Sitor Situmorang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Riwayat: minor cosmetic change
Baris 35:
== Riwayat ==
[[Berkas:Sitor-situmorang.jpg|jmpl|left|Sitor pada masa tuanya.]]
Sitor dilahirkan dengan nama '''Raja Usu'''. Dia menempuh pendidikan pendidikan di [[HIS]] di [[Balige, Toba Samosir|Balige]] dan [[Kota Sibolga|Sibolga]] serta [[MULO]] di [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]] kemudian [[AMS]] di [[Batavia]] (kini [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]). Pada tahun 1950-1952, Sitor sempat berkelana ke [[Amsterdam]] dan [[Paris]]. Selanjutnya, ia memperdalam ilmu memperdalam ilmu [[sinematografi]] di [[Universitas California]] pada tahun 1956-57.<ref name="sitor1">{{id}} {{cite book |last = Situmorang |first = Sitor |title = Bunga di atas batu (si anak hilang) : pilihan sajak, 1948-1988 |publisher = Gramedia |location = Jakarta |year = 1989 |isbn = 9794036021 |page = 373 }}.</ref>
 
Waktu kelas dua SMP, Sitor berkunjung ke rumah abangnya di Sibolga dan menemukan buku Max Havelaar karya Multatuli.l Buku itu selesai dibaca dalam 2-3 hari tanpa putus, walau penguasaan bahasa Belandanya belum memadai. Isi buku menyentuh kesadaran kebangsaannya. Ia menerjemahkan sajak ''Saidjah dan Adinda'' dari Max Havelaar ke dalam bahasa Batak. Sejak itu, minat dan pehatian terhadap sastra makin tumbuh, dan dibarengi aspirasi "kelak akan menjadi pengarang".<ref name="sitor2">{{id}} {{cite book |last = Situmorang |first = Sitor |title = Bunga di atas batu (si anak hilang) : pilihan sajak, 1948-1988 |publisher = Gramedia |location = Jakarta |year = 1989 |isbn = 9794036021 |page = 355-356}}.</ref>
 
A. Teeuw menyebutkan bahwa Sitor Situmorang menjadi penyair Indonesia terkemuka setelah meninggalnya Chairil Anwar. Sitor menjadi semakin terlibat dalam ideologi perjuangan pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an, sebagai pengagum Presiden Soekarno, benar-benar melepaskan kesetiaanya kepada Angkatan '45 khususnya Chairil Anwar, pada masa ini.<ref name="sitor3">{{cite book |last = Teeuw |first = Teeuw |title = Modern Indonesian Literature |publisher = Martinus Nijhoff |location = The Hague |year = 1979 |isbn = 9024723086 |page = 2-3 }}</ref>
 
Ia pernah menetap di [[Singapura]] (1943), [[Amsterdam]] (1950-1951), [[Paris]] (1951-1952), dan pernah mengajar bahasa Indonesia di [[Universitas Leiden]], [[Belanda]] (1982-1990) dan bermukim di [[Islamabad]], [[Pakistan]] (1991) dan Paris.<ref name="sitor"> {{id}} {{cite book |last = Rampan |first = Korrie |title = Leksikon susastra Indonesia |publisher = Balai Pustaka |location = Jakarta |year = 2000 |isbn = 9796663589 |page =426 }} </ref>
 
Pada 21 Desember 2014, Sitor meninggal dunia pada usia 91 tahun di [[Apeldoorn]], [[Belanda]].<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2014/12/21/114630024/Penyair-Sitor-Situmorang-Wafat-di-Belanda Penyair Sitor Situmorang Wafat di Belanda], Tempo, 21 Desember 2014, diakses 21 Desember 2014</ref>