Imanen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lotje (bicara | kontrib)
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k →‎top: ejaan, replaced: faham → paham, obyek → objek, subyektif → subjektif
Baris 1:
[[Berkas:Omslag till boken Guds tredje strategi.jpg|thumb|200px|Tuhan dilukiskan sebagai lelaki Tua yang memiliki pribadi]]
'''Imanen''' atau '''imanensi''' adalah fahampaham yang menekankan berpikir dengan diri sendiri atau subyektifsubjektif.<ref name="Bagus">{{id}}Lorens Bagus., ''Kamus Filsafat'', Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996</ref> Istilah imanensi berasal dari Bahasa [[Latin]] ''immanere'' yang berarti "tinggal di dalam".<ref name="Bagus"/> Imanen adalah lawan kata dari transenden.<ref name="Bagus"/> Pertama kali, istilah ini diajukan oleh Aristoteles yang memiliki arti "batin" dari suatu obyekobjek, fenomena atau gejala. Kemudian dikembangkan oleh [[Imanuel Kant|Kant]] dan berlaku sampai sekarang.<ref name="Bagus"/>
 
Dalam istilah [[Filsafat Ketuhanan]], Tuhan yang imanen berarti Tuhan berada di dalam struktur alam semesta serta turut serta mengambil bagian dalam proses-proses kehidupan manusia.<ref name="Bagus"/> Berbeda dengan transenden yang sangat mengagungkan Tuhan yang begitu jauh sehingga mereka sangat hormat.<ref name="Bagus"/> Imanensi lebih dekat dan terbatas pada pengalaman manusia, seperti dikemukakan [[David Hume|Hume]] dalam teori ''fenomenalisme empiris'' dan [[Imanuel Kant|Kanti]] dalam ''Crtitique of Pure Reason''.<ref name="Bagus"/>