Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syusuf2016 (bicara | kontrib)
perbaikan penulisan dan pengembangan. haturnuhun. mks.
Syusuf2016 (bicara | kontrib)
k →‎Pendiri Thoriqoh Qoodiriyah Naqsyabandiyah: desa Tanjungkerta, Pagerageung, Tasikmalaya
Baris 20:
Syaikh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad di kalangan para ikhwan (murid-muridnya) lebih dikenal dengan panggilan '''[[Abah Sepuh]]''' (lahir [[1836]] - wafat [[25 Januari]] [[1956]] usia 120 tahun). Karena usia memang sudah tua atau sepuh, saat itu usianya sekitar [[115]] tahun. Di antara murid-muridnya ada yang paling menonjol dan memenuhi syarat untuk melanjutkan kepemimpinannya. Murid tersebut adalah putranya sendiri yang ke-[[5]] yaitu [[Abah Anom]], K.H.A. Shohibulwafa Tajul Arifin diangkat sebagai (wakil Talqin) dan sering diberi tugas untuk melaksanakan tugas-tugas keseharian.
 
Oleh karena itu para ikhwan tarekat memanggil '''[[Abah Anom]]''' (Kyai Muda) karena usianya sekitar [[35]] [[tahun]]. Sepeninggal ''''Syaikh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad''' sebagai mursyid Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah yang berpusat di [[Pondok Pesantren Suryalaya]] dilanjutkan oleh '''Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin''' atau K.H.A. Shohibulwafa Tajul Arifin ( [[Abah Anom]]) ({{lahirmati|Kampung Godebag, Suryalaya, Desa [[Tanjungkerta, [[Kecamatan Pagerageung]], [[Kabupaten Tasikmalaya]] |1|1|1915|[[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]]|5|9|2011|}}) sampai sekarang, mempunyai wakil talqin yang cukup banyak dan tersebar di 35 wilayah, termasuk [[Singapura]] dan [[Malaysia]].
 
==Inti Ajaran Tarekat==