Kristologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di \[\[Abad +pada [[Abad , -di \[\[abad +pada [[abad , -Di \[\[abad +Pada [[abad, -Di \[\[Abad +Pada [[Abad)
BP21Danang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Peter proclaims Jesus.jpg|thumb|180px|[[Stained glass]] window of [[Saint Peter]] proclaiming Jesus, in Luke 9:20: "'''''But who do you say that I am'''''?" Peter answered: "''The Christ of God''".<ref>''Who do you say that I am? Essays on Christology'' by Jack Dean Kingsbury, Mark Allan Powell, David R. Bauer 1999 ISBN 0-664-25752-6 page xvi</ref>]]
'''Kristologi''' adalah cabang ilmu [[teologi]] yang membicarakan tentang posisi Yesus Kristus di dalam agama [[Kristen]]<!--bisakah definisi Kristologi dibuat umum seperti ini? Saya buat sebagai contoh saja.-->.<ref name="Groenen">{{id}}C Groenen., Pustaka Teologi Sejarah Dogma Kristologi,Yogyakarta: Kanisius, 1998 </ref> Makna kehadiran Kristus bagi orang Kristen diyakini sebagai pemelihara dan penyelamat dunia terkait dengan setiap persoalan hidup.<ref name="Johnson"></ref> Tema-tema seperti [[feminisme]], [[Teologi pembebasan]] atau [[kemerdekaan]] adalah tema-tema yang saat ini sedang populer pada zaman modern, di mana umat Kristen terus merenungkan makna Kristus itu.<ref name="Johnson"></ref> Tema-tema itu disebabkan adanya penindasan oleh perang, "[[eksklusivisme]]", kesenjangan sosial di masyarakat, dan sistem negara yang terkadang tidak adil pada seluruh [[ciptaan]], termasuk alam.<ref name="Hengel"></Refref><ref name="Pelikan">{{en}}Jaroslav Pelikan., Images of Christ: His Place in The History of Culture, New Haven, CN: Yale University Press, 1985</ref> Kristologi yang dihayati dalam kondisi alam yang rusak karena [[pemanasan global]] disebut Kristologi [[Ekologi]].<ref name="Deane"> Celia Drummond Deane., Teologi Dan Ekologi, Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, diterjemahkan oleh Robert P. Borong- Cetakan ketiga 2006</ref><ref name name="Sudarminta">{{id}}J Sudarminta. dkk., Dunia, Manusia dan Tuhan, Yogyakarta: Kanisius 2008 Hlm. 42-44</ref> Kristologi yang berfokus pada seluruh ciptaan disebut [[Cosmic|Kristologi Kosmik]].<ref name="Sudarminta"></ref> Bahkan ada yang menguraikan delapan belas gambaran terkait Yesus Kristus dengan budaya adat-istiadat yang terus berubah.<ref name="Pelikan"></ref><!--paragraf terakhir ini lebih baik ditaruh di bagian akhir artikel mengenai perkembangan modern atau kaitan Kristologi dengan cabang ilmu teologi lainnya, Jawab: jika ini dianggap kesimpulan, mungkin benar Mas, tapi apa tidak dipertimbangkan sebagai guide-line agar pembaca lebih jelas untuk melihat kristologi secara lebih luas??, mohon pencerahannya, terima kasih banyak lho Mas Moel-->
 
== Kristologi dalam Ilmu Teologi ==
Dalam pembagian cara lama dan ilmiah, Kristologi dimasukkan dalam rumpun [[Teologi Sistematika]]-Dogmatika.<ref name="Groenen"></ref>.<ref name="Dister">{{id}}Nico Syukur Dister., Kristologi - Sebuah Sketsa, Yogyakarta: Kanisius</ref><ref name="Dister1"> Nico Syukur Dister., Teologi Sistematika - Allah Penyelamat, Yogyakarta: Kanisius, 2004</ref> Kristologi bagi umat Kristen merupakan penyataaan ([[wahyu]]) Allah kepada manusia melalui kedatangan Kristus<!--bahasa masih teknis Kristen; apakah Kristologi adalah doktrin, atau kajian teologis? Jawab: kata 'doktrin' ini sesuai buku Mas Moel, tapi tak apa saya rubah hehehe-->.<ref name="Hengel">{{en}} Martin Hengel., Studies in Early Christology, Scotland: T&T Clark Ltd, 1995</Refref> Kata 'Kristologi' berasal dari bahasa Yunani, ''Χριστός''= kristos = Kristus dan ''λόγος'' =logos = logi = kata-kata = ilmu, singkatnya; Ilmu tentang Kristus, pembicaraan tentang Kristus ini terkait dengan umat Kristen memahaminya dalam kehidupan sehari-hari; Yesus pada masa lampau hingga masa kini, selama perjalanan itulah maka terus digeluti karena masih relevan dengan masalah-masalah di setiap zaman.<ref name="Groenen"></ref> Kristologi dan ajaran [[Trinitas]] tidak dapat dipisahkan satu terhadap yang lainnya, baik dalam sejarah, [[sistematika]] dan dogmatika.<ref name="Lohse">{{id}}Bernard Lohse., Pengantar Sejarah Dogma Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006 Hlm 90</ref><ref name="Dister">{{id}} </ref> Selain itu, aspek penting lain yang menyertai pembicaraan ini adalah mengenai [[keselamatan]] atau [[soteriologi]].<ref name="Groenen">{{id}}</ref>
 
