Kerajaan Tidung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adven Nababan (bicara | kontrib)
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: ada kalanya → adakalanya using AWB
Baris 1:
{{lindungidarianon|small=yes}}
 
 
{{ganti infobox}}
Baris 33 ⟶ 32:
| style="white-space: nowrap;" | {{br}}[[1557]]{{br}}[[1551]]-[[1787]]{{br}}[[1916]]
|}
 
 
'''Kerajaan Tidung''' atau dikenal pula dengan nama '''Kerajaan [[Tarakan]]''' (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah [[Suku Tidung]] di [[Kalimantan Utara]], yang berkedudukan di [[Pulau Tarakan]] dan berakhir di [[Salimbatu]]. Sebelumnya terdapat dua kerajaan di kawasan ini, selain Kerajaan Tidung, terdapat pula [[Kesultanan Bulungan]] yang berkedudukan di [[Tanjung Palas]].<ref>{{nl}} {{cite book|pages=423 |url=http://books.google.co.id/books?id=WgQDAAAAYAAJ&dq=Pangerang%20Mangkoe%20Boemi&pg=PA423#v=onepage&q&f=false|title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde|Bagian 4|authors=Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia|publisher=Lange & Co.|year=1855}}</ref>
 
== Riwayat ==
Riwayat tentang kerajaan maupun pemimpin (Raja) yang pernah memerintah dikalangan [[Suku Tidung]] terbagi dari beberapa tempat yang sekarang sudah terpisah menjadi beberapa daerah Kabupaten antara lain ([[Salimbatu]], [[Kecamatan Tanjung Palas Tengah]], [[Kabupaten Bulungan]]), ([[Malinau Kota]], [[Kabupaten Malinau]]), ([[Sesayap]], [[Kabupaten Tana Tidung]]), ([[Sembakung]], [[Kabupaten Nunukan]]) , ([[Kota Tarakan]]) dan lain-lain hingga ke daerah ([[Sabah]], [[Malaysia]]) bagian selatan.<ref name="takapana1"/>
 
Dari riwayat-riwayat yang terdapat dikalangan [[Suku Tidung]] tentang kerajaan yang pernah ada dan dapat dikatakan yang paling tua di antara riwayat lainnya yaitu dari [[Menjelutung]] di [[Sungai Sesayap]] dengan rajanya yang terakhir bernama [[Benayuk]].<ref name="takapana1"/> Berakhirnya zaman kerajaan Menjelutung karena ditimpa malapetaka berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan perkampungan di situ runtuh dan tenggelam ke dalam air (sungai) berikut warganya.<ref name="takapana1"/> Peristiwa tersebut di kalangan [[Suku Tidung]] disebut [[Gasab]] yang kemudian menimbulkan berbagai mitos tentang [[Benayuk]] dari Menjelutung]].<ref name="takapana1"/>
 
Dari beberapa sumber didapatkan riwayat tentang masa pemerintahan [[Benayuk]] yang berlangsung sekitar 35 musim.<ref name="takapana1"/> Perhitungan musim tersebut adalah berdasarkan hitungan hari bulan (purnama) yang dalam semusim terdapat 12 purnama.<ref name="takapana1"/> Dari itu maka hitungan musim dapat disamakan +kurang lebih dengan tahun Hijriah.<ref name="takapana1"/> Apabila dirangkaikan dengan riwayat tentang beberapa tokoh pemimpin (Raja) yang dapat diketahui lama masa pemerintahan dan keterkaitannya dengan [[Benayuk]], maka diperkirakan tragedi di [[Menjelutung]] tersebut terjadi pada sekitaran awal abad XI.<ref name="takapana1"/>
 
Kelompok-kelompok [[Suku Tidung]] pada zaman kerajaan [[Menjelutung]] belumlah seperti apa yang terdapat sekarang ini, sebagaimana diketahui bahwa dikalangan [[Suku Tidung]] yang ada di Kalimantan timur sekarang terdapat 4 (empat) kelompok dialek bahasa Tidung, yaitu :<ref name="takapana1"/>
Baris 50 ⟶ 48:
* Dialek bahas Tidung [[Tarakan]] yang biasa pula disebut [[Tidung Tengara]] yang kebanyakan bermukim di daerah air asin.
 
