Yeyen tertarik dengan sepakbolasepak bola sejak masih kecil. Setiap pulang sekolah ia selalu mampir di lapangan sepak bola milik PT. [[Semen Padang]], dan serius memperhatikan para pemain [[PSP Padang]] berlatih. Suatu ketika, salah seorang pemain PSP, [[Suhatman Imam]] mengajarinya cara menendang dan bermain bola.
Karena bakat sepakbolasepak bola-nya yang besar, akhirnya PSP-pun merekrutnya jadi pelapis pemain senior pada usia 16 tahun. Selanjutnya karier sepakbolanyasepak bolanya semakin bersinar dengan terpilihnya dia sebagai salah satu pemain yang dikirim ke [[Italia]] dalam proyek Primavera.<ref>[http://sport.detik.com/sepakbolasepak bola/read/2012/05/25/195537/1925207/76/yeyen-tumena-dkk-siap-ladeni-tino-asprilla-cs Yeyen Tumena dkk Siap Ladeni Tino Asprilla cs]</ref>
Pada tanggal 10 Desember 1996, dalam suatu pertandingan di putaran final [[Piala Asia]] melawan timnas [[Uni Emirat Arab]] di stadion Jeque Zayed, [[Abu Dhabi]], Yeyen berbenturan keras dengan kapten tim lawan sehingga ia menderita cidera parah. Sejak saat itu karier dan pamornya-pun menurun.
Baris 37:
Sepanjang karier profesionalnya di sepak bola, Yeyen sempat bermain dibeberapa klub, di antaranya [[PSM Makassar]], [[Persija Jakarta]], [[PSMS Medan]], [[Persma Manado]] dan lain-lain.
Setelah tidak lagi aktif sebagai pemain, Yeyen berkarier sebagai komentator sepak bola dan juga ikut mengurus persepakbolaanpersepak bolaan nasional di antaranya dengan menjadi pelatih tim yunior nasional dan anggota tim pencari bakat Badan Pembinaan dan Pengembangan Usia Muda [[PSSI]].<ref>[http://bola.viva.co.id/news/read/197681-mantan-pemain-timnas-sesalkan-keputusan-irfan Yeyen Tumena Sesalkan Keputusan Irfan]</ref> Disamping itu ia juga terjun ke dunia bisnis dengan menjadi seorang pengusaha.
