Ikuanisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah: ejaan, replaced: propinsi → provinsi
Sultan Hendrick (bicara | kontrib)
Baris 6:
 
== Sejarah ==
I Kuan Tao menyatakan bahwa pencipta alam semesta, bumi dan seluruh mahluk hidup adalah [[Tuhan]] [[Ilahi]] yang diibaratkan seorang Ibunda Suci yang disebut [[Lao Mu]]. Lingkaran hidup bumi dan alam semesta adalah 10.800 tahun, dan kita berada dalam zaman terakhir dimana manusia telah hidup 60 000 tahun. Manusia sebagai anak-anak dari Tuhan (Lao Mu) karena telah terlalu lama di bumi, tersesat dalam hidup duniawi, terjerumus dalam dosa menyebabkan mereka hidup dalam roda [[reinkarnasi]] dan tidak bisa kembali ke Surga. Lao Mu sangat merindukan anak-anaknya di bumi ini, dan mengutus 10 Buddha untuk menyelamatkan anak-anaknya di bumi. 7 Buddha pertama telah datang saat bermulanya kebudayaan manusia, dan 3 Buddha terakhir mengemban tugas penyelamatan. Sehingga dibagi 3 zaman: Zaman Pancaran Hijau, Pancaran Merah, dan Pancaran Putih. Buddha [[Dipankara]] diutus saat Zaman Pancaran Hijau (sekitar 3000 SM) sampai lahirnya [[Siddharta Gautama|Siddharta Buddha]]. Zaman Pancaran Merah bermula dengan diutusnya [[Siddharta Gautama]]. Zaman Pancaran Putih atau zaman terakhir bermula saat Buddha [[Maitreya]] diutus. Seperti sering diutarakan oleh para Sesepuh Yiguandao bahwa Buddha Maitreya telah datang ke dunia sebagai Guru ke-17 Lu Zhong I. Untuk mengetahui atau membuktikan bahwa Buddha Maitreya pernah lahir di dunia ini, bacalah website http://www.maitreya.org/english/PBIRTH.HTM Dilengkapi oleh 彭清河(Hartoyo) di California, Amerika.
 
Sejarah resmi I Kuan Tao membagi perkembangan Tao dalam 3 periode. Periode pertama disebut sebagai 18 Sesepuh Pertama dari Timur, yang bermula dari awal adanya manusia. Sesepuh pertama adalah Fu Shi, tokoh mistis dari Tiongkok, pencipta pa kwa (8 triagram). Kemudian berlanjut ke tokoh mitos dan sejarah: Shen Nong (penemu pertanian), Huang Ti (Kaisar Kuning), diteruskan ke raja-raja Tiongkok, sampai [[Kong Hu Cu]], dan terakhir Lau Ce (Penulis Tao Te Ching). Dikatakan bahwa karena perang saudara di daratan Tiongkok, menyebabkan Lao Ce membawa Tao ke India dan meneruskan ke [[Siddharta Gautama]].
Di sini bermula periode ke-2 yang disebut 28 Sesepuh dari Barat, bermula dari Siddharta Gautama, diteruskan ke [[Mahakassapa]], dan menurut aliran [[Zen]] sampai terakhir [[Bodhidharma]].
Bodhidharma dikatakan membawa Tao kembali ke Tiongkok, dan bermulalah periode ke-3: 18 Sesepuh Terakhir dari Timur. Bermula dari Bodhidharma sampai sesepuh ke-6 Hui Neng (sama seperti aliran Zen). Dari sesepuh ke-7 bermula nama-nama dari sekte atau aliran bawah tanah Tiongkok. Guru ke-9 yang bernama [[Huang Te Hui|Huang Te Hui 黃德輝]] (1624-1690) adalah juga pendiri sekte "Shien Thien Tao" 先天道 (atau Jalan Surga Pertama). Aliran Shien Thien Tao masih ada di Indonesia dalam bentuk kelenteng kelenteng yang dipegang oleh Bhiksuni (Chai Ma). Sehingga disebutlah ''I Kuan Tao'' bercabang dari Shien Thien Tao. Dokumen dinasti Ching yang ditemukan belakangan ini menunjukkan bahwa Wang Cue Yi 王覺一, sesepuh ke-15, mendirikan aliran "I Kuan Ciao" (Agama I Kuan) pada zaman dinasti Ching (sekitar tahun 1850). Sejarah ''I Kuan Tao'' menunjuk ke sesepuh ke-17 Lu Chong I 路中一 sebagai jelmaan Buddha Maitreya, merupakan awal Zaman Pancaran Putih (zaman terakhir) pada tahun 1905. Namun beberapa [[dokrin]] dan [[ajaran]] ini sering dianggap banyak menyimpang dan tidak sesuai dengan sejarah maupun ajaran dalam [[agama Buddha]] ([[Buddhisme]]) yang ada saat ini.
 
[[Berkas:zgb.jpg|thumb|150px|right|Chang Thien Ran, Bapak I Kuan Tao]]
Baris 18:
I Kuan Tao menyebar pesat dari tahun 1930 sampai 1936. Dari tahun 1937-1947 selama kekuasaan [[Jepang]], I Kuan Tao juga berhasil menarik penganut dari utara, tengah sampai selatan Tiongkok. Sesepuh Chang Tien Ran meninggal tahun 1947 saat komunis mulai berkuasa di Tiongkok.
 
Dengan meninggalnya Sesepuh Chang, dan berkembangnya komunis di China, I Kuan Tao tidak dalam keadaan yang bersatu. Para muridnya secara tersendiri melarikan diri ke Hong Kong dan Taiwan. Sesepuh Sun Su Cen (Se Mu) mengambil alih kedudukan dan membawa ajaran Yiguandao ke Hong Kong dan Taiwan. Dari Taiwan I Kuan Tao berkembang pesat dan menyebar ke Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand). Sementara itu, para murid Sesepuh Chang secara individual menyebarkan ajaran I Kuan Tao, sehingga muncul kelompok-kelompok Yiguandao dengan sesepuh atau pemimpin yang berbeda-beda. Di Taiwan, I Kuan Tao mulai resmi diakui pemerintah sejak tahun 1987. Di [[Indonesia]], aliran kepercayaan I Kuan Tao berada di bawah naungan wadah agama Buddha di Indonesia.
 
== Aliran Buddha Maitreya di Indonesia ==