Dari adanya beberapa dialek [[bahasa Tidung]] yang merupakan kelompok komunitas berikut lingkungan sosial budayanya masing-masing, maka tentulah dari kelompok-kelompok dimaksud memiliki pemimpin masing-masing.<ref name="takapana1"/> Sebagaimana diriwayatkan kemudian bahwa setelah kerajaan [[Benayuk]] di [[Menjelutung]] runtuh maka anak keturunan beserta warga yang selamat berpindah dan menyebar kemudian membangun pemukiman baru.<ref name="takapana1"/> Salah seorang dari keturunan [[Benayuk]] yang bernama Kayam selaku pemimpin dari pemukiman di Linuang Kayam (Kampung si Kayam) yang merupakan cikal bakal dari pemimpin (raja-raja) di Pulau Mandul, [[Sembakung]] dan [[Lumbis]].<ref name="takapana1">[http://takapana.blogspot.com/2009/07/kerajaan-tidung-bag-1.html kerajaan tidung bagb 1] <small>diakses 1 April 2015</small></ref>
 
== Daftar Silsilah Raja-Raja Tidung ==
 
=== Raja-raja dari Kerajaan Tidung Kuno ===
Kerajaan Tidung Kuno adalah Suatu Pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Raja, dimana pusat pemerintahan selalu berpindah-pindah dengan wilayah yang kecil/kampung.<ref name="thetidung">[http://thetidung.blogspot.com/ silsilah kerajaan tidung] <small>diakses 1 April 2015</small></ref>
* [[Benayuk]] dari [[Sungai Sesayap]], [[Menjelutung]] (Masa Pemerintahan ± 35 Musim).<ref name="thetidung"/> Berakhirnya zaman [[kerajaan Menjelutung]] karena ditimpa malapetaka berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan perkampungan di situ runtuh dan tenggelam ke dalam air (sungai) berikut warganya.<ref name="thetidung"/> Peristiwa tersebut di kalangan [[Suku Tidung]] disebut [[Gasab]] yang kemudian menimbulkan berbagai mitos tentang [[Menjelutung]].<ref name="thetidung"/>
* [[Yamus]] (''Si Amus'') (Masa Pemerintahan ± 44 Musim) Selang 15 (lima belas).<ref name="thetidung"/> Musim setelah Menjelutung runtuh seorang keturunan [[Benayuk]] yang bernama [[Yamus]] (''Si Amus'') yang bermukim di [[Liyu Maye]] mengangkat diri sebagai raja yang kemudian memindahkan pusat pemukiman ke [[Binalatung]] ([[Tarakan]]).<ref name="thetidung"/> [[Yamus]] memerintah selama 44 (empat puluh empat) musim, setelah wafat [[Yamus]] digantikan oleh salah seorang cucunya yang bernama [[Ibugang]] ([[Aki Bugang]]).<ref name="thetidung"/>
 
* [[Ibugang]] ([[Aki Bugang]]), [[Ibugang]] beristrikan [[Ilawang]] ([[Adu Lawang]]) beranak tiga orang.<ref name="thetidung"/> Dari ketiga anak ini hanya seorang yang tetap tinggal di [[Binalatung]] yaitu bernama [[Itara]], yang satu ke [[Betayau]] dan yang satu lagi ke [[Penagar]].<ref name="thetidung"/>
* [[Yamus]] (''Si Amus'') (Masa Pemerintahan ± 44 Musim) Selang 15 (lima belas).<ref name="thetidung"/> Musim setelah Menjelutung runtuh seorang keturunan [[Benayuk]] yang bernama [[Yamus]] (''Si Amus'') yang bermukim di [[Liyu Maye]] mengangkat diri sebagai raja yang kemudian memindahkan pusat pemukiman ke [[Binalatung]] ([[Tarakan]]).<ref name="thetidung"/> [[Yamus]] memerintah selama 44 (empat puluh empat) musim, setelah wafat [[Yamus]] digantikan oleh salah seorang cucunya yang bernama [[Ibugang]] ([[Aki Bugang]]).<ref name="thetidung"/>
* [[Itara]] (Lebih kurang 29 Musim), [[Itara]] memerintah selama 29 (dua puluh sembilan) musim.<ref name="thetidung"/> Setelah wafat Anak keturunan [[Itara]] yang bernama [[Ikurung]] kemudian meneruskan pemerintahan dan memerintah selama 25 (dua puluh lima) musim.<ref name="thetidung"/>
 
