Arasy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dimana → di mana (4)
Titui (bicara | kontrib)
Baris 17:
 
== Wujud ‘Arsy ==
Menurut manhaj salaf, 'Arsy memiliki wujud yang teramat sangat besar, memiliki beberapa tiang yang menjadikan 'Arsy sebagai atap alam semesta. Wujud ini dicatat dalam beberapa hadits-hadits yang shahih. Saking besarnya ada malaikat yang memiliki sayap banyak, diperintahkan oleh TuhanAllah untuk terbang ke mana saja yang ia kehendakidikehendaki dan iamalaikat tersebut merasa tidak beranjak dari tempat semula ia terbang.
 
Malaikat itu diberikan 70.000 [[sayap]]. Allah ber[[firman]] kepada malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7.000 malaikat." Malaikat itu diberikan 70.000 [[sayap]]. Kemudian, Allah menyuruhmemerintahkan malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan kekuatan penuh dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendaki Allahdikehendakinya. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘Arsy. Tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘Arsy Allah itu.
 
“ ‘Arsy“‘Arsy yaitu singgasana yang memiliki beberapa tiang yang dipikul oleh para Malaikat. Ia menyerupai [[kubah]] bagi [[alam semesta]]. 'Arsy juga merupakan [[atap]] seluruh makhluk.”<ref>Hadits riwayat [[Ibnu Abi 'Ashim]].</ref>
 
Nabi [[Muhammad]] bersabda: "Perumpamaan langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi (Singgasana Allah) seperti [[cincin]] yang dilemparkan di padang [[Gurun Sahara|Sahara]] yang luas, dan keunggulan 'Arsy atas Kursi seperti keunggulan padang Sahara yang luas itu atas cincin tersebut."
 
== Letak ‘Arsy ==
Menurut [[syariat Islam]], 'Arsy terletak di atas surga [[Firdaus]] yang berada dilangitdi langit ke-7. Keyakinan ini bersumber dari salah satu [[hadits]] Muhammad. [[Muhammad]] bersabda kepada [[sahabat nabi|sahabatnya]] yang bernama [[Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi|Abu Hurairah]] “Apabila engkau memohon kepada Allah, maka mohon-lah kepada-Nya Surga Firdaus. Sesungguhnya ia (adalah) Surga yang paling utama dan paling tinggi. Di atasnya terdapat ‘Arsy Allah yang Maha Pengasih...”<ref>Hadits riwayat [[Imam Bukhari]], [[Imam Ahmad]], [[Ibnu Abi ‘Ashim]] dari [[Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi|Abu Hurairah]].</ref>
 
Masih diriwayatkan dari [[Ibnu Abi 'Ashim]], Nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya ‘Arsy sebelumnya berada di atas [[air]]. Setelah Allah menciptakan langit (ke-7), ‘Arsy itu ditempatkan di [[langit]] yg ke-7. Dia jadikan [[awan]] sebagai saringan untuk [[hujan]]. Apabila tidak dijadikan seperti itu, tentu [[bumi]] akan tenggelam terendam air.”
Baris 35:
 
== Wujud ''Hamalat al-‘Arsy'' ==
Berdasarkan hadits diriwayatkan oleh [[Abu Dawud]] dari seorang sahabat [[Jabir bin Abdillah]], wujud para malaikat pemikul singgahsanasinggasana Allah sangatlah besar dan jarak antara pundak malaikat tersebut dengan telinganya sejauh perjalanan [[burung]] terbang selama 700 tahun.<ref>Hadits diriwayatkan oleh [[Abu Dawud]] dari seorang sahabat [[Jabir bin Abdillah]] hadist shahih, Muhammad bersabda: "Telah diizinkan bagiku untuk bercerita tentang sosok Malaikat dari Malaikat-Malaikat Allah yang bertugas sebagai pemikul 'Arsy, bahwa jarak antara daun telinganya sampai ke bahunya adalah sejauh perjalanan 700 tahun."</ref><ref>[http://jilbab.or.id/archives/61-mengenal-kebesaran-dan-keagungan-allah-taala/ Hadits ketujuh: Malaikat yang memikul 'Arsy]</ref>
 
Dikatakan pula dalam hadits, bahwa ''Hamalat al-'Arsy'' memiliki sayap lebih besar dan banyak dibandingkan dengan [[Jibril]] dan [[Israfil]]. Dikatakan bahwa ''Hamalat al-'Arsy'' memiliki sayap sejumlah 2400 sayap di mana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil, sedangkan Israfil mempunyai 1200 sayap, di mana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril.<ref>Rasulullah {{saw}} pernah melihat akan rupa sebenar Malaikat JIbril sebanyak 2 kali, iaitu ketika peristiwa Isra' Mikraj. Ketika rasulullah {{saw}} melihat Malaikat Jibril dalam keadaan rupanya yang sebenar, baginda lantas memuji Malaikat Jibril akan kehebatannya. Malaikat Jibril mempunyai 600 sayap, apabila dibuka satu sayap maka gelaplah seluruh bumi ini. Namun begitu, Malaikat Jibril mengatakan kepada rasulullah {{saw}} bahwa jangan memujinya kerana rasulullah {{saw}} masih belum melihat Malaikat lain yang lebih hebat kejadiannya. Lalu rasulullah {{saw}} bertanya kepada Malaikat Jibril, "Ya Jibril, adakah masih ada Malaikat yang lebih hebat daripada kamu?" Malaikat Jibril menjawab, "Ya, ada." Malaikat Israfil mempunyai 1200 sayap, di mana satu sayapnya menyamai 600 sayap Malaikat Jibril Sesudah itu, rasulullah {{saw}} bertanya lagi," Adakah Malaikat Israfil paling hebat?" Jawab Malaikat Jibril, "Tidak, Malaikat yang memikul Arasy Allah. Malaikat ini mempunyai 2400 sayap di mana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Malaikat Israfil".</ref>
 
