Aria Wiraraja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-dimana +di mana); perubahan kosmetik
BeeyanBot (bicara | kontrib)
Baris 53:
''[[Pararaton]]'' menyebutkan pada tahun 1316 terjadi pemberontakan [[Nambi]] di [[Lumajang]] terhadap [[Jayanagara]] raja kedua [[Majapahit]]. ''Kidung Sorandaka'' mengisahkan pemberontakan tersebut terjadi setelah kematian ayah [[Nambi]] yang bernama '''Pranaraja'''. Sedangkan, ''[[Pararaton]]'' dan ''Kidung Harsawijaya'' menyebut [[Nambi]] adalah putra Wiraraja. Menurut [[prasasti Kudadu]] (1294) Pranaraja tidak sama dengan Wiraraja.
 
Berdasarkan analisis [[Slamet Muljana]] menggunakan bukti [[prasasti Kudadu]] dan [[prasasti Penanggungan]] (dalam bukunya, Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya, 1979), Wiraraja lebih tepat sebagai ayah [[Ranggalawe]] dari padadaripada ayah [[Nambi]]. (''Lihat'' [[Ranggalawe]])<ref>[[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara.</ref>
 
* Menurut analisis Mansur Hidayat, salah seorang penulis Arya Wiraraja dan kerajaan Lamajang Tigang juru, bahwa istilah "pemberontakan" semestinya diganti karena pada masa tersebut, Nambi difitnah dan tidak pernah mau memberontak. Demikian juga kerajaan Lamajang Tigang Juru sebagai hasil dari Perjanjian Sumenep antara Arya Wiraraja dan Raden wijaya pada tahun 1292 Masehi merupakan negara yang sah. Jadi penyerangan Majapahit ke Lamajang sepeninggal Arya Wiraraja yang sangat disegani adalah ekpansi yang kemudian menimbulkan perlawanan terus menerus. Setelah kejatuhan Lamajang pada tahun 1316 Masehi, telah menyebabkan perlawanan di kota-kota pelabuhannya seperti Sadeng dan Patukangan (Panarukan) yang kemudian dikenal sebagai Perang Sadeng dan Ketha. Demikianpun ketika Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling daerah Lamajang pada tahun 1359 Masehi tidak berani singgah di bekas ibu kota Arnon (Situs Biting). Malah perlawanan daerah timur kembali bergolak ketika adanya perpecahan Majapahit menjadi barat dan timur dengan adanya "Perang Paregreg" pada tahun 1401-1406 Masehi.<ref name=mhidayat/>