Pembicaraan tentang Kristus merupakan ajaran [[Kristen]] yang mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan.<ref name="Sagala">{{id}}Mangapul Sagala. ., Firman Menjadi Daging, Jakarta: [[Perkantas]] 2009</ref> Perdebatan tentang Ketuhanan Yesus masih berlangsung sampai saat ini (setidaknya pada beberapa kalangan).<ref name="Dister1"></ref><ref name="Johnson"></ref> Adanya perdebatan seputar paham [[Trinitas]] (Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus) yang berbeda-beda,<ref name="Dister1"></ref> utamanya tampak dalam pemikiran [[Ireneus]], [[Tertulianus]] dan [[Origenes]] pada masa lampau.<ref name="Berkhof">{{id}} Louis Berkhof., Teologi Sistematika - Doktrin Allah, Surabaya: Pusat Literatur Kristen Momentum (LRII) 1993</ref><ref name="Dister1"></ref> Sampai saat ini masih ada perdebatan tentang keilahian mengenai kemanusiaan Kristus dan Keilahian Kristus terus terjadi.<ref name="Kilby"></ref> Setidaknya bisa diketahui dari uraian seorang tokoh dalam [[Gereja Katolik Roma]], [[Karl Rahner]] pada tahun 1960an yang menegaskan kembali bahwa Yesus adalah seratus persen Allah dan seratus persen manusia.<ref name="Kilby"></ref> Di Indonesia, dapat dibandingkan pendapat dari dua orang teolog, Joas Adiprasetya{{siapa}} dalam bukunya ''Berdamai dengan Salib'' yang menggugat Ionaes Rahmat{{siapa}} dalam buku ''Soteriologi Salib''.
Baris 16:
 
=== Mesias dalam Perjanjian Baru ===
Dari berbagai istilah tentang Kristus pada orang-orang pada masa Awal Masehi sudah beragam. <ref name="Johnson"></ref> Informasi lain, Yesus disebut sebagai Mesias dari [[Israel]], [[Mesias]] adalah Kristus disebutkan [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] sebanyak 270 kali dan variasi nama Yesus Kristus atau Kristus Yesus sebanyak 109 kali.<ref name="Hengel"></Refref> Nama itu menunjuk pada : Allah, Tuhan atau kata ganti yang menjurus pada Allah.<ref name="Hengel"></Ref><!--sebaiknya bagian yang berbicara tentang Mesias ini dibuat sub bagian yang baru.--ref>
 
{{cquote|Ia bertanya pada mereka, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias ({{lang-en|You are The Christ.}})|4={{ayat|buku=Markus|pasal=8|ayat=29}}}}
Baris 25 ⟶ 26:
 
 
[[Injil Yohanes]] dilihat sangat khusus dalam pandangan Kristologi, bahwa [[Firman]] atau ''λόγος'', Allah sendiri menjadi manusia, dalam wujud Kristus.<ref name="Sagala">{{id}}Mangapul Sagala., Firman Menjadi Daging, Jakarta: Perkantas 2009</ref> Di sini dijelaskan bahwa Kristus yang adalah Yesus itu adalah Allah sendiri, Ketuhanan Yesus merupakan pusat [[Teologi]] Perjanjian Baru, menurut Miller, "Yesus adalah Allah".<ref name="Sagala"></ref>
 
