Gunung Bromo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ejaan, replaced: obyek → objek (2) |
|||
Baris 24:
[[Berkas:Bromo.jpg|thumb|250px|Gunung Bromo.]]
'''Gunung Bromo''' (dari [[bahasa Sanskerta]]: ''[[Brahma]]'', salah seorang Dewa Utama dalam agama [[Hindu]]), adalah sebuah [[gunung berapi]] aktif di [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah [[kabupaten]], yakni [[Kabupaten Probolinggo]], [[Kabupaten Pasuruan]], [[Kabupaten Lumajang]], dan [[Kabupaten Malang]]. Gunung Bromo terkenal sebagai
Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Baris 42:
{{sub-rapikan}}
{{pindah|Wikitravel}}
Perjalanan melalui pintu barat dari arah pasuruan yaitu masuk dari desa Tosari untuk menuju ke pusat
Namun bila anda mempunyai jiwa petualang maka anda dapat mencoba jalur perjalanan yang jarang dilalui wisatawan. Yaitu melalui kota Malang anda masuk melalui kota kecil tumpang kemudian masuk kota pronojiwo lalu akan melalui cagar alam yang sangat indah dari sini anda akan menjumpai pertigaan jalan di mana kearah selatan akan memasuki ranu pane ( kearah gunung semeru ) dan kearah utara anda memasuki lautan pasir bromo yang berada di punggung gunung bromo sebelah selatan. Pertigaan tersebut bernama Jemplang. Perjalanan diawali dengan menuruni bukit yang kemudian disambut dengan padang rumput yang lama kelamaan berganti menjadi lautan pasir. Jalan ini akan mengitari gunung bromo melewati lautan pasir selama kurang lebih 3 jam. Jalur ini sebenarnya tidak terlalu curam dan dapat dilalui sepeda motor, namun memerlukan jiwa petualang karena jalurnya yang masih jarang dilewati dan tidak ada satupun persinggahan maupun rumah penduduk. Kita akan benar- benar disuguhkan dengan perjalanan yang sangat menantang. Namun anda akan diganjar dengan rahasia Bromo yang lain, yang sangat jarang dilihat wisatawan, yaitu padang ruput sabana dan bunga yang sangat luas berada dibalik Gunung Bromo. Sungguh pemandangan yang berkebalikan pada sisi Utaranya yang gersang dan berdebu. Namun perlu diingat, sebaiknya jangan melalui jalur ini pada malam hari dan atau dalam cuaca yang berkabut. Jalur tidak akan terlihat dalam kondidi seperti ini.
|