Agustinus dari Hippo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: dari pada → daripada
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: praktek → praktik (3)
Baris 37:
=== Masa kecil dan pendidikan ===
[[Berkas:7 Nicolo di Pietro. 1413-15. The Saint Augustine Taken to School by Saint Monica. Pinacoteca, Vatican..jpg|thumb|Santo Agustinus diantar ke sekolah oleh Santa Monika, lukisan karya [[Niccolò di Pietro]]]]
Agustinus dilahirkan pada tahun [[354]] di [[:en:municipium|municipium]] ([[kota]] atau [[kotamadya]]) di [[Tagaste]], [[Numidia]] (sekarang [[Souk Ahras]], [[Aljazair]]) di [[Provinsi (Romawi)]] [[Afrika]].<ref>{{en}} MacKendrick, Paul. (1980). ''The North African Stones Speak'', Chapel Hill: University of North Carolina Press, p. 326, ISBN 0-7099-0394-4.</ref><ref>{{en}} Ferguson, Everett. (1998). ''Encyclopedia of Early Christianity'', Taylor & Francis, p. 776, ISBN 0-8153-3319-6.</ref> Ibunya, [[Monika]], adalah seorang Kristen yang saleh; sementara ayahnya Patrisius adalah seorang [[Pagan]] yang kemudian memohon di[[baptis]] menjelang kematiannya.<ref>{{en}} Vesey, Mark, trans. (2007) "Confessions Saint Augustine", introduction, ISBN 978-1-59308-259-8.</ref> Pada usia 11 tahun ia disekolahkan di Madaurus (sekarang [[M'Daourouch]]), sebuah kota kecil di Numidia berjarak sekitar 19 mil ke arah selatan Tagaste. Di sana ia menjadi akrab dengan [[sastra Latin]], juga keyakinan dan praktekpraktik [[paganisme]]<ref>{{en}} Andrew Knowles and Pachomios Penkett, ''Augustine and his World'' Ch. 2.</ref> Pemahaman awalnya atas [[Dosa (Kristen)|dosa]] adalah saat ia dan sejumlah temannya mencuri [[buah pir]], yang mana sebenarnya tidak mereka inginkan, dari sebuah kebun di lingkungannya. Ia menceritakan kisah ini dalam [[otobiografi]]nya, [[Pengakuan-pengakuan Agustinus|Pengakuan-pengakuan]] (''Confessions''). Ia mengingatnya bahwa dulu ia tidak mencuri buah pir tersebut karena rasa lapar, tetapi karena "hal itu tidak diperbolehkan". Katanya, "Buruk kenakalan itu, tetapi aku menyukainya waktu itu; aku menyukai kehancuranku, aku menyukai kesalahanku. Bukan apa yang kukejar dalam kesalahanku itu, melainkan kesalahan itu sendiri yang kusukai."<ref>[[#Confessiones|Pengakuan-pengakuan]], II:IV</ref>
 
Karena kemurahan hati sesama warga kotanya, Romanianus,<ref name=EA>{{en}} ''Encyclopedia Americana'', v. 2, p. 685. Danbury, CT: Grolier, 1997. ISBN 0-7172-0129-5.</ref> pada umur 17 tahun ia melanjutkan pendidikan dalam bidang [[retorika]] di [[Kartago]]. Saat Agustinus belajar di sanalah ia membaca karya [[Cicero]], ''Hortensius'', yang ia gambarkan sebagai meninggalkan suatu kesan mendalam dan memicu minatnya dalam [[filsafat]].<ref>[[#Confessiones|Pengakuan-pengakuan]], III:IV</ref> Sejak awal Agustinus menunjukkan dirinya sebagai seorang murid yang brilian, dengan rasa keingintahuan intelektual yang besar, namun ia tidak pernah menguasai [[bahasa Yunani]].<ref name=O'Donnell>{{en}} [http://faculty.georgetown.edu/jod/augustine/ O'Donnell, James J. "Augustine the African", Georgetown Uinversity]</ref>
Baris 95:
== Pemikirannya ==
=== Antropologi Kristen ===
