Yon Koeswoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: diakhir → di akhir
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up, replaced: jaman → zaman, personil → personel (5), removed stub tag
Baris 38:
# No.8. Koestami (Miyi ~ perempuan),
# No.9. Koesmiani (Ninuk ~ perempuan).
Dari silsilah keluarga, mereka termasuk generasi ke 7 keturunan (trah) [[Sunan Muria]] di Tuban. Ibu mereka adalah keponakan dari Bupati Tuban pada jamanzaman penjajahan Belanda saat itu.
 
Masa kecil Yon dilalui di kota [[Tuban]], [[Jawa Timur]] bersaudara saudara-saudaranya. Tahun 1952 keluarga Koeswoyo pindah ke [[Jakarta]] mengikuti mutasi Sang ayah berkarir hingga pensiun sebagai pegawai negeri di Kementrian Dalam Negeri. Di Jakarta mereka sekeluarga menempati rumah di jalan Mendawai III, No. 14, Blok C, [[Kebayoran baru]], Jakarta Selatan.
Baris 46:
Yon Koeswoyo mulai aktif bermusik sejak awal dibentuknya grup musik bersama saudara kandungnya keluarga Koeswoyo yakni :([[Jon Koeswoyo]] pada Bass, [[Tonny Koeswoyo]] pada gitar, [[Nomo Koeswoyo]] pada drum, Yon Koeswoyo pada vokal, dan [[Yok Koeswoyo]] pada vokal) dan seorang dari luar keluarga Koeswoyo yang bernama [[Jan Mintaraga]] sebagai gitaris awalnya. Pada mulanya mereka menamakan grup ini '''Kus Brothers''' pada tahun 1958. Sebetulnya inspirasi duet Yon dan Yok itu adalah ''[[Kalin Twin]]'', dua penyanyi Amerika bersaudara yang kembar. Namun dalam perkembangannya grup ini meniru pola ''[[Everly Brothers]]'' di Amerika, karena menggunakan 2 penyanyi kakak beradik yakni Yon dan Yok. Mereka merekam album pertama pada tahun 1962. Setelah Jan Mintaraga mengundurkan diri, grup ini berganti nama menjadi '''Kus Bersaudara''' pada tahun 1963.
 
Beberapa waktu kemudian kakak tertua mereka Jon Koeswoyo pun mengundurkan diri, sehingga menyisakan 4 personilpersonel kakak beradik yang dipimpin oleh Tonny Koeswoyo. Grup ini kemudian kembali mengganti namanya menjadi '''Koes Bersaudara'''. Dalam formasi yang baru ini Yon tetap sebagai penyanyi utama disamping memegang alat musik rhythm gitar, disamping adiknya Yok yang juga masih menjadi penyanyi dengan memegang alat musik bass gitar. Yon memang sejak awal diproyeksikan oleh Tonny untuk menjadi vokalis karena memiliki suara yang bagus. Karena itulah ia tak pernah secara khusus diajari oleh Tonny untuk memainkan alat musik gitar. Kemampuannya bermain gitar dipelajarinya sendiri secara otodidak dengan mengamati permainan gitar abangnya Tonny.
 
Grup ini meraih kesuksesan dalam beberapa album rekaman berikutnya selama beberapa tahun sebelum dipenjarakan oleh rezim [[Orde Lama]] [[Soekarno]] di Penjara Glodok pada tanggal 29 Juni 1965. Yon dimasukkan satu sel bersama saudara-saudaranya, [[Tony Koeswoyo|Tony]], [[Nomo Koeswoyo|Nomo]], dan [[Yok Koeswoyo|Yok]]. Mereka dianggap memainkan lagu-lagu ''ngak-ngik-ngok'' (kebarat-baratan) yang terlarang masa itu karena dianggap musik yang tidak mencerminkan bangsa Indonesia pada tahun [[1965]]. Namun Sebenarnya Pemenjaraan ini bertujuan untuk persiapan Bela Tanah Air saat terjadinya perselisihan dengan malaysia, saat presiden Soekarno menyatakan ganyang malaysia lewat seni permusikan. Pada Awalnya untuk dikirim ke Singapura, Kalimantan Utara, Bahkan Malaysia. Namun sebelum sempat dikirim untuk bela negara lewat permusikan, pemerintahan Soekarno telah lengser. Mereka akhirnya dibebaskan pada tanggal 29 September 1965 (tepat sehari sebelum pecahnya Gerakan '''30 September PKI''') dan tidak jadi dikirim ke Singapura, Kalimantan Utara, dan Malaysia. Selepas itu karir bermusik mereka kembali berjalan.
 
