Yeongjo dari Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adesio2010 (bicara | kontrib)
Yeongjo dari Joseon
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: propinsi → provinsi, ijin → izin
Baris 1:
{{Infobox Monarch
|name =Yeongjo
|title =[[Daftar penguasa korea #joseon|Raja Joseon]]
|image =[[Berkas:Korea-Yeongjo-King of Joseon-c1.jpg|200px]]
|caption =
Baris 57:
 
Yeongjo sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dengan mendalam. Catatan ''Sejarah dari Joseon'' menyatakan bahwa suatu hari di tahun ke-4 pada masa pemerintahannya, Raja Yeongjo bangun karena hujan di dini hari dan mengatakan pada para pejabatnya, <blockquote>Ya Tuhan! Kita mengalami banjir, kekeringan, dan kelaparan selama empat tahun ini karena kurangnya kebajikan yang kulakukan, dan tahun ini kita bahkan harus melalui pemberontakan yang tak pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh pengkhianat bernama Yi Jin Hwa. Bagaimana rakyatku yang malang bisa menjalani hidup mereka di bawah penderitaan hebat semacam itu? Bukankan ada perkataan kuno mengatakan "Perang selalu diikuti oleh setahun yang sengsara". Untungnya, bagaimanapun juga, kita tidak mengalami masa kelaparan hebat selama 2 tahun ini dan kita menancapkan harapan kita pada masa panen yang baik tahun ini. Namun aku masih khawatir karena, meskipun musim panen sudah mendekat, tak mungkin kita bisa menduga apakah ada banjir ataukah masa kekeringan sebelum semua itu terjadi. Tak ada seorangpun yang tahu kapankah hujan dingin akan tiba-tiba tercurah dan membanjiri ladang-ladang yang akan dipanen. Kurangnya kebajikanku mungkin saja bisa mendatangkan hal-hal buruk demikian karena aku gagal meraih simpati dari Langit. Bagaimana aku dapat meraih simpati dari Langit jika aku tidak merenungkan semua yang telah kulakukan dan berusaha melakukan segalanya dengan usahaku sendiri? Aku seharusnya lebih dulu memulai dengan berintropeksi terhadap perbuatanku selama ini." </blockquote><blockquote>"Sejarah dari Yeongjo, tertanggal 27 Juli 1728, pada tahun ke-4 masa pemerintahannya."</blockquote>Yeongjo khawatir kalau hujan itu akan menghancurkan masa panen dan memaksa rakyatnya yang malang menjadi kelaparan. Raja kemudian memerintahkan para pejabatnya untuk mengurangi pajak dan mengurangi jumlah makanan yang dimakannya. Mengurangi jenis makanan yang ia makan merupakan keputusan yang ia buat karena rasa prihatin kepada rakyatnya yang kelaparan.
Suatu dini hari, 25 tahun kemudian, sekitar tahun 1753, hujan yang terus menerus mengingatkan Yeongjo ada banjir yang terjadi di tahun ke-4 masa pemerintahannya, ketika ia mengurangi jatah makannya: "Oh! Banjir dan masa kekeringan benar-benar terjadi karena aku kurang kebajikan. Aku sekarang sudah lebih tua daripada tahun itu, tapi bagaimana bisa rasa prihatinku kepada rakyat dan kemauan untuk bekerja keras bagi mereka justru jauh lebih sedikit dibandingkan dahulu?" Dan begitulah, Yeongjo kemudian memerintahkan untuk mengurangi lagi jumlah makanan yang seharusnya ia makan.
 
Orang-orang di sekitarnya menggambarkan dirinya sebagai seorang Raja yang pandai berbicara, cerdas, bajik, dan baik hati. Ia mudah memahami dalam pengamatannya dan cepat dalam menanggapi.
 
== Politik ==
Yeongjo menyadari efek yang merugikan pada admisnistrasi kerajaan akibat dari pergumulan faksi-faksi selama pertengahan akhir abad 17, dan mencoba untuk mengakhiri pergumulan faksi-faksi segera setelah ia naik tahta. Yeongjo menerapkan kembali pajak dinas militer yang universal, yang sebelumnya sempat diterapkan tapi berumur pendek, bahkan ia kemudian keluar dari Gerbang Istana untuk mengumpulkan pandangan dari para pejabat, sarjana terdidik, prajurit, dan rakyat biasa. Yeongjo mengurangi pajak dinas militer sebesar setengahnya dan memerintahkan untuk menggenapi kekurangannya dari pajak penangkapan ikan, garam, kapal-kapal dan pajak tambahan dari tanah. Yeongjo juga mengatur sistem keuangan dari pendapatan dan pengeluaran kerajaan dengan mengadopsi sistem akutansi. Kebijakan-kebijakannya yang realistik mengijinkanmengizinkan pembayaran pajak dengan gandum di daerah terpencil area pegunungan provinsi Gyeongsang-do, sampai pada pelabuhan terdekat dengan pembayaran katun atau uang sebagai pengganti gandum. Perputaran mata uang didukung dengan peningkatan pembuatan koin logam.
 
