Kabupaten Pesisir Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up, replaced: dimana → di mana, removed stub tag
Chatti (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 33:
Melalui UU no 12 Tahun 1956 daerah ini menjadi kabupaten Pesisir Selatan Kerinci. Tahun 1957 dengan lepasnya Kerinci menjadi kabupaten sendiri di bawah provinsi Jambi, namanya berubah menjadi Pesisir Selatan saja.<ref name="dhakidae" />
 
=== BatasSebelum wilayahabad 16 ===
JauhSebelum dimasaabad silam16, wilayah Pesisir Selatan merupakan daerah sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat yang terdiri dari rawa-rawa dataran rendah dan bebukitan yang belumsudah berpenghuni. KalaupunPenghuninya adawaktu penghuniitu jumlahnyamasih sangat sedikit. danMereka besarberasal dari berbagai negeri asal. Mereka tinggal di sepanjang pesisir pantai sebagai nelayan. kemungkinanSebagian mereka datang dari pedalaman Sumatera atau hulu sungai Batang Hari. Sebagian lagi penyebaran dari daerah Indojati atau Air Pura. Dan sebagian dari mereka adalah orang-orang yang dikenal sebagai [[Orang Rupit]] pelarian dari daerah Sungai Pagu [[Muara Labuh]] dan sekitarnya yang kemudian menyeberang ke Pulau Pagai.
Secara administratif, kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:
{{Batas_USBT
|utara=[[Kota Padang]]
|selatan=[[Kabupaten Mukomuko]]
|barat=[[Samudra Hindia]]
|timur=[[Kabupaten Solok]], [[kabupaten Solok Selatan]], dan [[kabupaten Kerinci]]
}}
 
Dipercaya sebelum abad 1516 di mana pada era ini banyak terjadi ekspansi dan migrasi dari masyarakat Darek (Luhak Nan Tigo) ke berbagai daerah yang disebut rantau, diduga kuat wilayah Pesisir Selatan Tarusan Bayang dan Bandar Sepuluh sudah didiami oleh masyarakat dari Inderapura karena kerajaan Teluk Air Pura sudah eksis semenjak abad 89 Masehi, sementara [[kerajaan Sungai Pagu]] baru berdiri pada abad 1617 Masehi, begitupula [[kerajaan Pagaruyung]] yang juga baru berdiri pada abad 1417.
=== Sebelum abad ke-15 ===
Jauh dimasa silam, wilayah Pesisir Selatan merupakan daerah sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat yang terdiri dari rawa-rawa dataran rendah dan bebukitan yang belum berpenghuni. Kalaupun ada penghuni jumlahnya sangat sedikit dan besar kemungkinan mereka adalah orang-orang yang dikenal sebagai [[Orang Rupit]] pelarian dari daerah Sungai Pagu [[Muara Labuh]] dan sekitarnya.
 
=== 3 Wilayah Pesisir Selatan berdasarkan negeri asalUtama ===
Dipercaya sebelum abad 15 di mana pada era ini banyak terjadi ekspansi dan migrasi dari masyarakat Darek (Luhak Nan Tigo) ke berbagai daerah yang disebut rantau, diduga kuat wilayah Pesisir Selatan Tarusan Bayang dan Bandar Sepuluh sudah didiami oleh masyarakat dari Inderapura karena kerajaan Teluk Air Pura sudah eksis semenjak abad 8 Masehi, sementara [[kerajaan Sungai Pagu]] baru berdiri pada abad 16 Masehi, begitupula [[kerajaan Pagaruyung]] yang baru berdiri pada abad 14.
* Tarusan - Bayang - IVSalido Jurai- Painan
 
* Bandar Sepuluh (Batangkapas - SuteraSurantih - LengayangKambang - Ranah PesisirPalangai - LinggosariAir BagantiHaji)
=== 3 Wilayah Pesisir Selatan berdasarkan negeri asal ===
* Tarusan - Bayang - IV Jurai
* Bandar Sepuluh (Batangkapas - Sutera - Lengayang - Ranah Pesisir - Linggosari Baganti)
* [[Renah Indojati]] ([[Inderapura]] - [[Tapan]] - [[Lunang]] - [[Silaut]])
 
