Imperium Britania: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up, replaced: kokoh → kukuh, mengijinkan → mengizinkan
Baris 133:
 
=== Perubahan status koloni kulit putih ===
Sejak abad ke-18, telah terjadi perbedaan yang nyata antara status koloni Inggris yang dihuni oleh penduduk [[kulit putih|berkulit putih]] dengan koloni yang dihuni oleh penduduk non-kulit putih. Saat pemikiran "[[:en:Enlightened absolutism|absolutisme tercerahkan]]" berkembang di Eropa, Inggris didesak untuk mengubah status koloni-koloni kulit putih agar mengijinkanmengizinkan mereka membentuk pemerintahan sendiri.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;7.</ref>
[[Berkas:Birth of the Irish Republic.jpg|thumb|210px|''Kelahiran Republik Irlandia'' oleh Walter Paget.]]
Langkah koloni kulit putih untuk memperoleh kemerdekaan dari Imperium Britania dimulai dengan adanya [[Laporan Durham]] pada tahun 1839: dua provinsi di Kanada (Kanada Atas dan Kanada Bawah) diusulkan untuk di-[[Teori unifikasi|unifikasi]] sebagai solusi atas kerusuhan politik yang kerap terjadi di sana.<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;28–29.</ref> Unifikasi ini disahkan dalam Undang-Undang Penyatuan pada tahun 1840, yang kemudian membentuk Provinsi Kanada. Pemerintahan mandiri pertama kali diberikan pada [[Nova Scotia]] pada tahun 1848, kemudian menyusul koloni-koloni Inggris lainnya di Amerika utara. Selanjutnya, dengan diberlakukannya Undang-Undang Konstitusi oleh [[Parlemen Britania Raya]] pada tahun 1867, Kanada Atas, Kanada Bawah, [[New Brunswick]] dan [[Nova Scotia]] disatukan menjadi [[Kanada|Domini Kanada]], dengan status sebagai Pemerintahan Konfederasi yang menikmati hak penuh kecuali dalam hal [[hubungan internasional]].<ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;187</ref> [[Australia]] dan [[Selandia Baru]] juga memperoleh status yang sama setelah tahun 1900. Koloni-koloni di Australia di unifikasi pada tahun 1901 menjadi Federasi Australia, sedangkan Selandia Baru menyusul setelahnya dengan status sebagai Pemerintahan Domini. Istilah Pemerintahan Domini sendiri secara resmi baru diperkenalkan dalam Konferensi Kolonial pada tahun 1907 di London untuk menegaskan status Kanada, Australia dan Selandia Baru.<ref name="rhodes5"/>
Baris 222:
Sebagian besar negara-negara bekas koloni Inggris adalah anggota [[Negara-Negara Persemakmuran]], yaitu suatu organisasi non-politik yang sifatnya sukarela. Lima belas anggota yang tergabung dalam [[Wilayah Persemakmuran]] berbagi [[kepala negara]] dengan Inggris.<ref>{{Cite web|url=http://www.thecommonwealth.org/Internal/150757/head_of_the_commonwealth/|title=Head of the Commonwealth|publisher=Commonwealth Secretariat|accessdate=9 October 2010}}</ref>
 
Selama berabad-abad, Pemerintah Inggris dan imigrannya telah meninggalkan jejaknya pada negara-negara merdeka yang muncul dari Imperium Britania. Pengaruh yang paling besar terlihat dalam penyebaran [[bahasa Inggris]] di berbagai wilayah di seantero dunia. Saat ini bahasa Inggris merupakan bahasa utama bagi lebih dari 400 juta penduduk di dunia dan dituturkan oleh sekitar satu setengah miliar orang sebagai bahasa pertama, kedua atau bahasa internasional.<ref>[[#refHogg|Hogg]], hal.&nbsp;424 chapter 9 ''English Worldwide'' by David Crystal: "approximately one in four of the worlds population are capable of communicating to a useful level in English."</ref> Penyebaran bahasa Inggris sejak paruh kedua abad ke-20 juga turut dibantu oleh pengaruh budaya [[Amerika Serikat]], yang awalnya juga terbentuk dari koloni Inggris. Dalam sistem pemerintahan, dengan pengecualian di hampir semua bekas koloni Inggris di Afrika yang sekarang telah mengadopsi [[sistem presidensial]], [[sistem parlementer]] Inggris telah menjadi model umum bagi negara-negara bekas koloni Inggris, demikian juga [[hukum Inggris|sistem hukum Inggris]].<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;307.</ref> Komisi Yudisial Dewan Privi juga masih berfungsi sebagai pengadilan tertinggi di beberapa bekas koloni Inggris di Karibia dan Pasifik. Tentara dan [[Pegawai Negeri Sipil]] Inggris selama masa kolonisasi juga turut menyebarkan dan membentuk [[Komuni Anglikan]] di seluruh benua. [[Arsitektur]] kolonial Inggris seperti gereja, stasiun kereta api dan bangunan pemerintah masih berdiri kokohkukuh di banyak kota yang pernah menjadi bagian dari Imperium Britania.<ref>[[#refMarshall|Marshall]], hal.&nbsp;238–40.</ref> Cabang-cabang olahraga yang berasal dari Inggris, khususnya [[sepak bola]], [[kriket]], [[tenis]] dan [[golf]], turut serta diekspor.<ref>[[#refTorkildsen2005|Torkildsen]], hal.&nbsp;347.</ref> Penggunaan sistem pengukuran dan sistem imperial Inggris terus digunakan di beberapa negara yang diadopsi dalam berbagai cara. Konvensi [[Arah lalu lintas|mengemudi di sisi kiri jalan]] juga masih dipertahankan oleh sebagian besar negara-negara bekas Imperium Britania.<ref>[[#refParsons|Parsons]], hal.&nbsp;1.</ref>
 
Batas-batas politik yang diciptakan oleh Inggris tidak selalu mencerminkan kehomogenan etnis atau agama, justru seringkali memberikan kontribusi bagi konflik di daerah-daerah yang pernah menjadi koloni Inggris. Imperium Britania juga bertanggung jawab atas [[migrasi]] jutaan penduduk dari Kepulauan Britania (terutama Inggris dan Irlandia) ke Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Para [[imigran]] ini secara perlahan-lahan menanggalkan identitas ke-Inggris-an mereka setelah terbentuknya negara baru. Imigrasi besar-besaran selama masa kejayaan Imperium Britania seringkali menyebabkan ketegangan antar etnis dan semakin tersingkirnya minoritas asli di wilayah koloni seperti [[Aborigin]] di Australia, [[Indian]] di Amerika Utara dan sebagainya. Jutaan jiwa bermigrasi dari dan ke wilayah-wilayah koloni Inggris. Sejumlah besar orang [[India]] beremigrasi ke bagian lain dari imperium, seperti [[Malaysia]] dan [[Fiji]]. [[Emigrasi]] warga [[Tionghoa]], terutama dari [[Cina selatan|Cina Selatan]] menyebabkan terbentuknya mayoritas Tionghoa di Singapura dan minoritas Tionghoa di Karibia. Sementara itu, komposisi penduduk Inggris sendiri berubah setelah terjadinya [[Perang Dunia II]], yaitu terjadi gelombang migrasi besar-besaran dari negara-negara koloni ke [[Kepulauan Britania]].<ref>[[#refDalziel2006|Dalziel]], hal.&nbsp;135.</ref>