=== Koes Plus ===
Meski meraih kesuksesan dalam bermusik, namun kehidupan anggota grup ini tetap dalam kesulitan ekonomi. Abangnya Nomo Koeswoyo berinisiatif meninggalkan posisinya sebagai penabuh drum pada tahun 1969. Ia memilih berusaha sampingan di luar bidang musik sebagai pedagang untuk menghidupi keluarganya. Oleh Tonny Koeswoyo, Nomo disuruh memilih untuk fokus pada musik di Koes Bersaudara atau keluar. Nomo bersikap lebih pragmatis dan memiliki prinsip yang berbeda dengan sang kakak, karena saat itu ia telah menikah dan telah memiliki 1 orang anak. Posisi drummer yang ditinggalkan Nomo Koeswoyo kemudian digantikan oleh [[Kasmuri]] (dikenal dengan panggilan [[Murry]]). Masuknya Murry adalah rekomendasi dari Yon kepada Tonny. Yon dikenalkan kepada Murry lewatnya temannya '''Tommy Darmo'''.<ref name="seleb.tempo.co">http://seleb.tempo.co/read/news/2010/06/20/001256795/legenda-50-tahun-koes-plus-wawancara-yon-koeswoyo</ref>
 
Keluarnya sang abang Nomo menimbulkan protes dari adik laki-laki bungsu mereka yakni Yok Koeswoyo, sehingga ia pun memilih keluar. Yok tak mau bergabung dengan band baru dengan orang luar di luar dinasti Koeswoyo.<ref>https://nadatjerita.wordpress.com/tag/sejarah-koes-plus/</ref> Keduanya sempat mengamuk dengan melarang Tonny dan Yon memakai alat musik mereka untuk band baru itu. Yon pun sempat merasa sangat bersalah, karena temannya Tommy Darmo pun sempat mau dihajar oleh kedua saudaranya itu gara-gara membawa Murry. Mereka mengatakan agar band dibubarkan saja.<ref>http:// name="seleb.tempo.co"/read/news/2010/06/20/001256795/legenda-50-tahun-koes-plus-wawancara-yon-koeswoyo</ref> Namun abangnya Tonny tetap bersikukuh meneruskan kiprahnya bermusik dengan Yon. Yon memang adalah satu-satunya adik dari Tonny yang setia mengikuti kemauan dan berbagai kiprah sang abang. Oleh Tonny, posisi Yok kemudian diganti dengan '''Adji Kartono''' atau biasa disingkat '''Totok AR''' ([[Totok Adji Rahman]]). Yon tak mempermasalahkan Tonny merekrut Murry dan Totok AR menjadi anggota band di luar keluarga Koeswoyo. Tonny pun kemudian mengubah nama bandnya menjadi [[Koes Plus]]. Meski terseok-seok dalam keterbatasan finansial dan harus menyewa alat musik, mereka berhasil mengeluarkan album Koes Plus volume I ''"Dhag-Dheg Plas"''. Dalam formasi band ini Yon tetap berperan sebagai vokalis utama.
 