* [[IbugangIkurung]] ([[AkiLebih Bugang]]kurang 25 Musim), [[IbugangIkurung]] beristrikan [[Ilawang]] ([[AduPuteri LawangKurung]]) beranak tiga orang.<ref name="thetidung"/> Dari ketiga anak ini hanya seorang yang tetap tinggal diberanakkan [[BinalatungIkarang]] yaitu bernama [[Itara]], yang satukemudian kemenggantikan [[Betayau]] danayahnya yang satutelah lagi ke [[Penagar]]wafat.<ref name="thetidung"/>
* [[Ikarang]] (Lebih kurang 35 Musim), di [[Tanjung Batu]] ([[Tarakan]]).<ref name="thetidung"/> [[Ikarang]] memerintah selama 35 (tiga puluh lima) musim di [[Tanjung Batu]] ([[Tarakan]]).<ref name="thetidung"/>
 
* [[ItaraKarangan]] (Lebih kurang 29 Musim), [[ItaraKarangan]] memerintahyang selamabristrikan 29[[Puteri Kayam]] (duaPuteri puluh sembilan) musim.<ref name="thetidung"/> Setelah wafat Anak keturunandari [[ItaraLinuang Kayam]]) yang bernamakemudian beranakkan [[IkurungIbidang]] kemudian meneruskan pemerintahan dan memerintah selama 25 (dua puluh lima) musim.<ref name="thetidung"/>
 
* [[Ikurung]] (Lebih kurang 25 Musim), [[Ikurung]] beristrikan [[Puteri Kurung]] yang beranakkan [[Ikarang]] yang kemudian menggantikan ayahnya yang telah wafat.<ref name="thetidung"/>
 
* [[Ikarang]] (Lebih kurang 35 Musim), di [[Tanjung Batu]] ([[Tarakan]]).<ref name="thetidung"/> [[Ikarang]] memerintah selama 35 (tiga puluh lima) musim di [[Tanjung Batu]] ([[Tarakan]]).<ref name="thetidung"/>
 
* [[Karangan]] (Lebih kurang Musim), [[Karangan]] yang bristrikan [[Puteri Kayam]] (Puteri dari [[Linuang Kayam]]) yang kemudian beranakkan [[Ibidang]].<ref name="thetidung"/>
 
* [[Bengawan]] (Lebih kurang 44 Musim), Diriwayatkan sebagai seorang raja yang tegas dan bijaksana dan wilayah kekuasaannya di pesisir melebihi batas wilayah pesisir [[Kabupaten Bulungan]] sekarang yaitu dari [[Tanjung Mangkaliat]] di selatan kemudian ke utara sampai di [[Kudat]] ([[Sabah]], [[Malaysia]]).<ref name="thetidung"/> Diriwayatkan pula bahwa Raja [[Bengawan]] sudah menganut Agama Islam dan memerintah selama 44 (empat puluh empat) musim.<ref name="thetidung"/> Setelah [[Bengawan]] wafat ia digantikan oleh puteranya yang bernama [[Itambu]].<ref name="thetidung"/>
* [[Itambu]] (Lebih kurang 20 Musim).<ref name="thetidung"/>
Baris 76 ⟶ 67:
* [[Aji Pengiran Kungun]] (Lebih kurang 25 Musim).<ref name="thetidung"/>
* [[Aji nata Djaya]] (Kurang 20 Musim).<ref name="thetidung"/>
* [[Pengiran Tempuad]] (Lebih kurang 34 Musim), [[Pengiran Tempuad]] kemudian kawin dengan raja perempuan [[Suku Kayan]] di [[Sungai Pimping]] bernama [[Ilahai]].<ref name="thetidung"/>
* [[Aji Iram Sakti]] (Lebih kurang 25 Musim) di [[Pimping]], [[Bulungan]].<ref name="thetidung"/> [[Aji Iram Sakti]] mempunyai anak perempuan yang bernama [[Adu Idung]].<ref name="thetidung"/> Setelah [[Aji Iram Sakti]] wafat kemudian digantikan oleh kemanakannya yang bernama [[Aji Baran Sakti]] yang beristrikan [[Adu Idung]].<ref name="thetidung"/> Dari perkawinan ini lahirlah [[Datoe Mancang]].<ref name="thetidung"/>
 
