Ar-Rahman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 36.76.151.103 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Relly Komaruzaman
penjelasan Ar-Rahman dan Ar-Rahhim
Baris 23:
# Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
 
=== Ar Rahmaan diartikan sebagai Maha Pengasih (Umum) ===
 
Pengasih apabila dipahami sebagai '''Pemberian'''
 
Pertama,Ar-Rahman harus dipahami apabilaatau Maha Pengasih maka maknanyaPemberi ialah segala sesuatunya diberi atau dikasih oleh [[Allah]] SWT. Sesuatu yang sudah diberikan akan menjadi milik si penerima. Sebagai contoh bila A memberikan Kue kepada B, maka kue tersebut menjadi milik B. Terserah pada B apakah kue itu hendak dimakan, B mempunyai kebebasan atas kue tersebut (karena kue tersebut sudah menjadi miliknya). A tidak dapat turut campur lagi atas kepemilikan kue tersebut dan tidak berhak mengambil kembali apalagi dilakukan secara paksa.
 
Ilustrasi di atas apabila diterapkan pada kenyataan dalam kehidupan kitamenjelaskan bahwa dikatakan [[Allah]] SWT memberi nyawa sehingga manusia dapat hidup dengandidunia adanyadan nyawadiberi tersebut,kebebasan semestinyauntuk [[Allah]]memilih. tidakHal perlutersebut pedulimenjelaskan akanbahwa dipergunakansifat apakahAr-Rahman nyawaberlaku itubagi olehsiapa manusiasaja, akanmuslim tetapiatau dalam kenyataanya manusia diatur bagaimanakah cara menggunakan nyawa itutidak.
 
sedangkan untuk kehidupan setelah mati, Allah SWT akan bersifat Ar-rahim atau Maha Pengasih kepada muslim yang beriman dan beramal shaleh saja.
Kedua, apabila manusia dikasih nyawa berarti nyawa menjadi milik manusia, lalu mengapakah nyawa tersebut diambil kembali oleh-Nya dan harus dikembalikan kepada-Nya? Kenapakah bila nyawa itu diambil tidak meminta izin dulu dahulu kepada manusia selaku 'pemilik nyawa' (karena telah telah dikasih nyawa oleh [[Allah]], katanya telah di kasih kok di ambil kembali tanpa peringatan dan kenapa pula manusia harus mempertanggung jawabkannya diakhirat kelak? Jadi bila Ar Rahmaan diterjemahkan Maha Pengasih menjadi kurang tepat karena ada sekit kerancuan, apakah dibenarkan bila pada [[Allah]] ada kerancuan?
 
'''Ar Rahhim diartikan sebagai Maha Penyayang (Khusus)'''
Kaidah-kaidah dalam mengasih/ atau memberi adalah :
# Ada yang memberi/mengasih?
# Ada yang diberi/dikasih?
# Apa yang diberinya/dikasihnya?
# Dimanakah tempat diberinya/dikasihnya?
# Kapankah waktu diberikannya/dikasihnya?
# Siapakah saksi untuk kejadian mengasih itu?
# Bagaimanakah ucapan/ikrar dari yang mengasih kepada yang dikasih, bagaimana tepatnya?
# Bila [[Allah]] dikatakan sebagai yang mengasih, Bukankah sudah dikasih pada kita dan menjadi milik kita mengapa pulakah Dia mengambilnya kembali?
# Kenapakah harus ada pertanggung jawaban di akhirat kelak atas barang yang dikasih tersebut?
 
Ar- Rahhim atau Maha Pengasih bagi seluruh muslim yang beriman dan beramal shaleh, juga Maha Adil, itulah yang menyebabkan adanya hari pembalasan yang adil di[[akhirat]] kelak. Setiap orang akan diberikan balasan sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya semasa di dunia, manusia seharusnya menggunakan hidup dengan cara yang diperintahkan oleh Allah SWT agar memperoleh sifat Ar-Rahhim karena kehidupan Akhirat adalah yang kekal abadi .
Banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang harus diselesaikan apabila dipergunakan Maha Pengasih sebagai terjemahan ''Ar Rahmaan''. Sehingga kadang orang langsung berkata ''pusing'' dan tidak usah dipikirkan, pokoknya begini. Yang berakhir kepada taklid buta bukanya berdasarkan pemahaman yang sempurna. Bukankah Al Qur'an memerintahkan kita untuk memahaminya?
Bagaimana akan benar dikatakan ibadah ke [[Allah]] apabila tidak diketahui, rancu, bingung dan sesat dalam pemahamannya?
 
Akan lain halnya apabila mengatakan ''Ar Rahmaan'' berarti yang memiliki nikmat panjang/besar dari dunia hingga akhirat. Semua adalah milik Allah maka kita diwajibkan ibadah kepadaNya dengan sebenar-benarnya ibadah. Apabila ibadahnya sesuai dengan kaidah [[Iman]] dan [[Islam]] maka tergolong dalam yang menjadaptkan sifat ''Ar Rahmaan'' yaitu sebagai pewaris nikmat panjang dari dunia hingga [[akhirat]] kelak.
 
3. Ar Rahmaan apabila dipahami sebagai asma Dzat yang memiliki memiliki nikmat panjangpendek atausebatas besar daridi dunia hinggasaja dari akhirat dan [[Ar Rahiim]] sebagai asma Dzat yang memiliki nikmat pendekpanjang sebatasatau dibesar dunia saja(Kekal).
2. Pengasih apabila diartikan sebagai Perasaan sayang atau perasaan cinta.
 
Bila seseorang meng-kasihi seseorang atau sesuatu maka Ia akan melakukan apa saja bahkan memberikan apa saja untuk orang yang dikasihinya. Apabila dikatakan bahwa [[Allah]] itu maha pengasih (tiada bandingannya dalam mengkasihi manusia) mengapakah pula harus ada siksa di dunia dan akhirat? mengapakah harus ada susah dan sedih, repot dan gembira? Biasanya bila kita mengasihi sesuatu maka kita tidak ingin yang kita kasihi itu disiksa bukan? sementara di [[Al Qur'an]] jelas jelas diterangkan siksa neraka itu bagaimana dasyat dan pedihnya. Mengapakah [[Allah]] tega untuk menyiksa manusia sementara Dia yang dikatakan Maha Pengasih dari semua yang Pengasih? Apakah layak sesuatu disebut pengasih akan tetapi sebenarnya merupakan penghukum atau penyiksa?
 
Biasanya orang berargumentasi bahwa selain Maha Pengasih juga Maha Adil, itulah yang menyebabkan adanya hari pembalasan yang adil di[[akhirat]] kelak. Hal inipun memunculkan suatu pertanyaan lain manakah yang lebih kuat perasaan Maha Kasihnya atau Maha Adilnya? karena memberikan kelebihan sesuatu atas sesuatu sudah tidak mencerminkan sifat adil. Apabila dikatakan seimbang kadar kasih dan adilnya akan memunculkan pula pemikiran-pemikiran lainnya sehingga sifat kasihnya akan tertelan oleh sifat adil baik secara samar maupun nyata. Pada umumnya orang memakai Maha Pengasih sebagai terjemahan kata Ar Rahmaan.
 
 
3. Ar Rahmaan apabila dipahami sebagai asma Dzat yang memiliki nikmat panjang atau besar dari dunia hingga akhirat dan [[Ar Rahiim]] sebagai asma Dzat yang memiliki nikmat pendek sebatas di dunia saja.
 
Tentu banyak yang bertanya-tanya mengapakah diartikan sebagai pemilik nikmat panjang dari dunia hingga akhirat? Banyak sekali alasannya di antara adalah