Pascakolonialisme (hubungan internasional): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 1:
'''Pascakolonialisme''' adalah pendekatan [[teori kritis|kritis]] terhadap [[hubungan internasional]] (HI) dan bukan teori arus utama. Menurut Baylis, hubungan internasional pascakolonial umumnya ditinggalkan oleh para teoriwan HI arus utama dan belakangan ini mulai memiliki pengaruh bagi disiplin ini. [[Pascakolonialisme]] berfokus pada bertahannya kekuasaan kolonial dan rasisme dalam politik dunia.<ref>Baylis, Smith and Owens, ''The Globalisation of World Politics'', OUP, 4th ed, p187-189</ref>
 
Pascakolonialisme menantang HI yang [[eurosentris|eurosentris]], terutama asumsi parokialnya yang menganggap pemikiran [[Zaman Pencerahan|Renaisans]] Barat lebih superior, progresif, dan universal. Kaum pascakolonialis menduga ini terjadi karena [[konstruksionisme sosial|konstruksi sosial]] <!-- yes, this is constructIONism not constructivism; not a mistake! --> yang menyatakan bahwa orang-orang di luar Eropa (''the Other'') irasional dan terbelakang.<ref name=said>Edward Said (1979), ''Orientalism'', New York: Vintage Books</ref>
 
Pascakolonialisme berusaha membantah asumsi-asumsi parokial HI, misalnya konstruksi orang kulit putih versus orang kulit berwarna (''coloured''). Contoh lainnya adalah beban orang kulit putih (''white men's burden'') untuk mendidik dan membebaskan orang kulit berwarna, dan melindungi perempuan berwarna dari pria berwarna. Contoh ini kadang berkaitan dengan teori pascapositivis lain seperti [[feminisme pascakolonial]] yang menganalisis isu-isu HI melalui sudut pandang gender dan budaya.
Baris 13:
<references/>
{{Teori hubungan internasional}}
 
[[CategoryKategori:Teori hubungan internasional]]
[[CategoryKategori:Pascakolonialisme]]