Gereja Batak Karo Protestan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:GKBP menggunakan HotCat
Perbaikan
Baris 19:
}}
 
'''Gereja Batak Karo Protestan''' (disingkat '''GBKP''') adalah sebuah kelompok [[gereja]] [[Protestan]] di [[Indonesia]] yang berdiri di [[Kabupaten Karo|Tanah Karo]], [[Sumatera Utara]] dan melayani masyarakat [[Suku Karo|Karo]].<ref name="BukuCooley">{{id}}Cooley, Frank L.1976.Benih Yang Tumbuh 4: GBKP.Jakarta: LPDSGI</ref> GBKP adalah gereja [[Kristen]] Protestan yang beraliran [[Calvinis]].<ref name="Buku">{{id}}</ref>
 
== Latar Belakang ==
Pada 18 April 1890, ''Nederlands Zendelingenootschap'' (NZG), mengutus Pdt. H.C. Kruyt dari Tomohon, Minahasa, ke Tanah Karo.<ref name="Carita">{{id}}Weitjens, J. dan Th. van den End.Ragi Carita: Sejarah Gereja di Indonesia tahun 1860-sekarang.Jakarta: BPK Gunung Mulia</ref> Kruyt tinggal di Buluh Awar yang menjadi pos penginjilan yang pertama di Tanah Karo.<ref name="Carita"></ref> Tahun berikutnya dia menjemput empat orang Guru Injil yaitu B. Wenas, J. Pinontoan, R. Tampenawas, dan H. Pesik. Keempat orang inilah yang menjadi rekan Kruyt melakukan penginjilan di Karo.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Sebelumnya, keempat orang ini juga bekerja di daerah [[Minahasa]], [[Sulawesi Utara]].<ref name="Rae">{{en}}Rae, Simon.1994.Breath Becomes The Wind: Old and New in Karo Religion.New Zealand: University of Otago Press</ref>
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Karolanden. Si Garang Garang links een bamboe dakladder op den achtergrond de Sinaboeng.' TMnr 10017210.jpg|thumb|200px|Tanah Karo terletak di kaki Gunung Sinabung (foto diambil sekitar tahun 1917).]]
Pada tahun 1892, Pdt. H.C. Kruyt pulang ke negerinya tanpa berhasil membaptis seorang pun dari suku Karo.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Ia kemudian digantikan Pdt. [[J.K. Wijngaarden]], yang sebelumnya telah bekerja di Pulau [[Sawu]] dekat Pulau [[Timor]].<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Pendeta inilah yang melakukan pembaptisan pertama pada suku Karo pada tanggal [[20 Agustus 1893]]. Pada saat itu ada enam orang yang dibabtis, yaitu: Sampe, Ngurupi, Pengarapen, Nuah, Tala, dan Tabar.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Pada tanggal [[21 September]] [[1894]] Pendeta Wijngarden meninggal tanggal karena serangan [[disentri]].<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref>
 
Wijgaarden digantikan oleh Pdt. [[Joustra]].<ref name="Buku">{{id}}</ref> Dialah yang menerjemahkan 104 cerita-cerita [[Alkitab]] dari [[Perjanjian Lama]] dan [[Perjanjian Baru]] ke dalam [[Bahasa Karo]] (104 turi-turian). Wijgaarden juga tinggal di Buluh Awar.<ref name="Buku">{{id}}</ref>
Baris 31:
Kemudian datang pula Pdt. Henri Guillaume (utusan RMG dari [[Jerman]]) dari Saribudolok yang sebelumnya tinggal di [[Tapanuli]].<ref name="Karo">{{id}}Sinuraya, P.1890.Diakonia No.6 Sejarah Pelayanan GBKP di Tanah Karo.Medan: Merga Silima</ref> Pada saat itu, Saribudolok merupakan daerah pelayanan gereja Batak (cikal-bakal HKBP-Huria Kristen Batak Protestan).<ref name="Karo">{{id}}</ref> Bersama dengan Pdt. Henri Guillaume, datang pula seorang guru injil, bernama Martin [[Siregar]].<ref name="Karo">{{id}}</ref>
 
