitra bisnis.
 
* Keterampilan melobi semakin dirasakan penting mengingat tantangan organisasi
Lobi dalam konteks bisnis adalah upaya melakukan pemasaran atau penjualan dalam melakukan pendekatan kepada calon pembeli, baik perorangan maupun instansi. Dalam lobi bisnis ini biasanya dikemukakan, maksud, tujuan, dan penjelasan produk.
Dewasa ini yang semakin berat. '''Tantangan yang Dihadapi Organisasi (Soemirat & Elvinaro, 2003)'''
 
i.           Dinamika organisasi atau perusahaan semakin besar dan berkembang.
== Macam-macam istilah lobi ==
'''Pelobi''' adalah orang yang berusaha memengaruhi pembuat undang-undang (legislasi) maupun [[opini publik|pendapat umum]]. Biasanya mereka dibayar untuk melakukan pekerjaan ini. Dalam istilah yang lebih halus, pelobi adalah orang yang terlibat dalam [[hubungan masyarakat]].
 
ii.           Persaingan organisasi/perusahaan semakin ketat.
Dalam politik, '''pelobian''' diartikan sebagai bentuk partisipasi politik yang mencakup usaha individu atau kelompok untuk menghubungi pejabat pemerintah atau pemimpin politik dengan tujuan memengaruhi keputusan tentang suatu masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang.
 
iii.           Tuntutan, keinginan, dan harapan publik/masyarakat terhadap pelayanan pemenuhan kebutuhan informasi semakin tinggi.
'''Melobi''' adalah bentuk aktif dari kegiatan lobi, dimana pendekatan-pendekatan dilakukan secara tidak resmi. Melobi pada dasarnya merupakan usaha yang dilaksanakan untuk memengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandangan positif terhadap topik lobi, dengan demikian diharapkan memberikan dampak positif bagi pencapaian tujuan <ref>[http://www.jakartaconsulting.com/art-13-06.htm A.B. Susanto. Lobi dan Karier]</ref> .
 
iv.           Publik/masyarakat semakin kritis dan tidak mau kepentingannya terganggu.
Lobi juga dilihat sebagai sebuah (bentuk) tekanan oleh sekelompok orang yang mempraktikkan seni mendapatkan teman yang berguna dan memengaruhi orang lain.<ref name="Tarmudji 1993">Tarmudji, tarsis, Drs (1993). Kiat Melobi, Suatu Pendekatan non Formal, Yogya, Libery.</ref>
 
v.           Perkembangan teknologi komunikasi sangat luar biasa.
 
vi.           Besarnya pengaruh opini publik, citra, sikap terhadap keadaan sosial ekonomi, keberadaan, dan stabilitas suatu perusahaan semakin besar.
 
vii.           Media massa berpengaruh terhadap pembentukan opini publik/citra masyarakat terhadap suatu organisasi
 
viii.           Organisasi/perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi perusahaan tersebut. 
 
== Pihak-pihak yang terlibat dalam lobi ==
Baris 48 ⟶ 58:
Keberhasilan lobi pada satu pihak sama artinya dengan kerugian pada pihak lain. Pihak lain disini bisa jadi: kompetitor, masyarakat, ataupun mitra bisnis.
 
Sebagai profesi, pelobi masih dianggap negatif bagi sebagian masyarakat kita karena ada anggapan bahwa fungsi lobi untuk mewujudkan kepentingan pelobi saja dan bukan untuk kepentingan masyarakat banyak. Menurut Tarmudji (1993), karena sasaran pelobi sebagian besar adalah pejabat pemerintah, hal ini membuka peluang pejabat tersebut melakukan penyalahgunan wewenang, dimana satu pihak diuntungkan dan pihak lain dikalahkan dengan mendapatkan imbalan atau kompensasi tertentu berupa fasilitas, kemudahan, dan kemewahan <ref name="Tarmudji 1993">Tarmudji, tarsis, Drs (1993). Kiat Melobi, Suatu Pendekatan non Formal, Yogya, Libery.</ref>.
 
Asesoris tradisional dengan kecenderungan negatif lobi didalamnya termasuk "uang suap", "uang semir", pertemuan di hotel mewah dengan wanita cantik sebagai pendamping lobi, fasilitas seperti mobil, dan lainnya. Walaupun begitu lobi kini juga sudah bergeser ke dalam wujud yang lebih abstrak seperti "peluang", janji keuntungan, kepercayaan, dan bahkan segala sesuatu yang masih bersifat potensi dan belum nyata.