* [[Aji Iram Sakti]] (Lebih kurang 25 Musim) di [[Pimping]], [[Bulungan]].<ref name="thetidung"/> [[Aji Iram Sakti]] mempunyai anak perempuan yang bernama [[Adu Idung]].<ref name="thetidung"/> Setelah [[Aji Iram Sakti]] wafat kemudian digantikan oleh kemanakannya yang bernama [[Aji Baran Sakti]] yang beristrikan [[Adu Idung]].<ref name="thetidung"/> Dari perkawinan ini lahirlah [[Datoe Mancang]].<ref name="thetidung"/>
 
* [[Aji Baran Sakti]] (Lebih kurang 20 Musim).<ref name="thetidung"/>
* [[Datoe Mancang]] (Lebih kurang 49 Musim), diriwayatkan bahwa masa pemerintahan [[Datoe Mancang]] adalah yang paling lama yaitu 49 (empat puluh sembilan) musim.<ref name="thetidung"/>
* [[Abang Lemanak]] (Lebih kurang 20 Musim), di [[Baratan]], [[Bulungan]], setelah [[Abang Lemanak]] wafat, ia kemudian digantikan oleh adik bungsunya yang bernama [[Ikenawai]] (seorang wanita).<ref name="thetidung"/>
* [[Ikenawai]] bergelar [[Ratu Ulam Sari]] (Lebih kurang 15 Musim), [[Ikenawai ]] bersuamikan [[Datoe Radja Laut]] keturunan [[Radja Suluk]] bergelar [[Sultan Abdurrasid]].<ref name="thetidung"/>
 
=== Dinasti Tengara ===
Dahulu kala kaum [[Suku Tidung]] yang bermukim di pulau [[Tarakan]], populer juga dengan sebutan kaum Tengara, oleh karena mereka mempunyai pemimpin yang telah melahirkan [[Dynasty Tengara]].<ref name="thetidung"/> Berdasarkan silsilah (''Genealogy'') yang ada bahwa, bahwa di pesisir timur pulau [[Tarakan]] yakni, di kawasan binalatung sudah ada [[Kerajaan Tidung kuno]] (''The Ancient Kingdom of Tidung''), kira-kira tahun [[1076]]-[[1156]].<ref name="thetidung"/> Kemudian berpindah ke pesisir barat pulau [[Tarakan]] yakni, di kawasan [[Tanjung Batu]], kira-kira pada tahun [[1156]]-[[1216]].<ref name="thetidung"/> Lalu bergeser lagi, tetapi tetap di pesisir barat yakni, ke kawasan sungai bidang kira-kira pada tahun [[1216]]-[[1394]].<ref name="thetidung"/> Setelah itu berpindah lagi, yang relatif jauh dari pulau [[Tarakan]] yakni, ke kawasan Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, yakni, sekitar tahun [[1394]]-[[1557]].<ref name="thetidung"/>
 
Kerajaan Dari Dynasty Tengara ini pertama kali bertakhta kira-kira mulai pada tahun [[1557]]-[[1571]] berlokasi di kawasan [[Pamusian]] wilayah [[Tarakan Timur]].<ref name="melayu online">[http://melayuonline.com/ind/history/dig/502/kerajaan-tidung kerajaan tidung] <small>diakses 1 April 2015</small></ref>
 
=== Raja-raja dari Dinasti Tengara ===
Baris 116 ⟶ 105:
 