Sampai tahun [[1900]], orang Karo yang sudah dibaptis hanya 25 orang.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Dalam kurun waktu 10 tahun pertama tidak banyak orang Karo yang dibabtis.<ref name="Buku">{{id}}</ref> Ini disebabkan oleh kegigihan suku Karo dalam mempertahankan tradisi dan adat istiadatnya.<ref name="Carita">{{id}}</ref> Mereka merasa aman hidup dalam kebudayaan yang bersifat magis, [[Mistisisme|mistis]], dan [[Animisme|animistis]].<ref name="Carita">{{id}}</ref> Selain itu, perkembangan Islam di Sumetera juga turut mempengaruhnya kurangnya penduduk lokal Karo yang mau dibabtis. <ref name="Carita">{{id}}</ref>
 
Tahun [[1903]], datang pula Pdt. E.J. van den Berg dan J.H. Neumann yang kemudian membuka pos baru (Pos Keempat) dan menetap di [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]].<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Keduanya merupakan teman sekerja yang baik. Mereka membuka [[Rumah Sakit]] Zending di [[Sibolangit, Deli Serdang|Sibolangit]] dan di KabanJahe.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Mereka juga bekerjasama dengan pihak pemerintah. Pdt. E.J.Van den Berg membuka Rumah Sakit [[Kusta]] di Lau Simomo. Sementara itu, J.H. Neumann aktif membuka pekan-pekan (sejenis [[pasar]] di [[desa|desa-desa]]) di daerah Deli Hulu.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref>
 
== GBKP Berdiri Sendiri (Karo-Njayo)==
[[File:GBKP.JPG|thumb|left|GBKP Kabanjahe]]
Tahun [[1906]] datang Pdt. G. Smith dan membuka ''Kweekschool'' (Sekolah Guru) di [[Berastagi, Karo|Berastagi]]. Sekolah ini kemudian dipindahkan ke [[Raya, Simalungun|Raya]]. Pada tahun [[1920]] sekolah tersebut ditutup dan guru-guru sekolah yang telah terdidik ditempatkan di desa-desa menjadi guru untuk mengabarkan Injil.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Prof. Dr. H. [[Kraemer]] yang meninjau tempat-tempat zending di daerah Karo pada tahun [[1939]] mengusulkan agar dalam waktu sesingkat-singkatnya Jemaat Karo dipersiapkan berdiri sendiri. Dalam rangka kemandirian ini, tenaga-tenaga pribumi disekolahkan untuk menjadi pendeta. Selain itu, ditunjuk majelis-majelis Jemaat yang sudah mampu. Pada tahun [[1940]], dua Guru Injil [[P. Sitepu]] dan [[Th. Sibero]] dikirim ke sekolah pendeta di seminari [[HKBP]], [[Sipoholon]].<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref>
 
Pada periode ini, berkembang pula pergerakan muda-mudi di tengah-tengah Gereja dengan nama ''[[Christelijke Meisjes Club Maju]]'' (CMCM) untuk kaum perempuan dan ''[[Bond Kristen Dilaki Karo]]'' (BKDK) untuk kaum laki-laki di kalangan [[pemuda]] Kristen Karo.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Kedua pergerakan ini dapat dikatakan sebagai [[embrio]] lahirnya perkumpulan pemuda-pemudi GBKP, yang disebut ''Persadan Man Anak Gerejanta'' (PERMATA).<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Pengesahan dan peresmian PERMATA dilaksanakan oleh Moderamen GBKP pada tanggal [[12 September 1948]], yang diperingati sebagai hari jadi PERMATA GBKP (Rapat Permata yang pertama tanggal [[25 Mei 1947]] ; kedua tanggal [[18 Juli 1948]] ).<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref>
 
