Alienasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: dari pada → daripada
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k →‎top: ejaan, replaced: obyek → objek, subyek → subjek
Baris 5:
Keterasingan terjadi jika semakin banyaknya modal terkumpul untuk Kapitalis, dan semakin miskin pula si Buruh akibat dari hasil eksploitasi si kapitalis. Artinya si kapitalis menimbun banyak harta yang sebenarnya merupakan [[Nilai Lebih]] barang yang telah diciptakan si buruh. Karena buruh tidak memiliki kekuasaan untuk menjual barang tersebut seperti layaknya yang dilakukan kapitalis, maka si kapitalis yang memiliki hak untuk menjual barang tersebutlah yang akan mendapat nilai lebih tersebut.
 
Jika [[nilai lebih]] ini diakumulasikan dengan apa yang di dapat si buruh -baca [[gaji]]-, akan memunculkan variabel yang berbalik. Dimana si buruh akan menjadi lebih murah atau tak berharga saat nilai lebih dari barang-barang yang dia buat jauh lebih tinggi dan tidak sepadan dengan nilai yang ia dapat. Hal tersebut akan memunculkan keadaan yang disebut Karl Marx sebagai [[obyektivikasi]] (''Vergebrtandlichung'') atau bisa dibilang buruh dijadikan obyekobjek dalam satuan modal di mata kapitalis, bukan sebagai subyeksubjek atau pencipta benda.
 
Pengendalian kapitalis terhadap apa yang diciptakan buruh dan keadaan sistem kemasyarakatan yang tidak mendukungnya akan memunculkan sebuah kekuatan eksternal yang memaksanya. Kekuatan tersebut seakan-akan (bagi buruh) memusuhinya. Artinya, sebagai ''[[barang modal]]'' milik kapitalis, buruh tak lain dianggap sebagai budak dan bisa dipakai oleh si kapitalis asal dalam batas-batas perjanjian atas buruh dan si majikan yang pro-keuntungan si majikan dan bukan perjanjian yang ''balanced'', sering ini menjadi sebagai perangkap kerja buat si buruh karena buruh yang tak punya tak punya pilihan lain selain menerima perjanjian tersebut. Dengan kata lain, produk kerja dari kaum buruh tidak menjadi kepunyaanya dan bersifat eksternal.