Sedangkan Syeikh [[Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi Al-Jawi Al-Bantani]], seorang wali besar dari tanah [[Jawa]], mengatakan bahwa, "Mereka adalah tingkatan tertinggi para Malaikat dan Malaikat yang pertama kali diciptakan, dan mereka berada di dunia sebanyak 4 malaikat, pada saat qiyamatkiamat akan berjumlah 8 malaikat dengan bentuk [[kambing]] hutan. Jarak antara telapak kakinya sampai lututnya sejauh perjalanan 70 tahun burung yang terbang paling cepat. Adapun sifat dari 'Arsy, dikatakan bahwa bahwa 'Arsy adalah permata berwarna hijau dan 'Arsy adalah makhluk yang paling besar dalam penciptaan, dan setiap harinya 'Arsy dihiasi dengan 1000 warna daripada cahaya, tidak ada satu makhlukpunmakhluk pun dari makhluk Allah taTa'ala yang sanggup memandangnya.. dan segalaSegala sesuatu seluruhnya di dalam 'Arsy seperti lingkaran ditanahdi tanah lapang... Dikatakan sesungguhnya 'Arsy merupakan kiblat para penduduk langit.., sebagaimana [[Ka'bah]] sebagai kiblat penduduk bumi..."<ref>Kitab berjudul "Qathrul Ghaits" hal. 4, Karya Syeikh Muhammad Nawawi Al-Bantani, di artikan oleh Yudha Mandala Eka Putra, tahun 2010. [http://www.kaskus.us/blog.php?b=29390 Malaikat Hamalatul 'Arsy diKaskus.us]</ref>
 
== Perbedaan pendapat tentang ‘Arsy ==
Di dalam perbincangan para [[ulama]] tradisional dengan ulama kontemporer dan modern, mereka masing-masing memiliki perbedaan pendapat dalam menafsirkan istilah 'Arsy ini. Mereka memperdebatkan apakah 'Arsy itu suatu ''nonmateri'' (nonfisik) atau ''[[materi]]'' ([[fisik]]).
 
Para ulama salaf lebih menyukai memahami bahwa bersemayam-Nya Allah tidaklah sama dengan bersemayam makhluk-Nya. Hal ini dikarenakan Allah tidaklah sama dengan makhluk-Nya. Jadi jika dikatakan Allah bersemayam di atas 'Arsy, bukan berarti Allah bertempat di atas 'Arsy. Hanya Allah yang tahu apa maksud dari bersemayam diri-Nya diriNya di atas 'Arsy. Sehingga, kata ''bersemayam'' dalam hal ini tidak berarti bertempattempat, namun apapun itu maknanya hanya Allah yang tahu.
 
Sebagai contoh, seseorang berkata "aku tinggal di dalam hatimu". Tentu orang yang mengatakan demikian tidak benar-benar atau secara harfiah tinggal di dalam hati orang tersebut. Begitu juga dengan kata-kata "Allah bersemayam di atas 'Arsy". Kata-kata ''bersemayam'' di sini tidak berarti Allah bertempat di atas 'Arsy, namun makna dari bersemayam pada kata-kata inimelainkan hanya Allah yang tahu.
 
Jika dikatakan bahwa Allah duduk di atas 'Arsy maka berarti Allah memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat tinggal dan tempat bernaung, padahal Allah Maha SuciMahasuci dan Maha MuliaMahamulia dari semua itu.
 
Dalam penafsiran ‘Arsy oleh para ulama ini, maka bisa digolongkan menjadi tiga pendapat yang berbeda, yaitu:
* '''[[Mu'tazilah]]'''
Berpendapat bahwa kata ‘Arsy di dalam alAl-Quran harus diartikan dan dipahami sebagai makna metaforis (majazi). Jika dikatakan Tuhan bersemayam di ‘Arsy, maka arti ‘Arsy di sini adalah [[kekuasaan]] Tuhan. Tuhan tidak berupa materi, karenanya mustahil Dia berada pada tempat yang bersifat materi.
* '''[[Mujassimah]]'''
Berpendapat golongan ini bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut mereka, kata ‘Arsy harus dipahami sebagaimana adanya. Karena itu, mereka mengartikan ‘Arsy sebagai sesuatu yang yang bersifat fisik atau materi. Mereka memiliki paham [[antropomorfisme]].