Namun pada album kedua Koes Plus, adiknya Yok mengubah pikirannya dan bersedia bergabung dalam Koes Plus sebagai pemain bass dan backing vokal mendampingi Yon. Dalam album II ini nama Koes Plus mulai dikenal. Koes Plus perlahan meraih kepopuleran dan mulai menjadi raja di kalangan band nasional.
Baris 74:
Tahun 1977, atas desakan keluarga dan penggemar, Koes Bersaudara kembali bersatu sebagai sebuah grup musik dengan ditandai lagu "Kembali" yang direkam di album Koes Bersaudara Seri Perdana tahun 1977. Awal tahun 1977, Tonny Koeswoyo akhirnya bersedia menghidupkan kembali group musik Koes Bersaudara yang telah dikuburnya sejak tahun 1969. Ia memanggil kembali adiknya Nomo untuk kembali bersatu sebagai sebuah grup musik bersama adiknya Yon dan Yok. Keempat Koeswoyo bersaudara ini pun bertemu dan menyetujuinya. Album I Koes Bersaudara Pop Indoenesia vol I berhasil mereka rilis dengan salah satu andalannya bertajuk ''Kembali''. Lagu dan album ini ternyata amat meledak, dan hingga kini bisa dikatakan sebagai lagu wajib para penggemar Koes Plus/Bersaudara. Kebersatuan mereka ini juga mendapat dukungan penuh dari keluarga besar Koeswoyo. Ayah mereka Koeswoyo Sr ikut menyumbangkan lagu berjudul ''Demi Cinta''. Begitu pula abang tertua mereka Jon berkontribusi dengan sebuah lagu berjudul ''Haru dan Bahagia'' yang digarapnya bersama Yon. Nomo pun turut menggubah sebuah lagu berjudul ''Ayah'' yang mengungkapkan rasa hormatnya pada sang ayah yang berperan besar dalam menyatukan mereka.
 
Kesuksesan album ini kemudian diikuti 4 buah album berikutnya hingga tahun 1978. Dalam reuni ini, selain Yon seluruh personilpersonel ikut menyumbangkan lagu dan sebagian menyanyikan sendiri lagu-lagu ciptaannya. Koes Bersaudara mulai era ini mencirikan setiap personilnyapersonelnya membuat lagu dan umumnya menyayikan sendiri lagu ciptaannya. Namun album-album tersebut tak begitu sukses di pasaran. Popularitas grup Koes Plus yang sudah begitu kuat di era 1970-an tak bisa ditandingi oleh kembalinya Koes Bersaudara yang pernah populer di era 1960-an. Grup ini akhirnya bubar secara tak resmi, Yon bersama saudaranya Tonny dan Yok, serta Murry kembali mengusung Grup Koes Plus.
 
Tahun 1979 - 1980 Koes Bersaudara mencoba kembali bersatu dengan melempar 2 buah album. Dukungan keluarga bahkan terlihat dengan adanya sumbangan beberapa lagu dari adik bungsu mereka yakni '''Ninoek Koeswoyo'''. Namun penjualan album-album ini tak begitu sukses di pasaran. Grup ini pun kembali vakum selama beberapa tahun kemudian. Yon bersama kedua saudaranya kembali kepada grup Koes Plus, sedangkan Nomo berkarier sebagai penyanyi solo dan menekuni bisnisnya yang cukup sukses di kala itu.
Baris 88:
Tahun 1991 Koes Plus digawangi oleh Yon, Yok, Murry, dan '''[[Angga Koeswoyo]]''' yang tak lain adalah putra Yok. Tahun 1992, Angga mengundurkan diri dan posisinya digantikan oleh [[Abadi Soesman]] dan '''[[Jelly Tobing]]''' pada drum menggantikan Murry yang memilih beristirahat. Mulai tahun 1993 terjadi semacam kebangkitan bagi Koes Plus. Pada tahun 1993 itu band ini kembali menggebrak publik tanah air dengan berbagai show ''come back''nya yang digagas oleh '''Ais Suhana''', mantan manajer Koes Plus. Ia tergerak untuk menyatukan kembali Koes Plus pada tahun 1993. Murry pun kembali mengisi formasi sebagai drummer Koes Plus. Dari rangkaian ''tour show'' itu terlihat bahwa band ini masih memiliki begitu banyak penggemar setia yang merindukan masa keemasan mereka. Terbukti dengan membludak dan suksesnya show Koes Plus walaupun tiket yang dijual begitu mahal pada awalnya.
 
