Negara Islam Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hape~idwiki (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 11359879 oleh 202.179.189.130 (bicara) : Vandalisme - Mengosongkan Halaman
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 35:
Gerakan ini bertujuan menjadikan [[Republik Indonesia]] yang saat itu baru saja [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|diproklamasikan kemerdekaannya]] dan ada pada masa [[Perang Kemerdekaan Indonesia|perang dengan tentara Kerajaan Belanda]] sebagai negara [[teokrasi]] dengan [[agama Islam]] sebagai dasar negara. Dalam proklamasinya bahwa "Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya dinyatakan bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi adalah [[Al Quran]] dan [[Sunnah]]". Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas menyatakan kewajiban negara untuk membuat undang-undang yang berlandaskan [[syariat Islam]], dan penolakan yang keras terhadap ideologi selain Alqur'an dan Hadits Shahih, yang mereka sebut dengan "hukum [[kafir]]", sesuai dalam Qur'aan Surah 5. Al-Maidah, ayat 50.{{fact}}
 
== Pergerakan ==
Dalam perkembangannya, DI menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama Jawa Barat (berikut dengan daerah yang berbatasan di [[Jawa Tengah]]), [[Sulawesi Selatan]], [[Aceh]] dan [[Kalimantan]] .<ref>Robert Cribb. 2000. ''Historical Atlas of Indonesia''. Halaman 162.</ref><ref>{{cite web|title=Relevansi Darul Islam Untuk Masa Kini|url=http://www.crisisgroup.org/en/regions/asia/south-east-asia/indonesia/op-eds/jones-relevansi-darul-islam-untuk-masa-kini.aspx|publisher=crisisgroup.org|date=16 Agustus 2010|accessdate=28 November 2014}}</ref>
Untuk melindungi kereta api, Kavaleri Kodam VI Siliwangi (sekarang Kodam III) mengawal kereta api dengan panzer tak bermesin yang didorong oleh lokomotif uap D-52 buatan Krupp Jerman Barat. Panzer tersebut berisi anggota TNI yang siap dengan senjata mereka. Bila ada pertempuran antara TNI dan DI/TII di depan, maka kereta api harus berhenti di halte terdekat. Pemberontakan bersenjata yang selama 13 tahun itu telah menghalangi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ribuan ibu-ibu menjadi janda dan ribuan anak-anak menjadi yatim-piatu. Diperkirakan 13.000 rakyat Sunda, anggota organisasi keamanan desa (OKD) serta tentara gugur. Anggota DI/TII yang tewas tak diketahui dengan tepat.<ref>{{cite web|title=History of Railways in Indonesia|url=http://keretapi.tripod.com/history.html|publisher=keretapi.tripod.com|date=|accessdate=28 November 2014}}</ref>
 
Setelah [[Kartosoewirjo]] ditangkap [[TNI]] dan dieksekusi pada [[1962]], gerakan ini menjadi terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun dinyatakan sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia.<ref>{{cite web|title=NII Has New Target, Pattern|url=http://lipsus.kompas.com/edukasi/read/2011/04/25/08274538/NII.Has.New.Target.Pattern|publisher=kompas.com|date=25 April 2011|accessdate=28 November 2014}}</ref><ref>{{cite web|title=Q&A: Indonesia’s Terrorism Expert on the Country’s Homegrown Jihadis|url=http://world.time.com/2013/08/26/qa-indonesias-terrorism-expert-on-the-countrys-homegrown-jihadis/|publisher=world.time.com|date=26 Agustus 2013|accessdate=28 November 2014}}</ref>
 
=== Gerakan DI/TII Daud Beureueh ===
Baris 49:
 