Perhatian Yeongjo pada usaha meningkatkan kehidupan rakyat biasa dinyatakan dengan keinginannya untuk mendidik rakyat dengan membagikan buku-buku penting dalam tulisan Korea (Hangul), termasuk ''Buku Teknik Pertanian (Agrikultur)''. Alat pengukur hujan dibuat kembali dengan jumlah yang banyak dan dibagikan kepada para pejabat administrasi lokal dan mengusahakan proyek-proyek pekerjaan umum secara besar-besaran. Yeongjo meningkatkan taraf hidup masyarakat biasa dengan membuka kemungkinan lain untuk peningkatan status sosial dan melakukan perubahan yang tak mungkin lagi terelakkan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Yeongjo dimaksudkan untuk menegaskan kembali Kerajaan yang berdasarkan Konfusianisme dan suatu pemerintahan yang manusiawi, tapi mereka tak bisa lagi mencegah gelombang perubahan sosial yang dihasilkan setelahnya.
 
Jumlah aktifitas para pedagang meningkat dengan cepat. Pengumpulan modal melalui monopoli dan grosir berkembang melalui berbagai organisasi perkumpulan pedagang, dan banyak dari mereka berpusat di Hanyang. Pembagian secara tradisional antara toko-toko pemerintah, peyuplai barang-barang upeti berlisensi, dan para pemilik toko-toko kecil di gang-gang dan jalan-jalan menyatukan mereka dan terjalin menjadi suatu sistem monopoli dan grosir.
 
Tak peduli dengan status, banyak para aristrokat kelas yangban dan rakyat biasa bersinggungan di semacam aktifitas perdagangan. Dan karena itulah Hanyang membuat suatu kemajuan besar sebagai suatu kota industri dan perdagangan pada abad ke-18. Permintaan yang tinggi atas kerajinan tangan dan barang-barang semacam pisau, topi dari bulu kuda, meja makan, dan barang-barang tembaga meningkat luar biasa. Aturan-aturan yang membatasi penggunaan topi bulu kuda yang aslinya untuk membedakan kelas Yangban lama-lama menghilang.
 
Bahkan buku-buku bajakan kemudian diperdagangkan saat persaingan berkembang di antara kelas Yangban yang kaya, yang bersaing dalam publikasi koleksi karya-karya literatur dari leluhur mereka yang terkenal. Ini juga menjadi awal dari pencetakan karya-karya puisi dan fiksi populer. Orang-orang terutama sangat menghargai satire dan kritik-kritik sosial. Salah satu contohnya adalah ''Chunhyangjeon'' (Kisah dari Chunghyang) yang mengisahkan mengenai kesetiaan seorang putri dari seorang Gisaeng yang secara luas dibaca sebagai sindiran yang ditujukan untuk mengekspos keserakahan dan keangkuhan pejabat pemerintah.
 
=== Anti-korupsi ===
Baris 79:
 
== Agama Katolik ==
Yeongjo adalah tokoh pertama yang beraksi melawan aktivitas-aktivitas [[Katolik Roma]] di dalam kerajaannya. Pada abad ke-18, Agama Katolik mulai mendapat pengikutnya terutama di propinsiprovinsi [[Gangwon]] dan [[Hwanghae]]. Pada tahun [[1758]], Yeongjo secara resmi menganggap Katolik sebagai sebuah praktik yang jahat.
 
== Kematian ==
14 tahun kemudian Yeongjo meninggal, putra Sado, Jeongjo, naik takhta dan menjadi raja. Masa-masa awal pemerintahannya ditandai oleh intrik-intrik politik dan kecemasan para pejabat istana yang takut jika Jeongjo akan membalas dendam pada mereka atas petisi yang diajukan mereka yang menyebabkan kematian ayahandanya, Putra Mahkota Sado.
 
Yeongjo dimakamkan di makam kerajaan di [[Makam Kerajaan Dinasti Joseon|Donggureung]]. Ia dimakamkan bersama istri keduanya di makam kerajaan Wonneung (원릉, 元陵) di kota [[Guri]].
Baris 89:
* Ayahanda : [[Sukjong dari Joseon|Raja Sukjong]] (숙종)
* Ibunda : [[Choe Suk-bin]] (숙빈 최씨)
 
* Selir-selir :
# Ratu Jeongseong dari Wangsa Dalsung Seo (정성왕후 서씨, 1692–1757)<ref>Daughter of Seo Jong-je (서종제) and Lady Lee.</ref><ref>She was given the tile "Princess Consort" (군부인) before she was given the title "Queen".</ref>