Kota Tangerang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Informasi budaya
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: diantara → di antara
Baris 64:
[[File:AMH-4578-NA Map of the fort at Tangerang.jpg|thumb|Denah Benteng Tangerang tertanggal 1709]]
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Villa van de heer Oei Dji San bij Tangerang West-Java. TMnr 60007621.jpg|thumb|Kediaman Tuan Oei Dji San, seorang tokoh Tionghoa di Tangerang, pada tahun 1920-1922]]
Untuk mengungkapkan asal usul tangerang sebagai kota "Benteng", diperlukan catatan yang menyangkut perjuangan. Menurut sari tulisan F. de Haan yang diambil dari arsip [[VOC]], resolusi tanggal [[1 Juni]] [[1660]] melaporkan bahwa [[Sultan Banten]] telah membuat negeri besar yang terletak di sebelah barat sungai Untung Jawa, dan untuk mengisi negeri baru tersebut Sultan Banten telah memindahkan 5.000 sampai 6.000 penduduk.
 
Kemudian dalam Dag Register tertanggal [[20 Desember]] [[1668]] diberitakan bahwa Sultan Banten telah mengangkat [[Raden Sena Pati]] dan [[Kyai Demang]] sebagai penguasa di daerah baru tersebut. Karena dicurigai akan merebut kerajaan, Raden Sena Pati dan Kyai Demang dipecat oleh Sultan. Sebagai gantinya diangkat Pangeran Dipati lainnya. Atas pemecatan tersebut Ki Demang sakit hati. Kemudian tindakan selanjutnya ia mengadu domba antara Banten dan VOC. Tetapi ia terbunuh di Kademangan.
 
Dalam arsip VOC selanjutnya, yaitu dalam Dag Register tertanggal [[4 Maret]] [[1680]] menjelaskan bahwa penguasa Tangerang pada waktu itu adalah Kyai Dipati Soera Dielaga. [[Kyai Soeradilaga]] dan putranya Subraja minta perlindungan VOC dengan diikuti 143 pengiring dan tentaranya (keterangan ini terdapat dalam Dag Register tanggal [[2 Juli]] [[1682]]). Ia dan pengiringnya ketika itu diberi tempat di sebelah timur sungai, berbatasan dengan pagar VOC.
 
Ketika bertempur dengan Banten, Soeradilaga beserta ahli perangnya berhasil memukul mundur pasukan Banten. Atas jasa keunggulannya itu kemudian ia diberi gelar kehormatan Raden Aria Suryamanggala, sedangkan Pangerang Subraja diberi gelar Kyai Dipati Soetadilaga. Selanjutnya Raden Aria Soetadilaga diangkat menjadi Bupati Tangerang I dengan wilayah meliputi antara sungai [[Angke]] dan [[Cisadane]]. Gelar yang digunakannya adalah Aria Soetidilaga I.
 
Kemudian dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal [[17 April]] [[1684]], Tangerang menjadi daerah kekuasaan VOC. Banten tidak mempunyai hak untuk campur tangan dalam mengatur tata pemerintahan di Tangerang. Salah satu pasal dari perjanjian tersebut berbunyi: ''Dan harus diketahui dengan pasti sejauh mana batas-batas daerah kekuasaan yang sejak masa lalu telah dimaklumi maka akan tetap ditentukan yaitu daerah yang dibatasi oleh sungai Untung Jawa atau Tangerang dari pantai Laut Jawa hingga pegunungan-pegunungan sejauh aliran sungai tersebut dengan kelokan-kelokannya dan kemudian menurut garis lurus dari daerah Selatan hingga utara sampai Laut Selatan. Bahwa semua tanah disepanjang Untung Jawa atau Tangerang akan menjadi milik atau ditempati VOC.''
 
Dengan adanya perjanjian tersebut daerah kekuasaan bupati bertambah luas sampai sebelah barat sungai Tangerang. Untuk mengawasi Tangerang maka dipandang perlu menambah pos-pos penjagaan di sepanjang perbatasan sungai Tangerang, karena orang-orang Banten selalu melakukan penyerangan secara tiba-tiba. Menurut peta yang dibuat pada tahun [[1692]], pos yang paling tua terletak di muara sungai Mookervaart, tepatnya disebelah utara Kampung Baru. Namun kemudian ketika didirikan pos yang baru, bergeserlah letaknya ke sebelah Selatan atau tepatnya di muara sungai Tangerang.
 
Menurut arsip ''Gewone Resolutie Van hat Casteel Batavia'' tanggal [[3 April]] [[1705]] ada rencana merobohkan bangunan-bangunan dalam pos karena hanya berdinding bambu. Kemudian bangunannya diusulkan diganti dengan tembok. Gubernur Jenderal [[Zwaardeczon]] sangat menyetujui usulan tersbut, bahkan diinstruksikan untuk membuat pagar tembok mengelilingi bangunan-bangunan dalam pos penjagaan. Hal ini dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan penyerangan. Benteng baru yang akan dibangun untuk ditempati itu direncanakan punya ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Disana akan ditempatkan 30 orang Eropa dibawah pimpinan seorang ''Vandrig'' (Peltu) dan 28 orang [[Makasar]] yang akan tinggal di luar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata yang diperoleh dari Bupati Tangerang Aria Soetadilaga I.
 
