Wardah Hafidz: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: minor cosmetic change
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 23:
Wardah tak suka ketika ditawarkan permohonan menjadi anggota Golkar saat mengisi formulir PNS. Ia pula tak suka dengan lingkungan kerja yang menurutnya terlalu banyak berbicara hal-hal nonakdemik seperti [[mobil]], jabatan, beli tanah, proyek ini-itu ketimbang urusan keilmuan.
 
Di kampus, Wardah terkenal paling suka mangkir mengenakan seragam ala pegawai negeri. Suatu hari ia menghadap ke rektorat. Meminta izin mundur. Pihak kampus mencoba menahan dan memaafkan kebengalan Wardah. Wardah bersikeras. Ia tak mau mendapatkan pengecualian, karena bersalah dengan sistem yang ada. Lagian di pikirannya, ia memang sudah tak betah dengan kehidupannya yang kurang menantang. "Saya tidak akan kemana-mana kalau di sini," ucapnya merasa.
 
Wardah lalu mental ke Jakarta. Melakukan apa yang disebutnya sebagai "gelandangan". Awalnya ikutan proyek penelitian LIPI soal Etos Kerja Pegawai Negeri dan Weltanschaung Ulama bersama konsultan peneliti [[Martin van Bruinessen]]. Lalu ia mulai masuk [[LSM]] terlibat urusan isu perempuan.
 
== Dunia aktivis ==
Pada tahun [[1993]] Wardah mulai terlibat di aktivitas kaum miskin kota melalui penelitian kaum miskin kota di [[Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat]]. [[Ekonomi Indonesia]] ketika itu sedang menanjak. Bonanza ide pembangunanisme dilakukan seraya diikuti praktik penggusuran-penggusuran
 
Wardah mulai melawan karena melihat banyak ketidakadilan dan kemelaratan yang diabaikan negara. Ia mulai sensitif dengan kompleksitas kemiskinan kota. Karena berusaha mengubah keadaan, memulihkan hak-hak kaum miskin agar lebih kritis dan ngerti haknya ia banyak menuai permusuhan dan dianggap provokator.
Baris 41:
 
{{DEFAULTSORT:Hafidz, Wardah}}
 
[[Kategori:Aktivis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Jombang]]