Kutoarjo, Purworejo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kabupaten Purworejo
Baris 13:
Menurut sejarah, Kutoarjo pada masa penjajahan [[Hindia Belanda]] merupakan ibukota kabupaten Semawung. Pada tahun 1934 wilayahnya kemudian digabung dengan [[Kabupaten Purworejo]]. Pola pembangunan perkotaan di Kutoarjo hampir sama dengan Purworejo karena pernah menjadi pusat pemerintahan. Setelah bergabung dengan [[Kabupaten Purworejo]] posisi Kutoarjo bukan lagi sebagai ibukota kabupaen namun daerah setingkat diatas kecamatan atau dikenal dengan [[Kawedanan]]. setelah indonesia merdeka dan penetapan [[Jawa Tengah]] sebagai provinsi pada tahun 1950 kedudukan Kutoarjo hanyalah kota kecamatan. Pola pembangunan dan penataan kota yang khas dapat dilihat dari adanya [[Alun-alun]], [[Pendapa]], [[Masjid]] dan gedung-gedung pemerintahan yang berdekatan.
 
Kecamatan Kutoarjo memiliki kelebihan dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain di [[Kabupaten Purworejo]]. Salah satu kelebihan yang dimiliki yaitu merupakan kota kecamatan paling ramai selain kota [[Kabupaten Purworejo]]. Kutoarjo dilewati langsung oleh [[Jalan Nasional Rute 3]] dan jalur kerete api lintas selatan sehingga banyak pengguna kendaraan umum yang turun di Kutoarjo sebelum melanjutkan perjalanan ke kampung. Selain itu, [[Stasiun kereta api]] terbesar di [[Kabupaten Purworejo]] <nowiki/>berada di Kutoarjo. [[Stasiun Kutoarjo]] merupakan stasiun besar tipe B yang terletak di Kelurahan [[Semawung Daleman, Kutoarjo, Purworejo]]. Stasiun ini melayani naik turun penumpang baik kelas Ekonomi, Ekonomi Plus, Bisnis, Eksekutif dan Komuter, hampir semua kereta api penumpang lintas selatan [[Jawa]] berhenti di stasiun ini. Terdapat pula [[Perusahaan otobus]] (PO) Sumber Alam di Kutoarjo.
 
[[Berkas:KTA-01.JPG|thumb|261x261px|Stasiun Kutoarjo]]