Perbandingan antara Buddhisme dan Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 20:
Penulis buku ''Jesus's Godama Sources'' mengklaim bahwa dalam kebudayaan Barat, atau kebudayaan Kristen, tidak ada kesadaran untuk mengakui sikap menyerap gagasan dari luar. Untuk mendukung klaim ini, penulis mengutip kata-kata Max Muller dalam buku ''India, What Can it Teach Us'', yang menyatakan: "Secara alami, kita pasti langsung menganggap bahwa kisah-kisah Buddhis merupakan adaptasi dari buku-buku Kristen, dan bukan sebaliknya. Namun kini pemikiran para sarjana berubah. Beberapa cerita (Kristen) ditemukan dalam kitab Buddha Hinayana dan tentu saja berasal dari masa sebelum agama Kristen."<ref>{{citation| title=Jesus's Godama Sources | last=Hopkins | first=Daniel| publisher=CreateSpace Independent Publishing Platform | year=2013 | url=http://books.google.co.id/books/about/Jesus_s_Godama_Sources.html?id=dEAMlgEACAAJ&redir_esc=y| pages=65 | isbn=1480127310}}</ref>
 
Pada tahun 1904, William Crooke berpendapat bahwa [[rosario]] umat Kristen sesungguhnya berasal dari India, dan hadir di Eropa Barat karena [[Perang Salib]], dengan bentuk awal berdasarkan versi muslim, yaitu [[tasbih]].<ref>{{cite book |last=Crooke |first=William |url=http://books.google.com/?id=o6UCAAAAMAAJ&pg=RA5-PA407&lpg=RA5-PA407&dq=rosary+india+crusades#PPP12,M1 |title=Things Indian: Being Discursive Notes on Various Subjects Connected with India |publisher=Charles Scribner's Sons |location=New York |year=1904 |accessdate=2007-01-14}}</ref> Tahun 1921, [[Charles Eliot (diplomat)|Charles Eliot]], duta besar Inggris untuk Jepang juga menulis kemiripan antara ajaran Kristen dengan padanannya dalam tradisi Buddha, dan berhipotesis bahwa keduanya berpangkal pada asal yang sama.<ref>{{citation| last=Eliot | first=Charles | title=Hinduism and Buddhism, An Historical Sketch | volume=3 | publisher=General Books LLC | year=2010 | isbn=1151475882 | url=http://books.google.co.id/books?id=DFxMCaGecIgC&printsec=frontcover&dq=hinduism+and+buddhism&hl=id&sa=X&ei=ZvUPU4yvMMWNrge9-YG4AQ&ved=0CDoQ6AEwAg#v=onepage&q=hinduism%20and%20buddhism&f=false}}</ref> Pada awal abad ke-20, [[Burnett Hillman Streeter]] berpendapat bahwa ajaran moral Sang Buddha memiliki empat kesamaan dengan [[khotbah di bukit]].<ref>{{cite journal |title=Did Buddhism influence early Christianity? |first=N. S. |last=Chandramouli |publisher=The Times of India |date=1997-05-01}}</ref>
 
Pada akhir abad ke-20, sejarawan [[Jerry H. Bentley]] juga menulis anggapan kemiripan dan berkata bahwa ada kemungkinan "agama Buddha memengaruhi perkembangan awal agama Kristen" dan mengajukan "sejumlah hal menarik yang mengandung kemiripan seputar kelahiran, riwayat, doktrin, dan kematian antara Sang Buddha dan Yesus".<ref>{{cite book |title=Cross-Cultural Contacts and Exchanges in Pre-Modern Times |first=Jerry H. |last=Bentley |publisher=Oxford University Press |year=1992 |isbn=978-0-19-507640-0 |page=240}}</ref> Beberapa pemuka Buddhis juga menarik hubungan antara Yesus dan Buddhisme, contohnya pada tahun 2001, [[Tenzin Gyatso|Dalai Lama]] menyatakan bahwa "Yesus Kristus juga pernah mengalami kehidupan sebelumnya," dan menambahkan bahwa "Seperti yang Anda ketahui, Ia telah mencapai tingkatan yang tinggi, entah sebagai [[Bodhisatwa]], atau orang yang tercerahkan, melalui praktik Buddhis atau semacamnya".<ref>{{citation| last=Beverley | first=James A. | chapter=Hollywood's Idol | title=[[Christianity Today]] | url=http://www.christianitytoday.com/ct/2001/june11/15.64.html | date=11 Juni 2001 | volume=Vol.45, No. 8 | accessdate=20 April 2007}}</ref>
 