Setelah benteng selesai dibangun personilnya menjadi 60 orang Eropa dan 30 orang hitam. Yang dikatakan orang hitam adalah orang-orang Makasar yang direkrut sebagai serdadu VOC. Benteng ini kemudian menjadi basis VOC dalam menghadapi pemberontakan dari Banten. Kemudian pada tahun [[1801]], diputuskan untuk memperbaiki dan memperkuat pos atau garnisun itu, dengan letak bangunan baru 60 ''roeden'' agak ke tenggara, tepatnya terletak disebelah timur Jalan Besar pal 17. Orang-orang pribumi pada waktu itu lebih mengenal bangunan ini dengan sebutan "Benteng". Sejak saat itu, Tangerang terkenal dengan sebutan Benteng. Benteng ini sejak tahun [[1812]] sudah tidak terawat lagi, bahkan menurut "Superintendant of Publik Building and Work" tanggal [[6 Maret]] [[1816]] menyatakan: ''...Benteng dan barak di Tangerang sekarang tidak terurus, tak seorangpun mau melihatnya lagi. Pintu dan jendela banyak yang rusak bahkan diambil orang untuk kepentingannya.''
Baris 266:
Tangerang Raya merupakan daerah penyangga bagi Jakarta, yang berkedudukan sebagai ibu kota negara RI dan pusat bisnis terbesar di indonesia. Dengan demikian, apa yang terjadi di Jakarta segera berimbas ke Tangerang. Akibat melubernya jumlah penduduk Jakarta, maka sebagian bermigrasi ke Tangerang, dengan tetap mencari nafkah di Jakarta.
 
Tangerang adalah pintu gerbang utama Indonesia. Hal itu karena keberadaan Bandara Internasional Soekarno Hatta yang berada di wilayah Kota Tangerang. Namun posisi tersebut, tidak serta merta mendongkrak sektor pariwisata Tangerang Raya.
 
Tangerang dikenal pula sebagai kawasan 1.000 industri, karena keberadaan aneka industri, terutama di sekitar Balaraja, Cisoka dan Cikupa. Tangerang juga memiliki area pesawahan yang masih sangat luas, meskipun keberadaannya terus terdesak oleh industrialisasi dan perluasan kota.
Baris 311:
* [[SMA AL - HUSNA TANGERANG]]
* [[SMA STRADA]]
* [[SMA Yuppentek 1 Tangerang ]]
* [[SMP 8 Tangerang|SMPN 8 Tangerang]]
* [[MAN Tangerang Perum]]
Baris 317:
 
Beberapa Sekolah Dasar di Tangerang yaitu:
* [[SDN 2 Tangerang|SDN 2 Tangerang]] / Depan Gor / Belakang Stasiun (Giling Paku)
 
== Kesehatan ==
Baris 323:
 
== Transportasi ==
Warga Tangerang banyak menggunakan bus dan angkutan kota sebagai sarana transportasi. Selain menggunakan bus dan angkot, moda transportasi taksi juga banyak digunakan masyarakat. Terdapat beberapa perusahaan taksi yang beroperasi di penjuru kota.
 
Tangerang memiliki bandar udara :
Baris 336:
Sebagai kawasan pemukiman kaum urban, Kota Tangerang banyak memiliki pusat perbelanjaan, baik itu pasar tradisional, hypermarket, maupun pusat perbelanjaan mewah. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Tangerang antara lain :
* Bale Kota Mall Tangerang
* [[Tangcity_MallTangcity Mall|Tang City Mall]]
* [[Metropolis Town Square]]
* [[Supermall Karawaci]], [[Lippo Village]]
Baris 349:
Kota Tangerang selain terkenal dengan pariwisatanya juga mempunyai banyak makanan khas. Beberapa tempat yang menjadi tempat wisata kuliner khas Tangerang terletak di Pasar Lama Tangerang. Beberapa makanan ini adalah khas peranakan China-Tangerang seperti [[asinan]], [[otak-otak]], [[babi panggang]], [[sate babi]], mi pasar lama, laksa tangerang, kecap benteng, dan [[emping jengkol]]. Kuliner khas lainnya adalah Tenda dua Cobra dan Tenda Tiga Sekawan yang menyajikan [[sate biawak]], ular, dan monyet<ref>[http://www.okefood.com/read/2013/09/10/302/863657/berburu-kuliner-seru-di-pasar-lama-tangerang "Berburu Kuliner Seru di Pasar Lama Tangerang"]</ref>.
 
Berikut adalah beberapa makanan khas kota Tangerang diantaranyadi antaranya:
* Sayur Besan
[[Sayur Besan]] adalah makanan khas Tangerang yang selalu dihidangkan pada saat orang tua mempelai laki-laki datang ke rumah orang tua mempelai wanita, pada acara perkawinan (ngabesan), sehingga sayur ini dinamakan Sayur Besan.
Baris 357:
 
* Pindang Bandeng
Meskipun banyak durinya, ikan [[bandeng]] tetap diburu. Ini karena dagingnya yang gurih lembut mirip dengan rasa [[susu]].
 
Pindang merupakan salah satu istilah masakan tradisional yang mengacu pada hidangan berkuah. Hidangan sederhana ini berbumbu [[bawang merah]], [[bawang putih]], [[cabai]], [[salam]], [[lengkuas]], [[jahe]] dan [[kunyit]]. Bumbu lain yang baisa ditambahkan adalah [[kecap manis]] dan rasa asamnya berasal dari [[belimbing]] sayur atau [[asam]] Jawa yang dibakar.
Baris 455:
|-
|RRI Banten Pro-1
|FM 94.9 &nbsp;MHz
|-
|RRI Banten Pro-2
|FM 101.6 &nbsp;MHz
|-
|Mersi FM
|FM 93.9 &nbsp;MHz
|-
|Star Radio
|FM 107.3 &nbsp;MHz
|-
|Glest Radio
|AM 774 &nbsp;kHz
|-
|EMC FM
|FM 93.6 &nbsp;MHz
|}