=== Tarusan - Bayang - IVSalido Jurai- Painan ===
Nenek moyang Koto XI Tarusan umumnya berasal dari nagari Guguk (dalam wilayah Kubuang Tigo Baleh, Solok sekarang) dan sebagian kecil merupakan ekspansi dari orang Bayang.
Nenek moyang Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (Bayang Utara) berasal dari 3 nagari di Kubuang Tigo Baleh ([[Solok]] sekarang) yaitu : Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau.
Baris 65 ⟶ 56:
Inderapura merupakan kedudukan sebuah kerajaan maritim terbesar di pantai barat Sumatera dari abad ke 8 sampai abad ke 18 yaitu [[Kerajaan Inderapura]] yang sultannya masih ada sampai sekarang. Inderapura terkenal dengan dua puluh penghulunya yang merupakan perwakilan dari 3 nenek moyang mereka (6 di hilir, 6 di mudik dan 8 dari daerah lain). Inderapura merupakan daerah yang sudah tua, sudah dihuni semenjak abad ke-8 Masehi. Sementara [[Tapan]] terkenal dengan 4 penghulu sukunya sehingga disebut Basa Ampek Balai. Masyarakat Lunang dipercaya eksis semenjak era kesultanan Inderapura dan diduga nenek moyang mereka ekpansi dari masyarakat Inderapura sendiri, atau Sungai Pagu dan daerah sekitarnya. [[Lunang]] juga mulai eksis setelah era kesultanan Inderapura. Lunang mempunyai 8 orang penghulu suku yang berperan dan berkonsultasi kepada [[Mande Rubiah]] (keturunan Bundo Kanduang) sebagai yang dituakan dan dihormati di Lunang dan sekitarnya.
 
=== PascaAbad 16 hingga abad 1518 ===
Pada tahun 1523 di Painan sudah berdiri sebuah surau, lembaga pendidikan agama di Minangkabau. Pada abad 16 ini pula, Pulau Cingkuk di Painan menjadi pelabuhan kapal international yang berjaya sebagai pelabuhan emas Salido.
 
Baris 76 ⟶ 67:
Pada tahun 1915, pemuka adat nagari Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (sebelum menjadi kecamatan Bayang) mengadakan rapat di Koto Berapak dan Pulut-pulut merumuskan tambo (sejarah dan adat) Nagari Bayang yang menyatakan bahwa nenek moyang masyarakat Bayang dan cabang-cabangnya (Lumpo dan Salido) berasal dari tiga nagari di Kubuang Tigo Baleh (Solok sekarang) yaitu Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau. Mereka migrasi sesudah kedatangan nenek moyang masyarakat XI Koto Tarusan di sebelah utara, di balik bukit Bayang.
 
=== SejarahAbad Pesisir19 Selatanhingga Masa Kemerdekaan ===
Pasca Perang Paderi, semua wilayah Minangkabau dikuasai oleh pemerintahan konolialis Hindia-Belanda langsung dibawah kendali kerajaan Belanda, bukan lagi melalui VOC. Otomatis sistem pemerintahan di Pesisir Selatan juga mengikuti sistem yang dibangun oleh Belanda. Pemerintahan Adat di Pesisir Selatan juga dirombak oleh pemerintah Hindia-Belanda seperti diciptakannya beberapa gelar penghulu yang baru dan menyingkirkan gelar-gelar yang dipegang oleh penghulu adat yang menentang Belanda.
 
Bukit Sigarapai diantara Lumpo dan Bayang menjadi saksi perjuangan rakyat Pesisir Selatan yang bergerilya menentang penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan ini, rakyat Pesisir Selatan banyak melakukan "ijok" atau bersembunyi di hutan-hutan.
 
=== Tonggak Sejarah ===
* 19 Agustus 1621 dengan peristiwa penolakan tegas pembesar Pesisir Selatan terhadap kekuatan asing yang berpraktik imperialisme dan mengarah kolonialisme dan pengakuan Pagaruyung terhadap Pesisir.
* 7 Juni 1663, Perang Bayang (1663-1711), perlawanan rakyat sarat dengan rasa nasionalis menolak Belanda membuat loji VOC pertama di kawasan Sumatera Barat, yakni di Pulau Cingkuk tahun 1662.
Baris 99 ⟶ 95:
# [[Lunang Silaut, Pesisir Selatan|Lunang]], tempat berkedudukannya [[Mande Rubiah]]. Sebagian wilayah Lunang adalah daerah transmigrasi.
# [[Silaut, Pesisir Selatan|Silaut]], sebagian besar wilayahnya merupakan lahan transmigrasi. Silaut adalah daerah paling selatan Kabupaten Pesisir Selatan dan Paling Selatan di [[Sumatera Barat]] yang berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Mukomuko]] Provinsi [[Bengkulu]]
 
== Batas wilayah ==
Secara administratif, kabupaten ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:
{{Batas_USBT
|utara=[[Kota Padang]]
|selatan=[[Kabupaten Mukomuko]]
|barat=[[Samudra Hindia]]
|timur=[[Kabupaten Solok]], [[kabupaten Solok Selatan]], dan [[kabupaten Kerinci]]
}}
#
 
== Perekonomian ==