Agus Widjojo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Gubernur Lemhannas menggunakan HotCat
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|office=[[Lembaga Ketahanan Nasional#Gubernur Lemhannas|Gubernur Lemhannas]]
|preceded=[[Budi Susilo Soepandji]]
|term_start=15 April 2016
Baris 30:
Dalam peluncuran bukunya tahun 2015 mengenai Transformasi TNI, dia mengemukakan pada pemerintahan saat ini banyak peran di luar profesi kemiliteran yang “dititipkan” untuk dilaksanakan TNI, di antaranya mewujudkan swasembada pangan dan lain-lain. Menurut Widjojo, peran dan tugas utama TNI adalah pertahanan negara dan setelah disadari banyak peran di luar kemiliteran pada saat itu mengganggu kehidupan demokrasi Indonesia maka jangan lagi TNI ditarik ke wilayah itu. Dia tegaskan, kepercayaan diri kalangan elit dan pucuk pimpinan sipil negara ini dapat ditinggikan dengan lebih menumbuhkan kapasitas di antara mereka.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/520503/letjen-purn-agus-widjojo-luncurkan-buku-transformasi-tni "Letjen Purn Agus Widjojo luncurkan Buku Transformasi TNI"]</ref> [[Tentara Nasional Indonesia]] perlu memusatkan perhatian pada tugas pokoknya menjaga pertahanan nasional, sehingga sebagai implikasinya mesti melepaskan tanggung jawab di sektor keamanan dalam negeri, seperti dalam kasus tumpang tindih [[TNI AL]] dengan [[Bakamla]]. “Masih ada salah pengertian bahwa keamanan laut dan keamanan maritim berada di tangan TNI Angkatan Laut. Perlu ditanamkan pengertian, fungsi keamanan maritim merupakan fungsi penegakan hukum di wilayah perairan nasional yang dilaksanakan oleh lembaga penegak hukum sipil,” kata Agus.<ref>[http://www.cnnindonesia.com/nasional/20151004163018-20-82691/tumpang-tindih-aturan-penegakan-hukum-maritim/"Tumpang Tindih Aturan Penegakan Hukum Maritim"]</ref>
 
Dalam bidang [[HAM]], Agus Widjojo juga sempat menjabat sebagai anggota [[Komisi Kebenaran dan Persahabatan]] RI-Timtim yang menangani dugaan pelanggaran HAM Indonesia di [[Timor Timur]]. Meski ayahnya merupakan korban tragedi G30S, Agus memiliki perhatian mengenai tragedi politik Indonesia pada 1965. Agus Widjojo salah satu penasihat Forum Silaturahmi Anak Bangsa, forum yang didirikan pada 2003 yang mempertemukan anak-anak korban konflik politik 1965.<ref>[https://m.tempo.co/read/news/2016/04/16/078763153/jadi-gubernur-lemhanas-ini-rekam-jejak-agus-widjojo "Jadi Gubernur Lemhanas, ini rekam jejak Agus Widjojo"]</ref> Terbaru, ia juga merupakan penggagas Simposium Nasional membedah Tragedi 1965 yang diadakan melalui [[Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia|Kemenkopolhukam]] pada 2016.<ref>[http://portalkbr.com/04-2016/_wawancara__penyelesaian_tragedi_65__kenapa_harus_lewat_simposium_/80369.html "Wawancara Penyelesaian Tragedi 65, Kenapa harus lewat Simposium?"]</ref>
 
Ia pernah menjabat sebagai Deputi Kepala [[Unit Kerja Presiden Pengelolaan Program dan Reformasi]] (UKP3R) pada masa Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] periode pertama. Dia adalah Senior Fellow dari [[Centre for Strategic and International Studies]] dan ''Visiting Fellow Senior'' dari Institut Pertahanan dan Studi Strategis di Singapura. Ia juga merupakan penasihat di Dewan Institut Perdamaian dan Demokrasi (IPD), [[Universitas Udayana]], [[Bali]] yang menggagas [[Bali Democracy Forum]]. Ia telah menulis berbagai artikel tentang isu-isu keamanan di wilayah [[Asia-Pasifik]].
Baris 74:
* [http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/282-ensiklopedi/573-agus-widjojo Biografi Agus Widjojo] di tokohindonesia.com
 
{{kotak mulai}}
{{s-gov}}
{{kotak suksesi petahana|jabatan=[[Lemhannas|Gubernur Lemhannas]]|tahun=2016−sekarang|pendahulu=[[Budi Susilo Soepandji]]|pengganti=}}
{{kotak selesai}}
{{Indo-bio-stub}}