Tanda petik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 9:
Menurut [[EYD]], tanda petik (dua) digunakan untuk <ref>[[:s:Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan#L. Tanda Petik|Pedoman Umum EYD: Tanda Petik]]</ref>:
 
## Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh:
##: ''"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"''  " Saya takut," kata Udin.
## Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh:
##: ''Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.''
## Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh:
##: ''Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.''
##: Wayan adalah anak yang sangat "alay."
## Menutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh:
##: ''Kata Tono, "Saya juga minta satu."''
#: 5.# Menutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Contoh:
#:
#:#: ''Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".''
#: 5. Menutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Contoh:
#::
#:: ''Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam"''
 
Sedangkan tanda petik tunggal digunakan untuk <ref>[[:s:Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan#M. Tanda Petik Tunggal|Pedoman Umum EYD: Tanda Petik Tunggal]]</ref>: