Angin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Reymon A (bicara | kontrib)
Nuri Astuti (bicara | kontrib)
Baris 603:
 
Angin Monsun yang datangnya dari arah Tenggara berfungsi sebagai pendorong udara menaiki dan melewati deretan pegunungan berikut : Pertama, Pegunungan Iyang, di sebelah Tenggara Probolinggo dengan puncaknya gunung Argopuro dan lamongan. Kedua, pegunungan Tengger di sebelah Selatan Pasuruan (Jatim) dengan puncaknya gunung Bromo. Setelah menaiki pegunungan ini dan melewati puncak puncak-puncaknya, kemudian terbentuklah angin Fohn yang menuruni lereng di bagian bawah angin. Angin Fohn yang menuju Probolinggo dinamakan Angin Gending, karena datangnya angin dari arah Gending.
 
'''Angin Brubu'''
 
Angin brubu adalah nama angin fohn di daerah Ujungpandang ( Makassar, Sulawesi Selatan ). Angin brubu, adalah angin panas yang bertiup di daerah Brubu-Makassar (Sulawesi Selatan). Semula berupa angin muson timur yang banyak mengandung uap air yang bergerak naik di sebelah timur Makassar dan turun ke lereng sebelahnya berupa angin yang bersuhu panas dan kering.
 
'''Angin Wambraw'''
 
Angin Wambraw ( Biak, Irian Jaya) Angin yang bersifat kering dan panas yang biasanya terjadi di irian jaya. Angin wambrau, adalah angin yang berasal dari angin muson timur.
 
=== Angin Muson ===
Baris 653 ⟶ 645:
 
Tornado banyak ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Meskipun begitu, sebagian besar tornado terjadi di Tornado Alley, [[Amerika Serikat]], walaupun banyak juga yang terjadi di semua tempat di [[Amerika Utara]]. Tornado juga sesekali terjadi di bagian tengah-selatan dan timur [[Asia]], bagian utara dan timur-tengah [[Amerika Selatan]], [[Afrika Selatan]], barat laut [[Australia]] dan [[Selandia Baru]]. Tornado dapat dideteksi sebelum atau ketika terjadi dengan menggunakan Pulse-Doppler radar dengan mendeteksi pola kecepatan dan data reflektivitas.
 
===== Angin Puting Beliung =====
 
'''PROSES TERJADINYA ANGIN PUTING BELIUNG'''
 
Angin puting beliung pada umumnya terjadi pada musim pancaroba di kala siang ataupun sore hari. Fase terjadinya puting beliung memiliki kaitan yang erat dengan fase tumbuh awan cumulonimbus. Adapun fase terjadinya puting beliung adalah sebagai berikut :
# Fase tumbuh – Di dalam awan terjadi arus udara yang naik ke atas dengan tekanan yang cukup kuat. Pada saat ini proses terjadinya hujan belum turun karena titik-titik air serta kristal es masih tertahan oleh arus udara yang bergerak naik menuju puncak awan.
# Fase dewasa atau masak – titik-titik air yang tidak lagi tertahan oleh udara akan naik menuju puncak awan. Hujan kemudian akan turun dan menimbulkan gaya gesek antara arus udara yang naik dan yang turun. Pada fase ini, temperatur massa udara yang turun memiliki suhu yang lebih dingin dibandingkan dengan udara disekelilingnya. Pada arus udara yang naik ataupun turun dapat timbul arus geser yang memuntir lalu membentuk pusaran. Arus udara yang berputar semakin lama semakin cepat akan membentuk sebuah siklon yang “menjilat” bumi atau yang disebut pula dengan angin puting beliung.  Angin puting beliung, dapat disertai dengan hujan yang deras dan membentuk pancaran air.
# Fase punah – Dalam masa punah, tidak ada massa udara yang naik namun massa udara akan meluas di seluruh awan. Pada akhirnya proses terjadinya awan mengalami kondensasi akan berhenti dan udara turun melemah sehingga pertumbuhan awan akan berakhir.
 
'''SIFAT DAN KARAKTERISTIK PUTING BELIUNG'''
 Puting beliung dihasilkan utamanya dari awan kumulonimbus.
 
 Kejadiannya seringkali di wilayah dataran rendah. Kasus puting beliung di wilayah dataran
tinggi diakibatkan oleh kawasan panas kota.
 
 Puting beliung dapat dihasilkan jika terdapat dua buah massa udara berlainan suhu udara,
kerapatan dan arah angin.
 
 Puting beliung terjadi dalam rentang waktu yang relatif singkat, biasanya kurang dari 1
jam. Selama puting beliung, kecepatan angin dapat melebihi 60 km/jam.
 
 Puting beliung dapat hadir bersama hujan es, jika arus udara turun yang ada cukup kuat.
 
 Sebagai pertimbangan dalam prediksi puting beliung, kita bisa melihat pada peta
cuaca/skew T – log P diagram beberapa parameter sebagai berikut: CAPE sebesar > 1500
J/kg, Lifted Index < - 2, Indeks Showalter < -3, dan arah angin berpotensi menimbulkan
perbatasan massa udara.
 
