Gunung Gumitir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara , -Diantara +Di antara)
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: sekedar → sekadar
Baris 31:
 
===Masa kolonial===
Wilayah Gunung Gumitir telah menjadi perhatian pemerintah kolonial Belanda, antara lain pembangunan lintasan kereta api oleh ''[[Staatsspoorwegen]]'' pada tanggal 10 September 1902 dan pembangunan pabrik pengolahan kopi ''Goenoeng Goemitir'' yang diresmikan pada tanggal 13 Agustus 1934.<ref>[http://kekunaan.blogspot.com/2014/08/terowongan-mrawan.html Terowongan Mrawan].</ref><Refref>[http://kekunaan.blogspot.com/2014/08/pabrik-pengolahan-kopi-gunung-gumitir.html Pabrik Pengolahan Kopi Gunung Gumitir].</ref>
 
===Masa penjajahan Jepang===
Baris 53:
Jalan raya di Gunung Gumitir cukup berbahaya karena memiliki banyak tikungan tajam, lereng curam, dan lebar jalan yang sangat sempit. Padahal setiap harinya, kendaraan berat seperti truk dan bus selalu melewati jalan raya ini. Sehingga, biasanya di setiap tikungan yang berbahaya selalu ada penduduk setempat yang membantu mengarahkan pengguna jalan dan memberi tanda apakah ada kendaraan dari arah berlawanan yang juga akan melewati tikungan tersebut. Tentu saja, ini sangat membantu para pengemudi kendaraan berat yang melewati jalan ini. Para penunjuk jalan ini biasa disebut ''awe-awe'' ([[bahasa Jawa|Jawa]]= "melambai-lambai") karena mereka melambai-lambaikan tangan untuk memberi tanda pada pengguna jalan.<ref name=didit>Didit Saputro. 2011. [http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10545 Potensi dan kendala Pelaku ''Awe-Awe'' di Gunung Gumitir]. Abstrak Skripsi. Program Studi Sosiologi, [[Universitas Jember]].</ref>
 
Seiring perubahan waktu, pelaku ''awe-awe'' tidak hanya sekedarsekadar membantu penguna jalan, tetapi berkembang menjadi media untuk meminta-minta. Para penunjuk jalan tersebut umunnya terdesak oleh kebutuhan ekonomi.<ref name=didit/>
 
====''Tanah longsor''====
Baris 70:
[[File:Gumitir Cafe 02.jpg|thumb|Bangunan utama Cafe Gumitir di tahun 2015]]
[[File:Giant wooden chair at Gumitir Cafe.jpg|thumb|120px|Kursi kayu raksasa]]
PTPN XII mendirikan "''Café & Rest Area Gumitir''" yang mulai beroperasi pada tanggal 14 Maret 2010 sebagai salah satu bentuk optimalisasi lahan perkebunan BUMN tersebut, selain tetap fokus dalam bisnis komoditas utama yaitu kopi, karet, kakao, teh, dan kayu-kayuan. Area café yang semula hanya satu 1 hektar terus dikembangkan menjadi 3 hektar dengan laba yang terus meningkat, yaitu sebesar Rp1,7 miliar (2011) menjadi sekitar 2 miliar (2012).<ref name=sri>Sri Roswati. 22 Agustus 2014. Tempo Kini, [http://www.tempokini.com/2014/08/alas-gumitir-membutuhkan-sentuhan-tanganmu-pemerintah/ Alas Gumitir Membutuhkan Sentuhan Tanganmu, Pemerintah].</ref><ref>Mahbub Djunaidy. 05 MARET 2013. Tempo, [http://www.tempo.co/read/news/2013/03/05/204465150/Menikmati-Blusukan-Kebun-dan-Pabrik-Kopi-Gumitir Menikmati Blusukan Kebun dan Pabrik Kopi Gumitir].</ref>
 
Sarana yang disediakan oleh Café Gumitir adalah sebagai berikut:<ref name=sri/>