=== Hubungan dengan [[Kesultanan Bulungan]] ===
Di antara kedua kerajaan tersebut terdapat hubungan yang erat, sebagaimana layaknya seperti orang bersaudara karena saling diikat oleh tali Perkawinan.<ref name="academia"/> Meskipun demikian proses saling memengaruhi tetap berjalan secara halus dan tersamar, karena salah satu di antaranya ingin lebih dominan dari yang lainnya.<ref name="academia"/> Dengan Demikian tidak dapat dielakkan bahwa persaingan terselubung antara keduanya merupakan masalah laten yang ada kalanyaadakalanya mencuat kepermukaan.<ref name="academia"/> Dalam hal ini pihak penjajah [[Hindia Belanda]] cukup jeli memanfaatkan masalah itu, maka semakin besar masalah hubungan kedua kerajaan, bahkan menjadi konflik politik yang tajam, sehingga akhirnya Kerajaan dari Suku kaum Tidung dengan [[Kesultanan Bulungan]] mengakhiri hubungan kerja sama.<ref name="academia"/>
 
=== Hubungan dengan [[Kesultanan Banjar]] ===
Baris 127 ⟶ 116:
== Demografi kawasan ==
[[File:Arsitektur rumah adat suku tidung.jpg|thumb|Arsitektur rumah adat suku tidung]]
Kawasan Kalimantan Timur bagian utara secara umum penduduk aslinya terdiri dari tiga jenis suku bangsa yakni: [[Suku Tidung|Tidung]], Bulungan, dan [[Suku Dayak|Dayak]] yang mewakili tiga kebudayaan yaitu Kebudayaan Pesisir, Kebudayaan Kesultanan, dan Kebudayaan Pedalaman.<ref name="academia"/>
 
Kaum [[Suku Tidung]] umumnya terlihat banyak mendiami kawasan pantai dan pulau-pulau, ada juga sedikit di tepian sungi-sungai di pedalaman umumnya dalam radius muaranya.<ref name="academia"/> Kaum suku Bulungan kebanyakan berada di kawasan antara pedalaman dan pantai, terutama di kawasan [[Tanjung Palas, Bulungan|Tanjung Palas]] dan Tanjung Selor.<ref name="academia"/> Sedangkan kaum suku Dayak kebanyakan mendiami kawasan Pedalaman.<ref name="academia"/> Kalangan suku Dayak yang terdengar dan Populer adalah bernama [[suku Dayak Kenyah]].<ref name="academia"/> Suku Dayak memiliki banyak sub-suku bangsa mereka tersebar di kawasan pedalaman dan dan memiliki berbagai macam nama.<ref name="academia"/> Adapun mengenai suku kaum Tidung, mata pencaharian andalannya adalah sebagai Nelayan, di samping itu juga bertani dan memanfaatkan hasil hutan.<ref name="academia"/> Berdasarkan dokumen dan informasi tertulis maupun lisan yang ada bahwa, tempo dulu di kawasan Kalimantan Timur belahan utara terdapat dua bentuk pemerintahan, yakni: Kerajaan dari kaum [[Suku Tidung]] dan Kesultanan dari kaum suku [[Bulungan]].<ref name="academia"/> Kerajaan dari kaum [[Suku Tidung]] berkedudukan di Pulau [[Tarakan]] dan berakhir di [[Salimbatu]], Sedangkan [[Kesultanan Bulungan]] berkedudukan di [[Tanjung Palas]].<ref name="academia"/>
 
== Wilayah Kekuasaan ==
Baris 136 ⟶ 125:
== Referensi ==
{{reflist}}
 
 
== Lihat pula ==
Baris 149 ⟶ 137:
* [http://www.Tarakankota.go.id/in/Berita_Kota.php?op=Tarakan&mid=459 Arkeologi Pusat Juga Meneliti Keberadaan Kerajaan Tidung]
* [http://www.metrobalikpapan.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=10361 Melayu dari Utara]
 
 
{{DEFAULTSORT:Tidung}}
 
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara]]
[[Kategori:Kabupaten Tana Tidung]]