Kekaisaran Brasil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 76:
'''Kekaisaran Brasil''' adalah sebuah negara yang berdiri pada abad ke-19 dan meliputi wilayah yang kini merupakan bagian dari [[Brasil]] dan [[Uruguay]]. Negara ini merupakan [[monarki konstitusional]] [[sistem parlementer|parlementer]] [[demokrasi representatif|representatif]] yang dipimpin oleh Kaisar [[Dom (gelar)|Dom]] [[Pedro I dari Brasil|Pedro I]] dan putranya, Dom [[Pedro II dari Brasil|Pedro II]]; keduanya merupakan anggota [[Wangsa Braganza]], salah satu cabang [[Dinasti Kapetia]]. Awalnya Brasil merupakan [[Brasil Kolonial|koloni]] [[Kerajaan Portugal]]. Wilayah ini kemudian menjadi pusat kedudukan [[Imperium Portugal]] pada tahun 1808 dengan [[Rio de Janeiro]] sebagai ibukotanya setelah Dom [[João VI dari Portugal|João VI]] melarikan diri dari Portugal akibat invasi [[Napoleon I]]. João VI nantinya kembali ke Portugal dan meninggalkan putra sulung dan penerusnya, Pedro, di Brasil sebagai wali raja. Pada 7 September 1822, Pedro menyatakan [[kemerdekaan Brasil]] dan ia diangkat menjadi Kaisar Brasil pertama pada tanggal 12 Oktober setelah berhasil memenangkan perang melawan Portugal. Negara baru ini sangat besar, tetapi berpenduduk jarang dan memiliki keanekaragaman etnis.
 
Tidak seperti [[Amerika Hispanik|republik-republik Hispanik]] di sekelilingnya, Brasil menikmati stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi, serta secara [[konstitusi]]onal menjamin kebebasan berpendapat dan menghormati hak-hak sipil, walaupun terdapat batasan bagi perempuan dan budak; bahkan budak dianggap bukan sebagai warga negara, tetapi sebagai properti. Parlemen Kekaisaran Brasil yang [[bikameralisme|bikameral]] dan badan legislatif di tingkat provinsi dan lokal dipilih melalui metode yang relatif demokratis pada masa tersebut. Akibatnya, meletus konflik ideologis antara Pedro I dengan faksi di parlemen terkait peran raja dalam pemerintahan. Pedro I juga menghadapi permasalahan lain, seperti kegagalan dalam [[Perang Cisplatina]] melawan [[Provinsi Bersatu Río de la Plata]] yang mengakibatkan lepasnya salah satu provinsi Brasil (nantinya menjadi [[Uruguay]]) pada tahun 1828. Walaupun berperan penting dalam memerdekakan Brasil, Pedro menjadi Raja Portugal pada tahun 1826, tetapi mengundurkan diri untuk memberikan jabatan kepada putri tertuanya. Dua tahun kemudian tahta sang putri diambil alih oleh adik Pedro  I. Karena merasa tidak mampu mengurus masalah Brasil dan Portugal secara bersamaan, Pedro I mengundurkan diri dari jabatan Kaisar Brasil pada tanggal 7 April 1831 dan kemudian langsung berangkat ke Eropa untuk [[Peperangan Liberal|mengembalikan putrinya ke tahta]].
 
Penerus Pedro I adalah putranya yang masih berumur lima tahun, Pedro II. Karena Pedro masih kecil, perwalian yang lemah diadakan. Kekosongan kekuasaan yang diakibatkan oleh ketiadaan kaisar sebagai penentu dalam sengketa politik mengakibatkan perang saudara regional antara faksi-faksi lokal. Walaupun mewarisi negara yang berada di ambang kehancuran, setelah dewasa Pedro II berhasil membawa perdamaian dan kestabilan, serta membuat Brasil menjadi kekuatan internasional baru. Brasil berhasil memenangkan tiga konflik internasional ([[Perang Platina]], [[Perang Uruguay]], dan [[Perang Paraguay]]), serta sengketa-sengketa internasional lain dan perselisihan-perselisihan domestik. Berkat kesejahteraan dan perkembangan ekonomi, banyak imigran yang datang dari Eropa, termasuk imigran [[Protestan]] dan [[Yahudi]], walaupun Brasil sendiri mayoritas tetap beragama [[Katolik]]. [[Perbudakan]], yang sebelumnya menyebar luas, mulai dibatasi oleh berbagai undang-undang hingga akhirnya dihapuskan pada tahun 1888. Seni rupa, sastra, dan teater Brasil juga berkembang pada masa ini. Walaupun sangat dipengaruhi oleh gaya Eropa dari [[Neoklasikisme]] hingga [[Romantisisme]], masing-masing konsep disesuaikan agar dapat menghasilkan budaya khas Brasil sendiri.