=== Gerakan DI/TII Ibnu Hadjar ===
Pada bulan Oktober [[1950]] DI/ TII juga tercatat melakukan pemberontakan di [[Kalimantan Selatan]] yang dipimpin oleh [[Ibnu Hadjar]]. Para pemberontak melakukan pengacauan dengan menyerang pos-pos kesatuan ABRI (TNI-POLRI). Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan pendekatan damai kepada Ibnu Hadjar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan diterima menjadi anggota ABRI. Ibnu Hadjar sempat berpura-pura menyerah, akan tetapi setelah menyerah dia kembali melarikan diri dan melakukan pemberontakan lagi sehingga pemerintah akhirnya terpaksa menugaskan pasukan ABRI (TNI-POLRI) untuk menangkap Ibnu Hadjar. Pada akhir tahun 1959 Ibnu Hadjar beserta seluruh anggota gerombolannya tertangkap dan dihukum mati.<ref>{{cite web|title=Mencari Ibnu Hajar dalam Sejarah|url=http://banjarmasin.tribunnews.com/2013/06/25/mencari-ibnu-hajar-dalam-sejarah|publisher=banjarmasin.tribunnews.com|date=25 Juni 2013|accessdate=28 November 2014}}</ref><ref>{{cite book | last =Singh| first =Bilveer| title =The Talibanization of Southeast Asia| publisher =Greenwood Publishing Group, Inc.| year = 2007 | page =31}}</ref><ref>{{cite book | last =Sjamsuddin| first =Nazaruddin| title =The Republican Revolt: A Study of the Acehnese Rebellion| publisher = Institute of Southeast Asian Studies | year = 1985 | page = 247}}</ref>
 
=== Gerakan DI/TII Amir Fatah ===
[[Amir Fatah]] merupakan tokoh yang membidani lahirnya DI/TII [[Jawa Tengah]]. Semula ia bersikap setia pada RI, namun kemudian sikapnya berubah dengan mendukung Gerakan DI/TII. Perubahan sikap tersebut disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, terdapat persamaan ideologi antara Amir Fatah dengan S.M. Kartosuwirjo, yaitu keduanya menjadi pendukung setia ideologi Islam radikal. Kedua, Amir Fatah dan para pendukungnya menganggap bahwa aparatur Pemerintah RI dan TNI yang bertugas di daerah Tegal-Brebes telah terpengaruh oleh "orang-orang Kiri", dan mengganggu perjuangan umat Islam. Ketiga, adanya pengaruh "orang-orang Kiri" tersebut, Pemerintah RI dan TNI dianggap tidak menghargai perjuangan Amir Fatah dan para pendukungnya selama itu di daerah Tegal-Brebes. Bahkan kekuasaan yang telah dibinanya sebelum Agresi Militer II, harus diserahkan kepda TNI di bawah Wongsoatmojo. Keempat, adanya perintah penangkapan dirinya oleh Mayor [[Wongsoatmojo]]. Hingga kini Amir Fatah dinilai sebagai pembelot baik oleh negara RI maupun umat muslim Indonesia.<ref>{{cite web|title=Gerakan DI/TII Amir Fatah 1949-1950 : suatu pemberontakan kaum Santri di Daerah Tegal-Brebes|url=http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-71599.pdf|publisher=University of Indonesia Library|date=|accessdate=28 November 2014}}</ref>
 
=== Gerakan DI/TII Qahar Muzakkar ===
Baris 60:
{{reflist|2}}
 
=== Catatan kaki ===
* Dijk, C. van (Cornelis) ''Rebellion under the banner of Islam : the Darul Islam in Indonesia'' The Hague: M. Nijhoff,1981.ISBN 90-247-6172-7
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0904/18/0802.htm "Beban Sejarah Umat Islam Indonesia"], ''[[Pikiran Rakyat]]'', 18 September 2004
* {{id icon}} [http://www.dataphone.se/~ahmad/ Ahmad Sudirman page]
* {{id}} [http://www.kebudayaan.depdiknas.go.id/BudayaOnline/SeniBudaya/Sejarah/PERANG/n_perang.htm Pemberontakan DI/TII Daud Beureuh]
* {{id}} [http://www.jamestown.org/single/?tx_ttnews[tt_news]=795#.VHiQCMkucn5 Malaysia Announces the Arrest of 12 Darul Islam Members]