Agustinus adalah salah satu penulis Latin pertama, di kalangan Kristen, dari [[abad kuno]] yang memiliki visi yang sangat jelas dalam [[antropologi]] teologis.<ref>{{en}} {{Cite encyclopedia |publisher = Stanford |title = Encyclopedia of Philosophy |chapter-url = http://plato.stanford.edu/entries/augustine/#PhiAnt |contribution = Saint Augustine {{ndash}} Philosophical Anthropology |accessdate = 23 March 2011}}</ref> Ia melihat [[manusia]] sebagai suatu kesatuan sempurna dari dua [[substansi]]: [[tubuh]] dan [[jiwa]]. Dalam salah satu [[risalah]] terakhirnya "Kepedulian yang diperlukan kepada orang mati" (''De cura pro mortuis gerenda'') bab 5, yang ditulisnya pada tahun 420, ia mendesak penghormatan atas tubuh dengan alasan bahwa tubuh adalah bagian dari kodrat dasar suatu pribadi manusia.<ref>Augustine of Hippo, ''De cura pro mortuis gerenda'' [[Corpus Scriptorum Ecclesiasticorum Latinorum|CSEL]] 41, 627[13–22]; PL 40, 595</ref> Figur favorit Agustinus untuk menggambarkan hubungan tubuh-jiwa adalah [[perkawinan]]: "tubuhmu adalah istrimu" (''caro tua, coniunx tua'').<ref>Augustine of Hippo, ''Enarrationes in psalmos'', 143, 6.</ref><ref>[[Corpus Christianorum|CCL]] 40, 2077 [46] – 2078 [74]; 46, 234–35.</ref><ref>Augustine of Hippo, ''De utilitate ieiunii'', 4,4–5.</ref> Awalnya, 2 elemen tersebut berada dalam keselarasan yang sempurna. Setelah [[Agustinus dari Hippo#Dosa asal|jatuhnya umat manusia]], mereka (tubuh dan jiwa) mengalami pertempuran dramatis antara satu dengan yang lainnya. Keduanya merupakan 2 hal yang berbeda; tubuh adalah sebuah obyek 3 dimensi yang terdiri dari 4 elemen, sedangkan jiwa tidak memiliki dimensi spasial (ruang).<ref>Augustine of Hippo, ''De quantitate animae'' 1.2; 5.9.</ref> Jiwa adalah satu jenis substansi, berpartisipasi dalam [[akal]], dan cocok untuk berkuasa atas tubuh.<ref>Augustine of Hippo, ''De quantitate animae'' 13.12</ref> Agustinus tidak disibukkan, seperti [[Plato]] dan [[Descartes]], dengan penelusuran yang terlalu banyak terhadap rincian mendetail dalam upaya untuk menjelaskan [[metafisika]] persatuan tubuh-jiwa. Baginya adalah cukup untuk mengakui bahwa ada perbedaan metafisik antara keduanya: menjadi seorang manusia berarti menjadi satu gabungan tubuh dan jiwa, dan jiwa lebih unggul dibanding tubuh. Pernyataan terakhir tersebut didasarkan pada klasifikasi hirarkisnya akan segala hal ke dalam: yang sekedar ada, yang ada dan hidup, yang ada - hidup - dan ber-akal.<ref>Augustine of Hippo, ''On the free will'' (''De libero arbitrio'') 2.3.7–6.13.</ref><ref>{{Cite book |first = WE |last = Mann |contribution = Inner-Life Ethics |title=The Augustinian Tradition |publisher=University of California Press |year=1999 |pages=141–42 |isbn=0-520-20999-0 |editor-first = GB |editor-last = Matthews}}</ref> Layaknya [[Bapa Gereja]] lainnya, seperti [[:en:Athenagoras of Athens|Athenagoras]],<ref>{{en}} {{cite web |title = A Plea for the Christians |first = Athenagoras |last = the Athenian |url = http://www.newadvent.org/fathers/0205.htm |publisher = New advent}}</ref> Agustinus mengutuk dengan keras praktekpraktik [[aborsi]] langsung, dan meskipun ia tidak menyetujui aborsi dalam tahap kehamilan manapun, ia membuat perbedaan antara aborsi dini dan lainnya.<ref name="Fitzgerald, 1">{{en}} {{Cite encyclopedia|publisher = Wm B Eerdmans |isbn = 978-0-8028-3843-8|page = 1|editor-first = Allan D |editor-last = Fitzgerald |last = Bauerschmidt |first = John C |title = Abortion|encyclopedia = Augustine Through the Ages: An Encyclopedia |url=https://books.google.com/books?id=GcVhAGpvTQ0C&pg=PA1 |year = 1999}}</ref>
 
