Pegunungan Menoreh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda); perubahan kosmetika
Baris 5:
Daerah Pegunungan Menoreh secara geomorfologis mempunyai bentuklahan yang kompleks. Kompleksnya kondisi fisik daerah Pegunungan Menoreh adalah adanya proses endogenik dan eksogenik yang bekerja pada berbagai batuan hingga membentuk bentanglahan yang ada saat ini. Beberapa batuan ditemukan antara lain: batu pasir, napal pasiran, batu lempung, dan batu gamping pada Eosen Tengah; batuan andesit, breksi andesit dan tuff yang merupakan hasil aktivitas Gunungapi Menoreh pada Oligosen; batu gamping dan koral yang terendapkan pada Miosen Bawah; dan material koluvium yang terendapkan pada Zaman Quarter.
Perbukitan Menoreh dikenal dalam [[sejarah]] sebagai basis pertahanan [[Pangeran Diponegoro]] bersama para pengikutnya dalam [[Perang Jawa]] (1825–1830) melawan [[Hindia- Belanda]]. Salah satu puteranya yang bernama Bagus Singlon atau [[Raden Mas Sodewo]] (putera Pangeran Diponegoro dengan [[R.Ay. Mangkorowati]]) memimpin perlawanan di wilayah ini. Raden Mas Sodewo atau Ki Sodewo bertempur di wilayah Kulonprogo mulai dari pesisir selatan sampai ke Bagelen dan [[Samigaluh, Kulon Progo|Samigaluh]].
 
Pegunungan Menoreh juga sebagai sumber inspirasi dari nama kereta api [[Kereta api Menoreh|Menoreh]], KA ekonomi AC yang melayani Pasar Senen-Semarang Tawang.
Baris 20:
{{Topik Yogyakarta}}
{{Gunung di Indonesia}}
{{indo-geo-stub}}
 
[[Kategori:Gunung di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Gunung di Yogyakarta]]
[[Kategori:Pegunungan di Indonesia|Menoreh]]
 
 
{{indo-geo-stub}}