Orang Maluku di Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda)
Baris 4:
== Sejarah ==
[[Berkas:Rietkerk Penning.jpg|right|150px|thumb|Medali peringatan kedatangan orang Ambon ke Belanda ("Medali Rietkerk"), bagi mantan tentara [[KNIL]] yang telah menjadi warganegara Belanda.]]
Menurut asal-usulnya, banyak orang Maluku yang bergabung sebagai anggota tentara Hindia- Belanda ([[KNIL]]). Ketika Indonesia mengumumkan kemerdekaan, 17 Agustus 1945, Belanda tidak mengakui dan mengklaim bahwa pemerintahan sipil Hindia- Belanda ([[NICA]]) harus dipulihkan. Perselisihan ini memuncak pada dua "aksi polisional" yang dalam sejarah Indonesia dianggap sebagai [[Agresi Militer Belanda|agresi militer]]. Dalam kedua aksi ini, banyak orang-orang Maluku terlibat dalam peperangan di pihak Belanda.
 
Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, [[27 Desember]] [[1949]], tentara Belanda harus angkat kaki dari Indonesia, termasuk Maluku. Namun, banyak orang Maluku pro-Belanda enggan meninggalkan tanah asal-usulnya. [[Chris Soumokil]], Jaksa Agung [[Negara Indonesia Timur]] (NIT), kemudian secara sepihak mengumumkan berdirinya [[Republik Maluku Selatan]] (RMS) pada tanggal [[25 April]] [[1950]], sebagai reaksi atas bergabungnya NIT (yang mencakup pula Maluku) ke dalam Republik Indonesia pada pertengahan April. Indonesia memandang RMS sebagai pemberontakan dan menjalankan ofensif militer.