=== Penciptaan ===
Baris 155:
[[Thomas Aquinas]] banyak dipengaruhi oleh Agustinus. Namun dalam tulisannya mengenai [[dosa asal]], Aquinas mengajukan suatu pandangan yang lebih optimis mengenai manusia dibanding dengan Agustinus, di mana menurutnya manusia masih memiliki akal budi, kehendak, dan nafsu bahkan sejak jatuhnya [[Adam|manusia pertama]] dalam [[Dosa (Kristen)|dosa]].<ref name="Oxford:Original">[[#Cross|Cross]], Ch. "Original Sin", p. 1203</ref> Para teolog [[Reformasi Protestan]], seperti [[Martin Luther]] dan [[Yohanes Calvin]], akan menengok kembali kepada Agustinus sebagai inspirasi mereka.{{cn}} Dalam tulisan-tulisan awalnya untuk melawan [[Pelagianisme]], Agustinus mengajarkan bahwa rasa bersalah [[Adam]] diteruskan ke semua keturunannya dengan melemahkan, namun tidak merusak, [[kehendak bebas]] mereka; sementara para reformator Protestan seperti Martin Luther dan Yohanes Calvin menyatakan bahwa [[dosa asal]] merusak kebebasan secara total.<ref name="Oxford:Original"/>
 
Menurut [[Leo Ruickbie]], argumen-argumen Agustinus dalam melawan [[magi]], yang membedakannya dengan [[mujizat]], sangat penting dalam perjuangan [[Gereja perdana]] melawan [[paganisme|kekafiran]] dan menjadi tesis sentral dalam penolakan terhadap para penyihir dan praktekpraktik [[sihir]]. Menurut Profesor Deepak Lal, visi Agustinus mengenai kota surgawi telah mempengaruhi proyek-proyek [[sekuler]] dan tradisi pada [[Abad Pencerahan]], Marxisme, Freudianisme, dan Eco-fundamentalisme.<ref name="Deepak Lal">{{en}} Lal, D. (March 2002) [http://www.econ.ucla.edu/workingpapers/wp812.pdf Morality and Capitalism: Learning from the Past]. Working Paper Number 812, Department of Economics, University of California, Los Angeles.</ref>
 
[[Ludwig Wittgenstein]] banyak mengutip Agustinus dalam ''[[:en:Philosophical Investigations|Philosophical Investigations]]'' atas pendekatannya dalam bahasa, dan dalam kekagumannya menjadikan Agustinus seorang 'rekan kerja' dalam mengembangkan gagasan-gasannya sendiri, termasuk juga bagian pembukan ''Pengakuan-pengakuan'' yang ekstensif. Secara filosofis, pemikiran Wittgenstein menunjukkan keselarasan mendasar dengan wacana keagamaan.<ref>{{en}} Bruce R. Ashford, "Wittgenstein's Theologians: A Survey of Ludwig Wittgenstein's Impact on Theology"</ref> Para ahli bahasa kontemporer juga berpendapat bahwa Agustinus telah secara signifikan mempengaruhi pemikiran [[Ferdinand de Saussure]], yang mana tidak 'menciptakan' disiplin modern terhadap [[semiotika]], tetapi cenderung membangunnya di atas dasar pengetahuan Aristotelian dan neoplatonis dari Abad Pertengahan, melalui perantaraan Agustinus: "Adapun untuk konstitusi dari teori semiotika Saussurian, pentingnya kontribusi pemikiran Agustinus (sehubungan dengan Stoic) juga telah diakui. Saussure tidak melakukan apa-apa tetapi mereformasi suatu teori kuno Di Eropa, berdasar pada mendesaknya konseptual yang modern."<ref>{{en}} {{cite book |author=Munteanu, E. |chapter=On the Object-Language / Metalanaguage Distinction in Saint Augustine's Works. De Dialectica and de Magistro.' |page=65. |editor=Cram, D., Linn, A. R., & Nowak, E. |title=History of Linguistics 1996: Volume 2: From Classical to Contemporary Linguistics |publisher=John Benjamins Publishing Company |edition=1999 |isbn=9789027283818 |url=https://books.google.fr/books?id=IWtCAAAAQBAJ}}</ref>