Hinduisme di Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Kerajaan Hindu-Buddha: minor cosmetic change
k Bot: Penggantian teks otomatis (-ibukota +ibu kota); perubahan kosmetika
Baris 4:
'''Agama [[Hindu]] [[Jawa]]''' merupakan suatu bentuk tradisi Hindu yang berkembang di [[Jawa]]. Dalam sejarah, agama Hindu telah memberikan pengaruh kepercayaan dan budaya di [[Jawa]], [[Indonesia]].
 
== Kerajaan Hindu-Buddha ==
{{utama|Era Klasik Jawa}}
Baik Pulau Jawa dan [[Sumatera]] telah sangat dipengaruhi budaya yang besar dari [[sub benua India]] selama milenium pertama dan kedua Masehi. Baik agama Hindu dan Buddha berbagi latar belakang sejarah yang sama dan keanggotaannya kala itu bahkan tumpang tindih di saat yang sama (seseorang dapat bersamaan memeluk [[agama Buddha]] dan juga Hindu), secara luas disebarkan di [[Asia Tenggara|Asia Tenggara Maritim]].
Baris 16:
Meskipun kebanyakan penduduk Jawa berkonversi ke agama Islam selama [[abad ke-15]] dan setelahnya, unsur-unsur penting adat istiadat dan kepercayaan agama Hindu Jawa (dan pra-Hindu) bertahan di kalangan rakyat jelata Jawa pribumi tradisional. Khususnya di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]], dimana apa yang disebut [[Abangan]] atau Muslim Jawa 'non-ortodoks' dominan. Para praktisi tradisi '[[Kejawen]]', yang menjunjung tinggi tradisi nenek moyang mereka, hidup berdampingan bersama dengan elemen masyarakat yang lebih ortodoks dan meng-Islamisasi.
 
== Pelestarian dan pengakuan ==
Agama Hindu atau penggabungan Hindu-animisme telah dipertahankan oleh sejumlah masyarakat tradisional Jawa yang menganggap keluarganya sebagai keturunan dari prajurit dan pangeran [[Majapahit]]. [[Suku Osing]] di [[Jawa Timur]] adalah sebuah komunitas yang agamanya menunjukkan banyak kesamaan dengan [[agama Hindu Dharma]] [[suku Bali]]. Sebagian masyarakat [[suku Tengger]] secara resmi adalah penganut Hindu, namun agama mereka mencakup banyak unsur [[Buddhisme]], termasuk penyembahan Buddha bersama dengan [[Trimurti]] agama Hindu, [[Siwa]], [[Wisnu]], dan [[Brahma]]. [[Suku Badui]] juga memiliki agama mereka sendiri yang menggabungkan corak-corak agama Hindu.
 
== Perkembangan ==
[[berkasBerkas:Simbol aum.png|thumb|right|120px|Simbol "'''[[Om]]'''" Hindu Jawa.]]
Meskipun sejarah mencatat sejarah tentang perlawanan terhadap Islamisasi yang lebih besar di Jawa Timur, jumlah penganut Hindu juga berkembang di Jawa Tengah dekat monumen Hindu kuno Prambanan. Perkembangan agama Hindu Jawa di era Indonesia modern berbeda-beda di tiap daerah. Dalam dua wilayah yang dekat dan budaya yang sama seperti wilayah [[Yogyakarta]], perkembangan agama Hindu hanya terjadi secara sporadis, sedangkan wilayah [[Klaten]] mengalami persentase tertinggi perkembangan Hindu Jawa. Beberapa kalangan berpendapat bahwa perbedaan ini berkaitan dengan perbedaan dalam persepsi Islam di antara penduduk suku Jawa di masing-masing daerah. Peristiwa tragis [[Pembantaian di Indonesia 1965-1966|pembunuhan massal terduga komunis 1965-1966]] di Klaten adalah jauh lebih mengerikan daripada yang terjadi di Yogyakarta, di Klaten lanskap politik telah jauh lebih kuat daripada yang dialami warga Yogyakarta. Karena para pembunuh terduga komunis di Klaten kala itu sebagian besar diidentifikasi sebagai [[Muslim]] dan mengatasnamakan [[Islam]], warga di wilayah Klaten tidak memilih Islam, tapi lebih memilih agama [[Hindu]] (dan juga [[Kekristenan di Indonesia|Kekristenan]]).
 
Keberadaan candi Hindu di suatu daerah kadang-kadang mendorong masyarakat lokal untuk menghubungkan diri kembali dengan agama Hindu, baik itu situs [[arkeologi]] [[candi]] yang direklamasi sebagai tempat ibadah agama Hindu, atau [[pura]] yang baru dibangun. Candi besar di [[Prambanan]], misalnya, terletak di wilayah Klaten. Sebuah pura agama Hindu baru yang penting di [[Jawa Timur]] adalah [[Pura Mandaragiri Semeru Agung]], yang terletak di lereng [[Gunung Semeru]], gunung tertinggi di Jawa. Perkembangan jumlah penganut agama Hindu juga terjadi di wilayah sekitar [[Pura Agung Blambangan]], kuil Hindu lain yang baru, dibangun di atas situs dengan sisa-sisa arkeologi yang dikaitkan dengan [[kerajaan Blambangan]], kekuasaan politik Hindu terakhir di Pulau Jawa, dan [[Pura Loka moksa Jayabaya]] (di desa [[Menang, Pagu, Kediri|Menang]] di [[Kediri]]) , di mana orang suci Hindu dan juga raja [[Jayabaya]] dipercaya telah mencapai pembebasan spiritual ([[moksa]]). Situs lain adalah [[Pura Pucak Raung]] yang baru di Jawa Timur, yang disebutkan dalam [[sastra Bali]] sebagai tempat dari mana [[Maharishi Markandeya]] mengumpulkan pengikut dan membawa agama Hindu ke Bali pada [[abad ke-5]] Masehi .
 
Sebuah contoh dari kebangkitan di sekitar situs arkeologi candi Hindu kuno diamati di [[Trowulan]], [[Mojokerto]], ibukotaibu kota kerajaan Hindu [[Majapahit]] yang melegenda. Sebuah gerakan Hindu lokal sedang berjuang untuk mendapatkan kembali sebuah bangunan candi yang baru digali, yang mereka ingin pulihkan kembali menjadi situs pemujaan Hindu. Candi ini akan didedikasikan untuk menghormati [[Gajah Mada]], yang telah mengubah kerajaan Hindu kecil Majapahit menjadi sebuah kerajaan besar di Nusantara. Kebangkitan agama Hindu di Jawa sebagian didorong oleh adanya wahyu Jawa terkenal dari [[Sabdapalon]] dan [[Jayabaya]]. Banyak pemeluk agama Hindu Jawa yang baru adalah anggota keluarga pendukung [[Partai Nasionalis Indonesia]] [[Soekarno]], dan sekarang mendukung [[Megawati Soekarnoputri]].
 
== Lihat pula ==
* [[Agama Hindu di Nusantara]]
* [[Agama Hindu di Asia Tenggara]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Topik Hindu}}
{{DEFAULTSORT:Hindu Jawa}}
[[kategoriKategori:Hindu di Indonesia]]
[[kategoriKategori:Jawa]]