Guru Injil yang disekolahkan ke Seminari Sipoholon ([[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]]) menyelesaikan studinya pada pertengahan sidang Sinode Pertama, yang menetapkan nama Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di Sibolangit tanggal [[23 Juli 1941]].<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Pada saat yang sama, ada penahbisan dua orang pendeta pertama dari suku Karo, yaitu Pdt. [[Palem Sitepu]] dan Pdt. [[Thomas Sibero]].<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Pada sinode pertama ini juga, Tata Gereja GBKP yang pertama dan ketua Moderamen GBKP, Pdt. J. van Muylwijk ditetapkan.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Sekretaris Moderamen adalah Guru [[Lucius Tambun]] (periode [[1941-1943]] ). Pdt. P. Sitepu ditempatkan di Tiga Nderket, sebagai wakil ketua Klasis untuk daerah Karo Gugung (Dataran Tinggi) serta Pdt. Th. Sibero di Peria-ria, sebagai Wakil Ketua Klasis daerah Karo Jahe.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref>
 
== Statistik Jemaat ==
 
Menurut Statistik tahun [[2000]], GBKP mempunyai 22 Klasis, 745 gereja dan sekitar 275.000 anggota.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Anggota gerejanya tersebar di seluruh [[Sumatra]], [[Jawa]], dan [[Kalimantan]], yang memiliki wilayah pelayanan di [[Kabupaten Sanggau|Sanggau]] sekitarnya dan Ngabang sekitarnya, serta satu calon gereja di Simpang Tanjung (di tepi jalan antarnegara [[Indonesia]] - [[Malaysia]]).<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Gereja ini dilayani oleh 160 orang pendeta penuh waktu, 32 calon pendeta ([[vikaris]]), 3 guru agama, dan 50 guru injil.<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref>
 
== Kepengurusan Pusat GBKP ==
Kepengurusan Pusat GBKP disebut Moderamen, atau yang lebih familiar sebagai [[Sinode]], GBKP berjumlah 11 (sebelas) orang (masa periode 2015-2020) dengan susunan sebagai berikut :
*Ketua Umum  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp; : Pdt. Agustinus Pengarapen Purba, S.Th, M.A.
*Kabid Marturia  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;: Pdt. Kongsi Kaban, S.Th.
*Kabid Koinonia  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp; : Pdt. Krismas Imanta Barus, M.Th.
*Kabid Diakonia  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp; : Pdt. Rosmali br Barus, S.Th.
*Kabid Dana & Usaha  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp; : Dk. Khristiani br Ginting
*Kabid SDM  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp; : Pdt. Sarianto Purba, S.Th, M.Min.
*Kabid Pembinaan  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp; : Pdt. Yunus Bangun , M.Th.
*Sekretaris Umum  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;: Pdt. Rehpelita Ginting, S.Th., M.Min.
*Wak. Sekretaris Umum  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp; : Pt. Jetra Sembiring, S.T.
*Bendahara Umum  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp;  &nbsp; : Pt. Mulia Perangin-angin, S.E.
 
Sejumlah [[yayasan]] yang dikelola oleh GBKP, antara lain:
Baris 76:
*Kategorial Kaum Bapak, yang disebut MAMRE GBKP
*Kategorial Kaum Pemuda-pemudi, yang disebut PERMATA GBKP
*Kategorial Anak-anak & Remaja yang disebut KA-KR GBKP <ref name="BukuCooley">{{id}}</ref>
 
== Sekretariat ==
Baris 84:
 
== Gereja Mitra ==
GBKP adalah gereja anggota [[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia]] (sejak 25 Mei 1950),<ref name=pgi>[http://www.pgi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=229&Itemid=380 Profil GBKP di situs PGI]</ref> [[Dewan Gereja-gereja Asia]], [[Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia]], dan [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]] (WCC).<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref> Selain itu GBKP bermitra dengan ''Nederlanse Hervormde Kerk'' di [[Belanda]] , [[Evangelical Lutheran Church in America]] (ELCA), dan United Evanglism Misson (UEM) dari [[Jerman]].<ref name="BukuCooley">{{id}}</ref>
 
== Referensi ==