Perbudakan di Amerika Serikat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: praktek → praktik (7)
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: antar negara → antarnegara (2), ditempat → di tempat, tekat → tekad
Baris 180:
Industri perdagangan budak mengembangkan bahasanya sendiri yang unik dengan kata-kata yang sekarang dipergunakan secara umum seperti ''prime hands, bucks, breeding wenches'', dan ''fancy girls''"<ref>The internal slave trade became the largest enterprise in the South outside the plantation itself, and probably the most advanced in its employment of modern transportation, finance, and publicity. The slave trade industry developed its own unique language, with terms such as "prime hands, bucks, breeding wenches, and "fancy girls" coming into common use.</ref>. Kata-kata ini artinya kurang lebih "tenaga utama", "seorang laki-laki", "perempuan induk", dan "gadis keren".
 
Perluasan perdagangan budak antar negaraantarnegara bagian memberikan kontribusi besar bagi terangkatnya kembali ekonomi negara-negara bagian yang berpesisir laut yang sebelumnya terpuruk, karena permintaan menaikkan nilai budak-budak yang dijual. Beberapa pedagang memindahkan "kawanan budak" mereka melalui laut, dengan rute Norfolk ke New Orleans sebagai yang paling lazim, namun sebagian besar budak dipaksa disuruh jalan darat sendiri. Sedangkan yang lainnya dikapalkan melalui sungai ke hulu dari pasar budak seperti di [[Louisville]] di [[Sungai Ohio]] dan [[Natchez]] di Mississippi. Para pedagang menciptakan sebuah jaringan rute-rute migrasi yang kerap dilalui, lengkap dengan tempat kurungan, lapangan dan gudang budak guna menempatkan mereka untuk sementara waktu. Selain itu para pedagang juga menyediakan kebutuhan para budak seperti pakaian, makanan dan peralatan lainnya. Sementara perjalanan semakin maju, beberapa budak dijual dan sementara yang baru dibeli. Berlin menyimpulkan: "Pada akhirnya, perdagangan budak dengan segala terminal dan pusat-pusat regionalnya, jalur dan cabangnya, mencapai segala sudut masyarakat Selatan. Hanya sedikit orang Selatan, baik berkulit hitam maupun putih yang tidak tersentuh" <ref>''In all, the slave trade, with its hubs and regional centers, its spurs and circuits, reached into every cranny of southern society. Few southerners, black or white, were untouched.''</ref>
 
Jika pada akhirnya perjalanan sudah sampai di tujuan, para budak menghadapi kehidupan yang sungguh berbeda di daerah perbatasan daripada kebanyakan pekerjaan di Wilayah Selatan atas. Pekerjaan membabat hutan dan memulai bercocok tanam di ladang-ladang baru sungguh berat dan menguras tenaga. Kombinasi dari makanan yang kurang bergizi, air buruk, dan capai dari perjalanan dan pekerjaan melemahkan para budak yang datang dan menghasilkan korban. Perkebunan baru biasa terletak di dekat tepi sungai demi kemudahan transportasi dan perjalanan. Nyamuk dan tantangan lingkungan alam lainnya menyebarkan penyakit dan memakan banyak korban budak. Mereka hanya sedikit mendapatkan imunitas terhadap penyakit-penyakit tanah rendah di daerah asal mereka. Rasio kematian sungguh tinggi dalam tahun-tahun pertama membabat hutan membuka ladang perkebunan baru sehingga para penanam lebih suka menyewa budak apabila memungkinkan daripada memilikinya.
Baris 294:
Setelah penemuan mesin pemisah biji kapas oleh [[Eli Whitney]] pada tahun 1793, sebagian besar budak di Amerika Serikat dikerahkan untuk memproduksi katun. Data statistik menunjukkan bahwa sementara kurang dari 10% penduduk Utara adalah budak, pada tahun 1790, Virginia memiliki 44% dari keseluruhan penduduk budak di AS. Perbudakan di AS pada masa sebelum Perang Saudara adalah pekerjaan terikat bagi orang berkulit hitam. Hal ini terutama sangat umum dalam sektor pertanian dengan keberadaan yang besar di Selatan, yaitu daerah di mana iklimnya lebih cocok untuk aktivitas pertanian.
 
Beberapa ahli ekonomi dan sejarawan memandang perbudakan sebagai sebuah sistem yang menguntungkan, meski tanpa ikut memperhitungkan biaya pemerintah untuk mempertahankan perlembagaan ini, apalagi kesengsaraan manusia. Peralihan dari buruh kontrak ke budak menunjukkan bahwa budak memberikan keuntungan yang lebih besar kepada pemilik mereka. Harga relatif budak dan buruh kontrak menurun pada masa sebelum perang. Buruh kontrak menjadi lebih mahal dengan meningkatnya permintaan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan di Inggris. Pada waktu yang sama, budak disuplai dari dalam AS sendiri, sehingga tidak ada permasalahan bahasa dan biaya transportasi budak antar negaraantarnegara bagian bisa dikatakan relatif rendah. Pada dasawarsa sebelum Perang Sudara, AS mengalami peningkatan alami populasi penduduk berkulit hitam. Maka populasi budak meningkat hampir empat kali antara tahun 1810 dan 1860, bahkan setelah perbudakan internasional budak dilarang pada tahun 1808 oleh AS.
 
