Bandar Udara Internasional Juanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 100:
Proyek pembangunan yang berikutnya disebut sebagai “'''Proyek Waru'''” tersebut merupakan proyek pembangunan lapangan terbang pertama sejak Indonesia merdeka. Proyek ini bertujuan menggantikan pangkalan udara yang tersedia di Surabaya adalah landasan udara peninggalan [[Belanda]] di [[Morokrembangan, Krembangan, Surabaya|Morokrembangan]] dekat [[Pelabuhan Tanjung Perak]], yang sudah berada di tengah pemukiman yang padat dan sulit dikembangkan. Pelaksanaan proyek Waru, melibatkan tiga pihak utama, yaitu: Tim Pengawas Proyek Waru ('''TPPW''') sebagai wakil pemerintah Indonesia, ''Compagnie d’Ingenieurs et Techniciens'' ('''CITE)''' sebagai konsultan, dan ''Societe de Construction des Batinolles'' ('''Batignolles''') sebagai kontraktor. Kedua perusahaan asing terakhir, merupakan perusahaan asal [[Perancis]]. Dalam kontrak yang melibatkan tiga pihak tersebut, ditentukan bahwa proyek harus selesai dalam waktu empat tahun ([[1960]]-[[1964]]).
 
Untuk membangun pangkalan udara dengan landasan pacu yang besar (panjang 3000 meter dan lebar 45 meter) ini membutuhkan pembebasan lahan yang luas keseluruhannya mencapai sekitar 2400 [[hektar]]. Lahan tersebut tidak hanya berbentuk tanah, tetapi juga sawah dan rawa. Selain itu juga dibutuhkan pasir dan batu dalam jumlah yang besar. Pasirnya digali dari [[Kali Porong]] dan batunya diambil dari salah satu sisi [[Pandaan, Pasuruan|Bukit Pandaan]] yang, kemudian diangkut dengan ratusan truk proyek menuju Waru. Jumlah pasir dan batu yang diperlukan sekitar 1.1200.000 meter kubik atau 1.800.000 ton. Konon Jumlah pasir sebanyak itu bisa digunakan untuk memperbaiki jalan [[Jakarta]]-[[Surabaya]] sepanjang 793 Km dengan lebar 5 m dan kedalaman 30 cm. Sedangkan jarak tempuh seluruh truk proyek, bila digabungkan adalah sekitar 25 juta Km atau 600 kali keliling bumi.
 
Dengan kegiatan proyek yang berlangsung siang-malam dan dukungan kerjasama dari berbagai pihak (Pemerintah Kota Surabaya, Komando Resor Militer (Korem) Surabaya, Otoritas Pelabuhan dan masyarakat pada umumnya), akhirnya proyek tersebut dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Pada tanggal [[22 September]] [[1963]], berarti tujuh bulan lebih cepat, landasan tersebut sudah siap untuk digunakan. Sehari kemudian satu sortie penerbangan, yang terdiri empat pesawat Fairey Gannet ALRI, di bawah pimpinan [[Mayor]] AL (Pnb) Kunto Wibisono melakukan uji coba pendaratan untuk pertama kalinya.
Baris 145:
| [[Citilink]] | [[Hong Kong International Airport|Hong Kong]]<ref>http://www.runway-aviation.com/citilink-resmikan-rute-penerbangan-surabaya-johor-baru/</ref>, [[Bandar Udara Internasional King Abdulaziz|Jeddah]]<ref>http://indo-aviation.com/2015/02/26/8-maret-citilink-operasikan-rute-penerbangan-surabaya-jeddah/</ref>, [[Bandar Udara Internasional Senai|Johor Bahru]]<ref>http://www.runway-aviation.com/citilink-resmikan-rute-penerbangan-surabaya-johor-baru/</ref>, [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur]]<ref>http://www.runway-aviation.com/citilink-resmikan-rute-penerbangan-surabaya-johor-baru/</ref>, [[Bandar Udara Internasional Chhatrapati Shivaji|Mumbai]]<ref>http://indo-aviation.com/2015/02/26/8-maret-citilink-operasikan-rute-penerbangan-surabaya-jeddah/</ref>, [[Bandar Udara Internasional Perth|Perth]]<ref>http://www.runway-aviation.com/citilink-resmikan-rute-penerbangan-surabaya-johor-baru/</ref>, [[Bandar Udara Internasional Changi|Singapore]]<ref>http://www.runway-aviation.com/citilink-resmikan-rute-penerbangan-surabaya-johor-baru/</ref>, [[Bandar Udara Internasional Taiwan Taoyuan|Taipei-Taoyuan]]<ref>http://www.runway-aviation.com/citilink-resmikan-rute-penerbangan-surabaya-johor-baru/</ref> | 2
<!--+-->
| [[Citilink]] | [[Husein Sastranegara International Airport|Bandung]], [[Bandar Udara Syamsuddin Noor|Banjarmasin]], [[Hang Nadim Airport|Batam]], [[Ngurah Rai International Airport|Denpasar]], [[Bandar Udara Halim Perdanakusuma|Jakarta - Halim Perdanakusuma]], [[Soekarno-Hatta International Airport|Jakarta - Soekarno-Hatta]], [[El Tari Airport|Kupang]], [[Lombok International Airport|Lombok]], [[Hasanuddin International Airport|Makassar]], [[Bandar Udara Abdul Rachman Saleh|Malang]], [[Sam Ratulangi International Airport|Manado]]<ref>http://http://indo-aviation.com/2015/10/21/citilink-akan-terbang-ke-manado-palu-dan-tarakan/</ref>, [[Bandar Udara Internasional Minangkabau|Padang]], [[Bandar Udara Tjilik Riwut|Palangkaraya]], [[Sultan Mahmud Badaruddin II Airport|Palembang]], [[Bandar Udara Depati Amir|Pangkal Pinang]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II|Pekanbaru]], [[Bandar Udara Supadio|Pontianak]], [[Bandar Udara Internasional Juwata|Tarakan]] | 1
<!--+-->
| [[Eaglexpress]] | '''Charter Musiman''': [[Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz|Jeddah]], [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur]] | 2