=== Hurricane ===
Baris 735 ⟶ 699:
 
Doldrum merupakan DaerahKonvergensi Antar Topik (DKAT). Oleh karena itu, letaknya tidak tetap mengikuti perjalanan semu harian mathari ke arah utara dan selatan dan suhunya selalu tinggi.
 
===== Angin Puting Beliung =====
 
Puting Beliung merupakan angin skala meso yang seringkali terjadi di wilayah dataran rendah. Puting beliung dihasilkan utamanya dari awan kumolonimbus dan terjadi dalam tiga fase. Fase pertama adalah fase tumbuh yaitu terjadinya arus udara naik dengan tekanan yang cukup kuat di dalam awan. Fase kedua adalah fase dewasa yang terjadi ketika titik-titik air tidak lagi tertahan oleh udara sehingga naik ke permukaan awan. Hujan kemudian akan turun dan menimbulkan gaya gesek antara arus udara yang naik dan yang turun. Arus geser antara udara yang naik dan turun tersebut dapat memuntir lalu membentuk pusaran. Arus udara yang berputar semakin lama semakin cepat akan membentuk sebuah siklon yang “menjilat” bumi atau yang disebut pula dengan angin puting beliung. Puting beliung terjadi dalam rentang waktu yang relatif singkat, kurang dari 1 jam. Selama puting beliung, kecepatan angin dapat melebihi 60 km/jam.
 
=== Angin Puyuh ===
Angin puyuh merupakan jenis puting beliung yang mengeluarkan corong. Corong yang terbentuk dari tetes-tetes air atau debu tersebut menghubungkan awan dengan permukaan tanah. Angin puyuh terjadi dari olakan pada perbatasan udara panas dengan udara yang lebih dingin. Kecepatan angin puyuh di Indonesia sekitar 80 - 100 km/jam yang dapat terdeteksi radar jika di set ke mode velocity scan.
 
=== ''Gust Front'' ===
Awan ''Cumulonimbus'' adalah jenis awan kumulus dengan ketebalan vertikal yang besar dan terdiri atas campuran kristal es di bagian atas dan tetes air di bagian bawah. Karakteristik ini menyebabkan awan Cb akan menurunkan hujan deras dalam waktu yang singkat. Awan ini juga sering menghasilkan kilat (''lightning'') dan guntur (''thunder'') karena terbentuknya lapisan elektrik positif dan negatif dalam awan. Kumulonimbus semacam inilah yang sering disebut badai guntur (''thunderstorm''). ''Thunderstrom'' menghasilkan aliran udara ke bawah yang sangat kuat. Penyebabnya adalah adanya udara kering di atmosfer yang lebih rendah. Udara kering tersebut menyebabkan sebagian hujan yang jatuh menguap dan mendinginkan udara. Dengan menghilangnya udara dingin (naiknya udara panas) menyebabkan keluarnya aliran udara ke tanah dengan sudut tertentu. Pada bagian batas dari sebaran, aliran akan berputas vertikal ke atas membentuk ''vortex vertical''. Batas dari persebaran udara dingin yang bergerak sangat cepat disebut ''Gust Front''. ''Gust front'' pernah terjadi di Makasar 1 Februari 2012. Gust front bertiup dalam barisan, sehingga efeknya mencakup daerah yang cukup luas (bisa setingkat kabupaten).
 
=== ''Downburst'' ===
''Thunderstorm'' juga bisa menimbulkan fenomena '''downburst''' yang sifatnya dingin dan dapat membawa hujan es. Fenomena ini berupa hempasan udara yang sangat kuat dari dasar awan secara vertikal ke bawah hampir tegak lurus permukaan bumi untuk kemudian menyebar dalam arah radial. Hujan yang jatuh menghasilkan hambatan di udara sehingga memaksa angin untuk turun ke bawah. Angin yang diikuti oleh gust front terjadi secara intensif dan merusak. Area yang diliputi oleh downburst ini antara <1 sampai 10 km (lebih lokal daripada ''Gust Front").
'''Downburst''' ini bisa dikategorikan lagi menjadi dua, yaitu : '''Macroburst''' (''downburst'' yang terjadi pada area dengan radius lebih dari 4 km dan berdurasi sekitar 5-30 menit) dan '''microburst''' (''downburst'' yang terjadi pada area dengan radius kurang dari 4 km dan berdurasi hanya sekitar 2-5 menit). Kedua jenis ''downburst'' tersebut sangat berbahay'\a bagi penerbangan, terutama saat pendaratan. ''Horizontal flow'' akan mempercepat laju pesawat saat akan mendarat, dan apabila pilot menahan laju pesawat maka pesawat bisa masuk ke area ''vertical flow'' yang akan menghempas pesawat ke bawah dengan sangat kuat.
 
== Pola Angin Umum ==