Songket: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 13:
 
[[Berkas:Aesan Gede Songket Palembang.jpg|thumbnail|190px|right|Songket [[Palembang]] dikenakan oleh pengantin wanita berbusana pernikahan adat ''Aesan Gede'']]
Menurut tradisi Indonesia sendiri, kain songket nan keemasan dikaitkan dengan kegemilangan [[Sriwijaya]], <ref>[http://beta.antaranews.com/berita/1279268106/the-ancient-sriwijaya-heritage-tampilkan-kemilau-songket-dan-adat-perkawinan-sumsel "The Ancient Sriwijaya Heritage" Tampilkan Kemilau Songket dan Adat Perkawinan Sumsel]</ref><ref name="Sriwijaya Post">{{Cite news | first = | last = | authorlink = | author = Sriwijaya Post | coauthors = | title = Motif Abstrak Songket palembang | url = http://palembang.tribunnews.com/2011/12/21/motif-abstrak-songket-palembang | format = | work = | publisher = Sriwijaya Post | pages = | page = | date = | accessdate = 2012-01-16 | language = Indonesian | quote = }}</ref> [[kemaharajaan]] niaga maritim nan makmur lagi kaya yang bersemi pada abad ke-7 hingga ke-13 di Sumatera. Hal ini karena kenyataan bahwa pusat kerajinan songket paling mahsyur di Indonesia adalah kota [[Palembang]]. Songket adalah kain mewah yang aslinya memerlukan sejumlah emas asli untuk dijadikan benang emas, kemudian ditenun tangan menjadi kain yang cantik. Secara sejarah tambang emas di Sumatera terletak [[Sumatera Selatan]] dan di pedalaman dataran tinggi [[Minangkabau]]. Meskipun benang emas ditemukan di reruntuhan situs [[Sriwijaya]] di Sumatera, bersama dengan batu [[mirah delima]] yang belum diasah, serta potongan lempeng emas, hingga kini belum ada bukti pasti bahwa penenun lokal telah menggunakan benang emas seawal tahun 600-an hingga 700-an masehi.<ref name="Rodgers and Summerfield"/> Songket mungkin dikembangkan pada kurun waktu yang kemudian di Sumatera. Songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia baik diukur dari segi kualitasnya, yang berjuluk "Ratu Segala Kain". Songket eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya memerlukan waktu sekitar 3 hari. Mulanya kaum laki-laki menggunakan songket sebagai [[destar]], tanjak atau ikat kepala. Kemudian barulah kaum perempuan Melayu mulai memakai songket [[sarung]] dengan [[baju kurung]].
 
Dokumentasi mengenai asal usul songket masih tidak jelas, kemungkinan tenun songket mencapai semenanjung Malaya melalui perkawinan atau persekutuan antar bangsawan Melayu, karena songket yang berharga kerap kali dijadikan maskawin atau hantaran dalam suatu perkawinan. Praktik seperti ini lazim dilakukan oleh negeri-negeri Melayu untuk mengikat persekutuan strategis. Pusat kerajinan songket terletak di kerajaan yang secara politik penting karena bahan pembuatannya yang mahal; benang emas sejatinya memang terbuat dari lembaran emas murni asli.<ref name="Uchino2005"/>