Kabupaten Aceh Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dibawah → di bawah, diatas → di atas
RajarFtfrf (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36:
 
Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di Kabupaten ini Tersedia 1 Pelabuhan Industri, yaitu Pelabuhan Pelabuhan Idi, Di Provinsi ini juga terdapat tiga jalan, yaitu jalan Negara, jalan Kabupaten dan jalan Provinsi. Panjang Jalan Provinsi adalah 89 km, panjang jalan Kabupaten adalah 1.100 km dan panjang jalan Negara adalah 102 km. Untuk industri tersedia 6 kawasan industri, yaitu Kawasan Industri UMKM Pisang Sale, Kawasan Industri Kelapa Terpadu, Kawasan Industri Pengolahan Rotan, Kawasan Industri Agro dan Perikanan, Kawasan Industri Kelapa Terpadu Timur (KITAT) dan Kawasan Industri Migas Pertambangan dan Energi yang didukung juga oleh fasilitas listrik dan telekomunikasi.
 
== Batas wilayah ==
{{batas_USBT|utara=[[Kabupaten Aceh Utara]], [[Selat Malaka]]|timur=[[Selat Malaka]], [[Kota Langsa]]|selatan=[[Kota Langsa]], [[Kabupaten Aceh Tamiang]], [[Kabupaten Gayo Lues]]|barat=[[Kabupaten Aceh Utara]], [[Kabupaten Aceh Tengah]], [[Kabupaten Bener Meriah]]}}
 
== Daftar Bupati ==
Baris 152 ⟶ 149:
'''Pemekaran'''
 
Sejak tahun 2000, Kabupaten Aceh Timur mengalami pembagianpemekaran yang ditujukan agar pembangunan kawasan itu merata. Daerah hasil pemekaran itu antara lain:
* [[Kota Langsa]] yang pada awalnya pusat ibukota Kabupaten Aceh Timur kemudian berubah status menjadi Kota Administratif Langsa dan akhirnya menjadi Kota Langsa.
* Kabupaten [[Aceh Tamiang]] yang mencakup 8 kecamatan.
'''Sejarah Aceh Timur'''
 
''Daratan Aceh Timur telah didiami manusia sejak Zaman Batu Pertengahan (Zaman Mesolitikum). Hal ini didasarkan kepada hasil penelitian yang dilakukan oleh DR. H. Kupper yang menyebutkan bahwa telah dijumpai perkakas yang terbuat dari batu bergosok sebelah yang digunakan oleh manusia tersebut pada penggalian dikawasan antara Kuta Binjai dan Alue Ie Mirah ± 15 Km dari Kota Idi.''
 
''Zaman Batu Muda (Neolitikum) di Asia Tenggara diperkirakan sekitar 1.000 tahun sebelum Masehi. Pada saat itu muncul Bangsa Proto Malay (Melayu Tua) yang menyebar ke berbagai penjuru termasuk Aceh Timur dan Aceh Utara. Kebudayaan mereka lebih maju dibandingkan dengan bangsa sebelumnya, mereka telah memasak makanan dan bercocok tanam.''
 
''<br>
''Kemudian sekitar 300 tahun menjelang Masehi muncul Bangsa Deutoro Malay (Melayu Baru) dengan kebudayaan yang lebih maju. Kedatangan mereka di Aceh membuat sebagian Bangsa Proto Malay (Melayu Tua) yang tidak mau berassimilasi mengungsi ke pedalaman. Menurut para ahli sejarah sisa-sisa Bangsa Proto Malay ini adalah nenek moyangnya orang Gayo, Batak, Nias dan Toraja.<br>
<br>
''Zaman Batu Muda (Neolitikum) di Asia Tenggara diperkirakan sekitar 1.000 tahun sebelum Masehi. Pada saat itu muncul Bangsa Proto Malay (Melayu Tua) yang menyebar ke berbagai penjuru termasuk Aceh Timur dan Aceh Utara. Kebudayaan mereka lebih maju dibandingkan dengan bangsa sebelumnya, mereka telah memasak makanan dan bercocok tanam.''
''Manakala perjalanan laut telah maju pesat, berdatangan pula ke Aceh para pedagang Parsia, Gujarat (India), China dan Eropah untuk berdagang dan mencari pohon Pohon Peureulak untuk dijadikan kapal. Setelah agama Islam berkembang di jazirah Arab diutus pula para pendakwah ke timur untuk menyebarkan agama Islam. Mereka ada yang mendarat di Peureulak dan menetap disana.<br>
<br>
''Kemudian sekitar 300 tahun menjelang Masehi muncul Bangsa Deutoro Malay (Melayu Baru) dengan kebudayaan yang lebih maju. Kedatangan mereka di Aceh membuat sebagian Bangsa Proto Malay (Melayu Tua) yang tidak mau berassimilasi mengungsi ke pedalaman. Menurut para ahli sejarah sisa-sisa Bangsa Proto Malay ini adalah nenek moyangnya orang Gayo, Batak, Nias dan Toraja.<br>
''Pada hari Selasa 1 Muharram 225 H (840 M) diproklamirkan berdiri nya Kerajaan Islam Peureulak dengan dinobatkannya Sayed Maulana Abdul Aziz Syah (840-864M) sebagai raja pertama, dengan ibukota kerajaan bernama Bandar Khalifah. Ibnu Bathuthah dan Marcopolo pernah berkunjung ke Peureulak dan menulis dalam catatannya bahwa negeri itu telah maju pesat di bawah pemerintahan seorang raja yang taat beragama. Masyarakatnya telah menganut agama Islam meskipun masih ada yang menganut paham animisme dan sangat primitif.''''''''
''<br>
''Manakala perjalanan laut telah maju pesat, berdatangan pula ke Aceh para pedagang Parsia, Gujarat (India), China dan Eropah untuk berdagang dan mencari pohon Pohon Peureulak untuk dijadikan kapal. Setelah agama Islam berkembang di jazirah Arab diutus pula para pendakwah ke timur untuk menyebarkan agama Islam. Mereka ada yang mendarat di Peureulak dan menetap disana.<br>
''Pada hari Selasa 1 Muharram 225 H (840 M) diproklamirkan berdiri nya Kerajaan Islam Peureulak dengan dinobatkannya Sayed Maulana Abdul Aziz Syah (840-864M) sebagai raja pertama, dengan ibukota kerajaan bernama Bandar Khalifah. Ibnu Bathuthah dan Marcopolo pernah berkunjung ke Peureulak dan menulis dalam catatannya bahwa negeri itu telah maju pesat di bawah pemerintahan seorang raja yang taat beragama. Masyarakatnya telah menganut agama Islam meskipun masih ada yang menganut paham animisme dan sangat primitif.''''''''{{butuh rujukan}}
 
== Batas wilayah ==
{{batas_USBT|utara=[[Kabupaten Aceh Utara]], [[Selat Malaka]]|timur=[[Selat Malaka]], [[Kota Langsa]]|selatan=[[Kota Langsa]], [[Kabupaten Aceh Tamiang]], [[Kabupaten Gayo Lues]]|barat=[[Kabupaten Aceh Utara]], [[Kabupaten Aceh Tengah]], [[Kabupaten Bener Meriah]]}}
 
== Referensi ==