Saidullah dari Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: minor cosmetic change
Baris 53:
|height =
|}}
'''Sultan Sa'idullah'''<ref name="hikayat banjar">{{ms}}{{cite book|first=[[Johannes Jacobus Ras|Johannes Jacobus]]|last=Ras|title=''[[Hikayat Banjar]]'' diterjemahkan oleh [[Siti Hawa Salleh]]|location=Malaysia|publisher=Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka |year= 1990|isbn=9789836212405}}ISBN 983-62-1240-X</ref> ('''Sultan Sa'idillah'''<ref name="tutur candi">{{id}} Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986)</ref> ) alias '''Ratu Anom'''<ref name="hikayat banjar"/> atau '''Sultan Ratu''' adalah [[Sultan Banjar]] tahun [[1647]]-[[1660]]. '''Sultan Saidullah''' merupakan gelar yang dipakai dalam [[khutbah]], sedangkan gelar yang dimasyhurkan/dipopulerkan adalah '''Ratu Anom'''. Sesuai gelarnya Ratu Anom yang bermakna raja yang masih muda, maka dalam menjalankan kekuasaannya dia sangat tergantung dengan pamannya [[Panembahan di Darat]] yang menjabat [[mangkubumi]] semenjak almarhum Sultan Inayatullah (ayahandanya). Setelah menjabat mangkubumi selama lima tahun Panembahan di Darat mangkat, kemudian digantikan oleh [[Ratu Bagawan]] (Raja Kotawaringin I) yang menjabat mangkubumi selama lima tahun pula. Ratu Bagawan mengundurkan diri karena alasan uzur maka kemudian jabatan mangkubumi diserahkannya kepada [[Rakyatullah dari Banjar|Pangeran Dipati Tapesana]] yang bergelar Pangeran Dipati Mangkubumi. Ketiga orang tersebut merupakan paman Ratu Anom. Masa kekuasaan Ratu Anom selama lima belas tahun.<ref name="hikayat banjar"/> Jarak waktu antara mangkatnya Sultan Inayatullah hingga dia ditabalkan sebagai Sultan Banjar adalah satu tahun. Selama masa tersebut kekuasaan "dipegang" oleh mangkubumi.
 
Menurut tradisi suksesi kesultanan yang berjalan normal, di antara putera-putera dari seorang Sultan yang sedang berkuasa, salah seorang puteranya kelak akan dilantik sebagai Sultan dan seorang yang lainnya akan dilantik sebagai mangkubumi (Pangeran Mangkubumi) menggantikan mangkubumi sebelumnya yang meninggal dunia. Dalam suksesi yang berjalan wajar semestinya pengganti [[Panembahan di Darat]] (Pangeran Dipati Anom ke-1) sebagai mangkubumi adalah saudara Sultan Saidullah yaitu [[Sultan Agung dari Banjar|Pangeran Kasuma Lalana/Pangeran Dipati Anom (ke-2)]], tetapi hal tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kelak pada tahun 1663 Pangeran Dipati Anom (ke-2) mengambil alih dengan paksa jabatan Pangeran Dipati Mangkubumi/Pangeran Dipati Tapesana yang saat itu menjadi Penjabat Sultan Banjar bergelar Sultan Rakyatullah (1660-1663).