Meskipun beberapa ilmuwan seperti [[Eugene Genovese]] berpendapat bahwa perbudakan akan punah sendiri dan merupakan sebuah sistem yang dipertahankan karena alasan budaya, [[Robert Fogel]] dan [[Stanley Engerman]] berpendapat pada buku mereka ''[[Time on the Cross]]'', bahwa rasio keuntungan perbudakan mendekati 10 persen, angka ini dekat pada investasi di aset-aset lainnya. Karya Fogel tahu 1989, ''Without Consent or Contract The Rise and Fall of American Slavery'' menjelaskan secara panjang lebar mengenai dakwaan moral perbudakan yang akhirnya berlanjut ke pencabutannya.
Baris 357:
Proklamasi Emansipasi Lincoln tanggal 1 Januari 1863 merupakan sebuah tindakan yang sangat kuat yang menjanjikan kebebasan bagi para budak di Konfederasi pada saat Tentara Uni meraih mereka, dan mengizinkan orang Afrika-Amerika mendaftar di Tentara Uni. Emansipasi ini tidak membebaskan para budak di negara-negara bagian perbatasan yang bersekutu dengan Negara Kesatuan Amerika Serikat. Karena Konfederasi tidak mengakui kekuasaan Presiden Lincoln dan proklamasi ini tidak membebaskan budak-budak di negara bagian perbatasan, sehingga pada kesan pertama seolah-olah hal ini hanya berlaku kepada budak yang berhasil melarikan diri. Namun proklamasi ini menjadi salah satu tujuan resmi perang yang langsung dilaksanakan apabila Tentara Uni menduduki daerah Konfederasi. Menurut sensus tahun 1860, proklamasi ini akan membebaskan sekitar 4 juta budak atau 12% penduduk Amerika Serikat secara keseluruhan.
 
Karena Proklamasi Emansipasi hanya berdasarkan hak-hak kekuasaan perang presiden, maka ini hanya berlaku pada wilayah yang dipegang Konfederasi saat itu. Namun Proklamasi ini menjadi simbol ketekatanketekadan Uni untuk menambahkannya kepada definisinya tentang kebebasan. Lincoln juga memainkan peran yang utama dalam menggerakkan Congress untuk menyetujui emansipasi ini permanen dan semesta dengan diterimanya Amandemen Ketigabelas terhadap UUD AS.
 
Para budak keturunan Afrika ini tidak menunggu tindakan Lincoln sebelum melarikan diri dan mencari kebebasan di belakang garis Uni. Dari tahun-tahun awal perang, ratusan ribu orang berkulit hitam melarikan diri ke daerah yang dikuasai Uni seperti [[Norfolk]] dan [[Hampton Roads]] di Virginia serta Tennessee mulai tahun 1862. Begitu banyak orang Afrika-Amerika melarikan diri ke wilayah Uni sehingga para komandan mendirikan kamp-kamp dan sekolah-sekolah bagi mereka. Di sana baik anak-anak maupun orang dewasa bisa belajar membaca dan menulis. Perhimpunan Misi Amerika (''The American Missionary Association'') ikut serta berperang dengan mengirimkan guru-guru ke kamp-kamp seperti ini, dan juga misalkan dengan mendirikan sekolah di Norfolk dan di perkebunan-perkebunan sekitarnya. Selain itu hampir 200.000 pria Afrika-Amerika berbakti dengan hormat di Tentara Uni sebagai prajurit atau kelasi. Kebanyakan mereka adalah para budak yang melarikan diri. Kaum Konfederasi merasa terhina menghadapi para prajurit berkulit hitam dan tidak mau menganggap mereka sebagai tahanan perang. Banyak yang ditembak mati, seperti pada Pembantaian Fort Pillow, dan banyak lainnya diperbudak kembali.
Baris 380:
Pendukung Amandemen Ketigabelas tahu bahwa tanpa perundang-undangan yang mengkodifikasi Amandemen Ketigabelas ke dalam bentuk undang-undang dan statut bersama badan-badan penegakan hukum untuk menegakkan undang-undang terkait, maka tidak akan ada akhir perbudakan yang sejati. Maka inilah alasan sejati Ayat 2 dimasukkan ke Amandemen Ketigabelas yang membuat Congress berwenang membuat undang-undang demi penegakan Amandemen Ketigabelas. Pemerintahan Federal juga mengirim pasukan ke Selatan untuk melindungi para mantan budak yang masih hidup bersama mantan pemilik mereka.
 
Dari tahun 1865 sampai 1875, pasukan federal ditempatkandi tempatkan di Selatan dengan tujuan khusus melindungi orang-orang berkulit hitam supaya tidak diperbudak lagi. Namun, setelah sepuluh tahun dilindungi, pasukan ditarik mundur, sehingga orang-orang berkulit hitam ini ditinggalkan di bawah kekuasaan mantan-mantan pemilik mereka. Ketika warga Afrika Amerika di Selatan tidak dilindungi oleh pasukan federal lagi, orang-orang berkulit putih menemukan cara lainnya untuk menerapkan perhambaan di luar kemauan.
 
Hal ini berlangsung sampai ke abad ke-20 ketika negara bagian terakhir, Maryland, akhirnya menghapusnya pada tahun 1972. Meski perbudakan secara umum dimengerti telah berakhir dengan adanya Proklamasi Emansipasi atau Amandemen Ketigabelas, penelitian mendalam yang dilakukan oleh seorang wartawan [[Douglas A. Blackmon]] and reported in his Pulitzer Prize winnin dan dilaporkan di dalam bukunya ''Slavery By Another Name'' menunjukkan bahwa ribuan orang Afrika-Amerika diperbudak kembali dengan keras dan kejam setelah masa Rekonstruksi berlalu.