Jan van Swieten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda)
Baris 3:
 
== Kehidupan awal ==
Van Swieten terlahir sebagai putera seorang kolonel staf jenderal bernama Johannes van Swieten dengan istrinya Louise Jeanne Brodier. Pada usia 14 tahun ia mendaftar sebagai sukarelawan di Infanteri XVII di Biro Pasukan Belanda. 10 bulan kemudian ia diangkat sebagai [[kadet]] dan tetap demikian selama 2 tahun hingga tanggal [[26 Agustus]] [[1824]] menjadi [[letnan dua]] di Infanteri XVII. Pada bulan [[November]] [[1826]] ia layak masuk bagian ekspedisi, ditugaskan ke [[Hindia- Belanda]], di mana ia tiba di [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) pada bulan [[Januari]] [[1827]]. Karena perannya dalam [[Perang Diponegoro]], pada usia 21 tahun ia dianugerahi [[Militaire Willems-Orde]] Kelas IV. Ia kembali ke Belanda dan saat kembali ia dianugerahi gelar [[letnan satu]], dipindahkan ke Infanteri XII, lalu terlibat dalam [[Kampanye 10 Hari]] pada tahun [[1831]]. Antara tahun [[1830]]-[[1834]] ia berada di pasukan bergerak di [[Belgia]] dan dianugerahi medali atas jasanya dalam [[Perang Jawa]] dan salib besi. Pada akhir tahun [[1834]] ia pindah ke Indische Leger. Pada bulan [[September]] [[1835]], ia datang ke Batavia dan 2 bulan kemudian dianugerahi pangkat [[kapten]].
 
== Karier ==
Baris 16:
 
== Ekspedisi Aceh Kedua ==
Pada tahun [[1873]], Van Swieten kembali aktif di ketentaraan. Ia berusia 66 tahun ketika [[Daftar Penguasa Hindia- Belanda|Gubernur Jenderal]] [[James Loudon]] mengangkatnya sebagai panglima militer tertinggi yang memimpin Ekspedisi Aceh II.
 
Kemudian Van Swieten menganeksasi [[Aceh]] dengan pasukannya yang berjumlah besar setelah penaklukan istana dan menyatakan perang telah 'berakhir'. Artinya, ia tak lagi memberikan celah kepada pasukannya memburu kepala mukim. Dalam keadaan itu di karena tidak ada lagi perlawanan dan [[Sultan Mahmood]] telah mangkat akibat kolera, akhirnya kembalilah Van Swieten ke Batavia bersama pasukan intinya pada tanggal [[26 April]] [[1874]], dan meninggalkan sebagian besar pasukannya di Aceh.