Pada 1994, bersama dengan '''[[Damon Koeswoyo]]''' yang tak lain adalah putera Tonny Koeswoyo, mereka merilis album bertajuk “Tak Usah Kau Sesali“. Namun Damon tak bertahan lama, ia mengundurkan diri tahun 1995 dan posisinya digantikan oleh '''Najib Usman'''. Yok sempat mengundurkan diri pada tahun 1996, dan oleh Yon posisinya digantikan oleh '''Hans "B-Flat"'''. Tahun 1997 Najib Usman mengundurkan diri. Posisinya digantikan oleh [[Deddy Dores]] dan Yok Koeswoyo bergabung kembali ke dalam formasi Koes Plus. Yok bergabung untuk beberapa waktu, sebelum kemudian mundur tahun 1997 karena alasan kesehatan. Posisinya digantikan oleh '''Jack Kashbie''', dan '''Bambang Tondo''' menggantikan Deddy Dores yang turut mengundurkan diri. Tahun 1998 Posisi Bambang Tondo yang mengundurkan diri digantikan oleh '''Andolin Sibuea'''. Koes Plus digawangi Yon dan Murry plus dua pemain lain yakni Andolin Sibuea dan Jack Kashbie terus bernyanyi hingga tahun 2004. Pada tahun 2004 Murry pun akhirnya mengundurkan diri bersama kedua personilpersonel lainnya itu karena perbedaan visi dan kesehatannya yang semakin menurun.
 
Akhirnya Yon menjadi satu-satunya keluarga Koeswoyo yang masih tersisa dalam Band Koes Plus. Yon kemudian merekrut para pemain muda yakni : '''Danang''' ex B-Plus (guitarist), '''Soni''' ex B-Plus (bassist), dan '''Seno''' (drumer ) untuk menggenapi formasi Koes Plus yang ia sebut sebagai '''Koes Plus Pembaharuan''' atau '''Koes Plus formasi milenium'''. Formasi ini masih eksis sejak tahun 2004 hingga saat ini. Rasa Koes Plus masih tetap terasa karena suara khas Yon menjadi salah satu unsur pembangun karakter Koes Plus. Kesuksesan perjalanan karir Koes Plus diakui para tokoh dan pengamat musik nasional sehingga mulai Agustus 1992 Koes Plus hampir selalu mendapat penghargaan BASF AWARD secara rutin.
Baris 97:
Di antarasaudaranya, Yon memang termasuk yang telat menikah. Hal itu pernah ia tuangkan dalam lagu ciptaannya berjudul ''"Hidup Yang Sepi"''. Lagu yang lahir ketika Yon benar-benar sepi sebagai pria lajang tanpa kekasih. Bahkan ia pernah menyanyikan lagu itu sampai matanya berlinang. Pada masa remaja Yon mengaku sempat merasakan cinta ''platonik'' yang dahsyat pada seorang gadis [[Orang Indo]] [[Belanda]] yang cantik. Gadis itu bahkan hampir menggoyahkan imannya. Namun cinta itu tak berkelanjutan.
 
Dalam pengakuannya kepada [[Kick Andy]] show di stasiun televisi [[MetroTV]] pada tahun 2008, terkuak bahwa cinta sejatinya dahulu pernah hinggap pada pemain drum band wanita [[Dara Puspita]] yang bernama [[Susy Nander]]. Sayang ketika cinta sedang menyala-nyala, Dara Puspita harus melanglang ke manca negara. Cinta mereka akhirnya kandas karena harus berjarak. Kisah cinta Yon dengan personilpersonel Dara Puspita diabadikan oleh Tony Koeswoyo dalam judul sebuah lagu mereka ''"Andaikan Kau Datang"'' yang dilantunkan Yon.
 
Yon menikah dua kali. Pertama ia menikah dengan '''Damiana Susi''', seorang wanita asal [[Yogyakarta]]. Dari pernikahan ini ia memperoleh 2 orang anak yakni '''Ulung Gariyas (Gerry) Koeswoyo''' dan '''Otmar Veda''' ('''David Koeswoyo'''). David mengikuti jejaknya sebagai penyanyi dengan menjadi vokalis Kelompok Band [[Junior (Band)]]. Namun pernikahan ini berujung perceraian, karena Susy meninggalkannya di saat Yon sedang terpuruk. Saat itu popularitas Koes Plus menurun pasca kematian Tonny Koeswoyo, kehidupan keluarga Yon semakin sulit. Untuk menghidupi keluarganya, Yon mencoba hidup dengan usaha jual-beli mobil dan penghasilan dari menyewakan rumahnya.
Baris 126:
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
 
 
{{indo-bio-stub}}