Yang Dipertuan Pagaruyung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k minor cosmetic change |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k tidy up, replaced: hirarki → hierarki |
||
Baris 9:
Selain itu penyebutan ''tuan'' juga sudah diperkenalkan pada zaman Aditywarman, pada salah satu prasastinya, [[Ananggawarman]] sebagai ''yuvaraja'' (putra mahkota) menyebut bapaknya sebagai ''Surawasawan'' atau "Tuan Suruaso". Sedangkan dalam [[Pararaton]] dan ''Kidung Panji Wijayakrama'' Adityawarman juga disebut sebagai ''Tuan Janaka'' bergelar ''Mantrolot Warmadewa''.<ref>Mangkudimedja, R.M., (1979), ''Serat Pararaton'', Alih aksara dan alih bahasa Hardjana HP, Jakarta: Departemen P dan K, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.</ref>
Selanjutnya pengaruh [[Islam]] dan perubahan politik kemungkinan juga memengaruhi struktur kekuasaan, dari tambo disebutkan bahwa
Sementara dalam sistem pergantian raja di Minangkabau telah menggunakan sistem [[patrilineal]]<ref>{{cite journal |last=Benda-Beckmann |first=Franz von |title=Property in social continuity: continuity and change in the maintenance of property relationships through time in Minangkabau, West Sumatra |journal=Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde | issue =86 |year=1979|pages=58 }}</ref> berbeda dengan sistem waris dan kekerabatan ''suku'' yang masih tetap pada sistem [[matrilineal]].<ref name="Dt">{{cite book|last=Batuah|first=A. Dt.|coauthor=Madjoindo, A. Dt.|title=Tambo Minangkabau dan Adatnya|publisher=Balai Pustaka|year=1959|location= Jakarta}}</ref>
|