Soetjipto Soedjono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Wakil Ketua MPR menggunakan HotCat |
profil |
||
Baris 1:
Ir. '''Soetjipto Soedjono''' ({{lahirmati|[[Trenggalek]]|13|8|1945|[[Surabaya]]|24|11|2011}}), merupakan tokoh inventor teknik sipil dan politisi terkemuka di [[Indonesia]]. Diawali dari Posko Pandegiling di Jawa Timur, Sutjipto
== Biografi ==
Baris 8:
* Jabatan: Sekretaris Jenderal PDI-P, Wakil Ketua MPR-RI
* Keahlian: Penemu Teknik Fondasi Sarang Laba-laba
* Pendidikan: S1 Teknik Sipil [[Institut Teknologi Sepuluh Nopember]] (ITS)
== Penemu Pondasi Sarang Laba-Laba ==
Dalam jangka dua tahun (3 Desember 2007 hingga 1 Desember 2009), inovasi ini telah mendapat lima penghargaan, salah satunya Penghargaan Upakarti dengan kategori Rintisan Teknologi sebagai Pondasi Ramah Gempa. Temuannya == Karier ==
Insinyur Sutjipto lebih populer sebagai politisi ketimbang bidang konstruksi keahliannya. Nama pria kelahiran [[Trenggalek]] ini mencuat kepermukaan saat terjadinya konflik dalam tubuh PDI Jawa Timur. Soetjipto memilih mendukung DPP PDI pimpinan Megawati Soekarnoputri. Pilihan ini mengantarkannya menjabat Sekjen PDI-P dan Wakil Ketua MPR.
Ia memimpin kader dan simpatisian PDI di [[Jawa Timur]] melawan campur tangan pemerintah dalam tubuh PDI. Dia pun memindahkan markas PDI ke kantor CV. Bumi Raya, perusahaan jasa konstruksi miliknya. Sebab kantor lama masih dikuasai kubu Latief Pudjosakti. Sebuah bentuk perlawanan kepada pemerintah yang otoriter sekaligus sebagai wujud dukungan kepada kepemimpinan Megawati yang didukung oleh arus bawah.▼
▲Ia memimpin kader dan simpatisian PDI di [[Jawa Timur]] melawan campur tangan pemerintah dalam tubuh PDI. Dia pun memindahkan markas PDI ke kantor CV. Bumi Raya, perusahaan jasa konstruksi miliknya. Kantor ini dikenal sebagai Posko Pandegiling, kemudian dikenal dengan nama PDI Perjuangan. Sebab kantor lama masih dikuasai kubu Latief Pudjosakti. Sebuah bentuk perlawanan kepada pemerintah yang otoriter sekaligus sebagai wujud dukungan kepada kepemimpinan Megawati yang didukung oleh arus bawah.
Pilihannya membela dan menjunjung demokrasi itu, telah mengantarkan lulusan [[Institut Teknologi Sepuluh Nopember]]
Memang, kehidupan politik (berorganisasi) bukan hal baru baginya. Sejak di SMA tahun 1964, ia sudah aktif di Gerakan Siswa Nasional Indonesia. Kemudian saat kuliah di ITS, ia aktif di Komisariat [[Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia]], hingga menjabat menjabat wakil sekretariat GMNI [[Jawa Timur]] ([[1971]]). Pada tahun [[1986]], ia pun mulai aktif di PDI. Lalu, dua tahun kemudian terpilih sebagai bendahara PDI [[Jawa Timur]].
|