Stardust (novel): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Akib spelita (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Stardust berlokasi di sebuah desa bernama [[desa Tembok]], berjarak sehari jauhnya dari [[London]]. Desa itu dinamakan begitu dikarenakan sebuah tembok yang melingkupinya. Pada sisi timur tembok itu terdapat sebuah lubang keluar, di mana dua penjaga selalu berpatroli. Tidak ada yang boleh melewati tembok itu; karena sesungguhnya jika kita keluar dari tembok itu, ke timur, sampailah kita ke [[Negeri Peri]].
 
Negeri Peri, sebuah negeri yang juga muncul di karya Gaiman yang lain, seperti ''The Sandman'' dan ''The Books of Magic'', adalah sebuah negeri yang tidak bisa dipetakan saking tersembunyi dan luasnya, dihuni oleh makhluk-makhluk mitos. Kebanyakan lokasi di Stardust berlokasi di [[Stormhold]]], kerajaan dalam Negeri Peri yang didasarkan pada nama Stormhold, sebuah benteng di puncak tertinggi [[Gunung Huon]].
 
Kisah bermula di akhir April 1839, saat Henry Draper baru saja memfoto Bulan dan [[Charles Dickens]] baru saja memulai [[Oliver Twist]] sebagai serial. Bagian utama buku ini sendiri baru terjadi tujuhbelas tahun kemudian, sekitar Oktober 1856.
Baris 47:
Di tempat lain si Sulung Lilim menemukan seorang pemuda, Brevis, yang disihirnya menjadi bandot putih bertanduk penarik kereta perangnya.
 
Tristran, yang ditinggal oleh si Katai untuk membelikan baju bagi dirinya, didatangi oleh para orang-orang mungil. Mereka menyanyikan senandung yang mengisahkan bahwa segala usaha Tristran akan sia-sia, dan dia justru dicerca pujaan hatinya. Tristran marah atas hal ini, tetapi si Katai justru membenarkan bahwa ucapan orang-orang mungil kerap sekali benar. Tidak menghiraukan Tristran kembali, si Katai memberikan [[lilin ajaib]] dari senandung Berapa Mil ke Babylon, yang bisa dengan sekejap mengantarkan Tristran ke si bintang jatuh. Tristran menerimanya, dan ia kemudian menemukan si bintang jatuh dalam wujud seorang wanita. Tristran tanpa basa-basi segera merantai si gadis jelmaan bintang, yang marah-marah karenanya.
 
Tristran menerimanya; dan sekejap mata, dibantu oleh lilin Babylon itu, ia sudah melesat melewati Negeri Peri. Sekilas dilihatnya si Sulung Lilim dengan bandotnya--tapi sesaat kemudian Tristran sudah tiba di tempat bintang jatuh. Di sana tidak ada siapa-siapa. Kemudian Tristran mendengar isakan, dan ia terkejut mendapati di sesemakan terdapat seorang gadis dengan kaki yang patah, berkelap-kelip--si bintang jatuh. Si bintang, menangisi kakinya, marah saat Tristran tidak mengerti apa yang terjadi, dan bertambah marah ketika pemuda itu merantainya dengan [[rantai perak]].