Kriptografi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: dari pada → daripada (2)
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k →‎Kriptografi klasik: ejaan, replaced: praktek → praktik
Baris 40:
Pada dasarnya semua sandi tetap rentan kepada kriptanalisis menggunakan teknik analisis frekuensi hingga pengembangan dari sandi polyalphabetic, yang dijelaskan oleh ''Leon Battista Alberti'' sekitar tahun 1467, meskipun terdapat beberapa indikasi bahwa hal ini telah terlebih dahulu diketahui oleh Al-Kindi.<ref name=Kadi/> Penemuan Alberti menggunakan sandi yang berbeda (seperti subtitusi alfabet) untuk beberapa bagian pesan (mungkin untuk setiap teks surat berturut-turut hingga akhir). Dia juga menemukan apa yang mungkin menjadi alat sandi ototmatis untuk pertama kalinya, roda yang menerapkan pelaksanaan dari penemuannya. Pada sandi Vigenère polyalphabetic, enkripsi menggunakan ''kata kunci'', yang mengatur substitusi surat berdasarkan surat mana dari kata kunci yang digunakan. Pada pertengahan abad ke-19 [[Charles Babbage]] menunjukkan bahwa sandi Vigenère sangat rentan terhadap ''pemeriksaan Kasiski'', namun hal ini diterbitkan pertama sekali kira-kira sepuluh tahun kemudian oleh [[Friedrich Kasiski]].<ref>{{cite journal|last=Schrödel |first=Tobias|date=October 2008|title=Breaking Short Vigenère Ciphers |journal=Cryptologia|volume=32|issue=4|pages=334–337|doi=10.1080/01611190802336097}}</ref>
 
Walaupun analisis frekuensi dapat sangat kuat dan menjadi teknik umum melawan banyak sandi, enskripsi masih sangat efektif dalam penerapannya, sebagaimana banyak kriptanalisis masih khawatir akan penerapannya. Memecahkan pesan tanpa menggunakan analisis frekuensi pada dasarnya membutuhkan pengetahuan sandi dan mungkin kunci yang digunakan, sehingga membuat spionase, penyuapan, pencurian, dll. Hal ini secara tegas mengakui kerahasiaan algoritma sandi pada abad 19 sangat tidak peka dan tidak menerapkan praktekpraktik keamanan pesan; faktanya, hal ini lebih lanjut disadari bahwa setiap skema kriptografi yang memadai (termasuk sandi) harus tetap aman walaupun musuh benar-benar paham tentang algoritma sandi itu sendiri. Keamanan kunci yang digunakan harus dapat menjamin keamanan pemegang kunci agar tetap rahasia bahkan ketika diserang sekalipun. Prinsip fundamental ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1883 oleh ''Auguste Kerckhoffs'' dan secara umum dikenal dengan ''Prinsip Kerckhoff''; secara alternatif dan blak-blakan, hal ini dijelaskan kembali oleh ''Claude Shannon'', penemu [[teori informasi]] dan fundamental dari teori kriptografi, seperti ''pribahasa Shanon'' - 'musuh mengetahui sistemnya'.
 
Alat-alat bantu yang berbeda telah banyak digunakan untuk membantu sandi. Salah satu alat paling tua yang dikenali merupakan scytale dari [[Yunani]], tangkai yang digunakan oleh Spartan sebagai alat bantuk untuk memindahkan sandi (lihat gambar di atas). Pada zaman pertengahan, alat bantu lainnya ditemukan seperti ''jerejak sandi'', yang juga dikenal sebagai jenis steganografi. Dengan penemuan polialfabetik, sandi menjadi lebih mutakhir dengan bantuan disk sandi milik Alberti, skema ''tabula recta'' ''Johanner Trithemius'', dan silinder multi ''Thomas Jefferson'' (tidak banyak diketahui, dan ditemukan kembali oleh ''Bazeries'' sekitar tahun 1900. Banyak alat mekanik enkripsi/dekripsi ditemukan pada awal abad ke-20, dan beberapa telah dipatenkan, di antaranya ''mesin rotor'' yang dikenal dengan nama [[mesin Enigma]] digunakan oleh pemerintah dan militer Jerman dari akhir tahun 1920-an dan selama [[Perang Dunia II]].<ref>{{cite book | last = Hakim