Imperium Britania: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Brazil +Brasil)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda)
Baris 48:
[[Berkas:Fort St. George, Chennai.jpg|thumb|right|200px|Fort St. George yang didirikan di [[Chennai|Madras]] pada tahun 1639.]]
 
Pada akhir abad ke-16, Inggris dan Belanda mulai menentang monopoli Portugis terhadap perdagangan di Asia dengan bekerjasama membentuk kongsi dagang gabungan antara ''[[East India Company]]'' (EIC) milik Inggris dengan ''[[Vereenigde Oost-Indische Compagnie]]'' (VOC) milik Belanda pada tahun 1602. Tujuan utama dari kongsi-kongsi dagang tersebut adalah untuk menguasai pasar perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan, terutama di kawasan [[Hindia- Belanda|Kepulauan Hindia Timur]] serta wilayah sentral jaringan perdagangan di Asia; India. Pada akhirnya, Inggris dan Belanda justru saling bersaing memperebutkan supremasi perdagangan di Asia dari Portugis.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;13.</ref> Meskipun Inggris pada akhirnya bisa mengimbangi posisi Belanda sebagai kekuatan kolonial, dalam waktu singkat sistem keuangan Belanda melesat lebih maju dibandingkan dengan Inggris.<ref name="ferguson19">[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;19.</ref> Serangkaian peperangan antara Belanda dengan Inggris pada abad ke-17 turut memperpanas persaingan mereka di Asia. Permusuhan antara kedua negara ini baru berhenti setelah meletusnya [[Revolusi Agung]] pada tahun 1688, yaitu saat [[William III dari Inggris|William III dari Oranye]] naik tahta menjadi raja Inggris dan mengesahkan kesepakatan damai antara Inggris dan Belanda. Kesepakatan itu menyatakan kalau Belanda berhak menguasai perdagangan rempah-rempah di [[Hindia Timur]], sedangkan Inggris mendapatkan industri tekstil di [[India]]. Meskipun demikian, industri tekstil perlahan-lahan mulai menyalip perdagangan rempah-rempah Belanda dalam hal keuntungan dan penjualan. Kemudian, pada tahun 1720, kejayaan ekonomi Belanda berhasil disusul oleh Inggris.<ref name="ferguson19"/>
 
=== Persaingan dengan Perancis ===
Baris 87:
[[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|thumb|150px|[[Sir Thomas Stamford Bingley Raffles]].]]
 
=== Pendudukan Hindia- Belanda ===
Pada tahun 1811, tentara Inggris melancarkan serangan terhadap daerah-daerah yang diduduki oleh Belanda, termasuk [[Hindia Timur]] atau yang lebih dikenal dengan [[Hindia- Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]). Pasukan Inggris tidak mengalami kesulitan menghadapi pasukan Belanda. Selain itu, pasukan Belanda juga mendapat serangan dari pasukan raja-raja di [[Jawa]]. Serangan itu menyebabkan Belanda akhirnya menyerah kepada Inggris.<ref>{{Cite book|last=Sutrisno|first=Sulastin|year=2001|title=Dari lima penjajahan menuju zaman kemerdekaan|publisher=Indira|isbn=}}</ref> Oleh sebab itu, sejak tahun 1811 Hindia Timur menjadi jajahan Inggris dengan kongsi dagang EIC nya yang dipimpin oleh [[Gubernur-Jenderal]] [[Lord Minto]]. Lord Minto kemudian mengangkat [[Thomas Stamford Raffles]] sebagai pemegang kekuasaan atas Pulau Jawa dengan pangkat Letnan Gubernur Jenderal.<ref>{{Cite book|last=Notosusanto|first=Nugroho|year=1994|title=Sejarah nasional Indonesia I|publisher=Depdikbud|isbn=}}</ref>
 
Peristiwa yang terjadi di Eropa selanjutnya turut mempengaruhi kekuasaan Inggris di Hindia Timur. Napoleon berhasil dikalahkan dalam [[Pertempuran Leipzig]]. Sebagai dampak dari kekalahan Napoleon itu, pada tahun 1814 Inggris harus mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah dikuasainya melalui [[Perjanjian London]]. Raffles tidak setuju atas keputusan-keputusan itu.<ref>[[#refSutrisno|Sutrisno]], hal.&nbsp;46.</ref> Ia meletakkan jabatannya dan kemudian digantikan oleh Letnan Gubernur Jenderal [[John Fendall]]. Pada tahun 1816, Fendall menyerahkan Hindia Timur kembali kepada Belanda.<ref>[[#refNotosusanto|Notosusanto]], hal.&nbsp;34.</ref>
Baris 227:
 
[[Berkas:Bogor kebun raya.jpg|thumb|300px|[[Kebun Raya Bogor]], salah satu peninggalan Imperium Britania di Indonesia.]]
Di Indonesia, meski masa kekuasaannya singkat, Imperium Britania juga turut mewariskan beberapa pengaruh dan peninggalannya. Saat [[Raffles]] berkuasa, ia membagi [[Pulau Jawa]] menjadi 16 karesidenan, dengan tujuan untuk mempermudah pemerintah melakukan pengawasan terhadap daerah-daerah yang dikuasainya. Sistem karesidenan ini tetap dipakai sampai tahun 1964. Raffles juga membentuk susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan pada pengadilan Inggris. Selain itu, Raffles juga tertarik kepada sejarah, kebudayaan dan kesenian Jawa. Ketertarikannya ini diwujudkan dalam sebuah buku karangannya mengenai sejarah Jawa yang berjudul ''[[History of Java]]''. Warisan Raffles lainnya adalah sebuah kebun di ''Paleis Buitenzorg'' ([[Istana Bogor]]), yang merupakan tempat kediaman Raffles di Indonesia (saat itu bernama [[Hindia- Belanda]]). Berawal dari dari kebun istana ini, Raffles berkeinginan untuk mengumpulkan bermacam- macam tanaman yang ada di Indonesia hingga akhirnya kelak menciptakan [[Kebun Raya Bogor]].<ref>[[#refSutrisno|Sutrisno]], hal.&nbsp;48.</ref>
{{clear}}