==Kemiripan yang spesifik==
Baris 37:
Ada perbedaan inheren dan fundamental antara agama Buddha dan Kristen; salah satu perbedaan yang signifikan adalah [[monoteisme]] sebagai kepercayaan dasar agama Kristen dan ketergantungan terhadap [[Tuhan|Tuhan personal]], sedangkan agama Buddha pada umumnya bersifat [[nonteisme]] dan menolak adanya Tuhan personal sehingga nilai-nilai ketuhanan sudah terkandung dalam dunia itu sendiri.<ref name=Numrich10>{{citation| title=The Boundaries of Knowledge in Buddhism, Christianity, and Science | first=Paul D. | last=Numrich | year=2008 | isbn=3525569874 | pages = 10}}</ref>
 
[[Doa Syahadat Nicea]], yaitu kredo Kekristenan yang sering ditemui di seluruh dunia, menyatakan bahwa "Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan".<ref name=Bromo515>{{citation| title=International Standard Bible Encyclopedia: E-J | first=Geoffrey W. | last=Bromiley | year=1982 | isbn=0802837824 | pages=515-516}}</ref> Akan tetapi, gagasan penciptaan yang teistis pada umumnya terasa asing dalam filsafat Buddhis, dan perdebatan mengenai keberadaan Tuhan barangkali merupakan 'dinding penghalang' tak terelakkan antara ajaran Kristen dan Buddha.<ref name=Numrich10/><ref name=Lim34>{{citation| title = Communicating Christ in the Buddhist World | first1=Paul | last1=De Neui | first2=David | last2=Lim | year=2006 | isbn=0878085106 | pages=34}}</ref> Meskipun ajaran mazhab Buddha [[Mahayana]] menyiratkan kepercayaan akan [[Bodisatwa]], hal ini sangatlah berbeda dengan gagasan Tuhan Sang Pencipta dalam ajaran Kristen.<ref name=Lim34/><ref name=Norman149/> Sungguhpun beberapa aliran Buddhisme meyakini keberadaan [[Buddha abadi]] yang impersonal atau [[trikaya|kekuatan daya cipta]], pada umumnya ajaran Buddha memandang alam semesta sebagai sesuatu yang tak pernah dimulai dan tak akan berakhir.<ref>{{citation| first=Guang |last=Xing | title=The Concept of the Buddha | publisher=RoutledgeCurzon | place=London | year=2005 | pages=89}}</ref><ref>{{cite book |last = Hattori |first = Sho-on |title = A Raft from the Other Shore: Honen and the Way of Pure Land Buddhism |publisher = Jodo Shu Press |year = 2001 |isbn = 4-88363-329-2 |pages=25–27}}</ref>
 
Ada perbedaan inheren antara kepercayaan Kristen dan Buddha tentang [[akhir zaman]] dan [[eskatologi]].<ref name=Walls552>{{citation| title=The Oxford Handbook of Eschatology | first=Jerry L. | last=Walls | year=2010 |isbn=0199735883}}</ref> Jan Nattier menyatakan bahwa kendati Buddhisme memiliki gagasan "eskatologi relatif" yang mengacu kepada siklus kehidupan yang spesifik, istilah "eskatologi Buddha" tidak mengajarkan adanya akhir zaman, atau kepercayaan bahwa dunia akan hancur dalam satu hari; kitab Buddhis berkali-kali menekankan bahwa "[[Saṃsāra|reinkarnasi]] yang terus berputar" merupakan siklus kelahiran-kematian yang tidak pernah berawal.<ref name=Walls552/> Di sisi lain, eskatologi Kristen secara langsung mengajarkan konsep "musnahnya seluruh ciptaan" pada [[Pengadilan Terakhir|Hari Pengadilan Terakhir]], ketika dunia sudah mencapai batas umurnya.<ref>{{citation| title=The Oxford Companion to Christian Thought | first=Adrian | last=Hastings | first2=Alistair | last2=Mason | first3=Hugh | last3=Pyper | year=2000 | isbn=0198600240 | pages=206}}</ref> Ditinjau secara umum, pandangan Buddhis dan Kristen tentang akhir zaman benar-benar sama sekali berbeda.<ref name=Walls552/>