== Kristologi dari Zaman ke Zaman ==
=== Abad Pertama Masehi (Kristologi menurut Perjanjian Baru) ===
Kristologi yang ditemukan dari [[Injil]] berpusat pada sejarah kehidupan Yesus dalam tindakan-tindakannya.<ref name="Johnson"></ref><ref name="Hengel">1995</Ref> Hal tersebut dapat dilihat melalui beberapa pernyataan tokoh-tokoh di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru: .<ref name="Johnson">{{en}}Johnson. Elizabeth., Kristologi di Mata Kaum Feminis,Yogyakarta: Kanisius, 2003</ref><ref name="Hengel">1995</Refref>
Jawaban-jawaban tentang siapa Yesus, adalah sebagai berikut:<ref name="Hengel"></Refref>
* Paulus : Yesus adalah Kristus yang disalibkan dan dibangkitkan.<ref name="Hengel"></Refref>
* Markus : Yesus adalah Mesias.<ref name="Hengel"></Refref>
* Matius : Yesus adalah Musa baru, pengajar hukum baru.<ref name="Hengel"></Refref>
* Lukas : Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, adalah Juru Selamat semua orang.<ref name="Hengel"></Refref>
* Yohanes - Yesus adalah Sabda Allah yang menjelma sebagai manusia.<ref name="Hengel"></Refref>
 
Yesus pada zaman-Nya dikenal sebagai orang [[Nazaret]] yang bertindak revolusioner, sebagai orang [[Yahudi]] yang melampaui [[Hukum Taurat]].<ref name="Johnson"></ref> Dari ajaran-ajarannya itulah, orang-orang (Kristen) dari zaman Perjanjian Baru hingga saat ini mempercayai-Nya sebagai Tuhan.<ref name="Johnson"></ref>
Baris 43 ⟶ 44:
 
==== Kristologi-Logos ====
'''Kristologi-Logos''' ini terdapat dalam Injil Yohanes 1:1-4 bahwa fungsi [[logos]] ada dua: [[kosmomologis]] yaitu sebagai penciptaan dan revelatoris-soteriologis yang artinya [[Penyelamat]] melalui [[Pewahyuan]].<ref name="Dister">{{id}}</ref> [[Santo]] [[Ignatius dari Antiokhia]] menyebutkan Yesus "Sang Logos" yang mana Logos (sabda) itu tidak lagi berdiam diri, melainkan menyatakan diri untuk menyelamatkan.<ref name="Dister">{</ref> Jadi bagi Ignatius, Sabda adalah keseluruhan tujuan komunikasi, revelatoris-soteriologis, bukan fungsi kosmologis.<ref name="Dister"></ref> Ajaran Kristologis-Logos ini ada dua, yaitu yang klasik dan yang modern.<ref name="Dister"></ref>
 
==== Arianisme ====
'''[[Arianisme]]''' adalah ajaran yang dikeluarkan oleh Uskup [[Arius]] pada tahun 300.<ref name="Dister"></Ref> [[Dister]]{{siapa}} menganggapnya sebagai kecenderungan manusia untuk mempersempit [[misteri]] [[Allah]].<ref name="Dister">{{id}}</Ref> Arius menganggap Yesus sebagai [[makhluk|ciptaan]] saja, walaupun paling agung, hal ini dipengaruhi dengan gambaran Allah pada dirinya, lalu dia menyimpulkan "Yesus bukan Allah".<ref name="Dister"></Ref>
 
==== Nestorianisme ====
'''[[Nestorianisme]]''' adalah ajaran yang dikeluarkan oleh Uskup [[Nestorius]] pada tahun 400.<ref name="Dister">{{id}}</Ref> Menurut Nestorius, Putra Allah di surga dan manusia Yesus di bumi bukanlah satu pribadi yang sama, melainkan dua pribadi.<ref name="Dister"></Ref> Keduanya memang berkaitan satu sama lain, tapi toh tinggal tetap dua.<ref name="Dister"></Ref> Akal budi manusia ingin mempertahankan gambaran Allah yang "murni", surgawi dan rohani.<ref name="Dister">}</Ref> Maka Allah Putra dipisahkan dari Yesus yang pernah berkeliling di dunia ini.<ref name="Dister">{{id}}</Ref>
 
==== Monofisitisme ====
'''[[Monofisitisme]]''' adalah ajaran yang meyakini bahwa Yesus hanya satu kodrat, yaitu ilahi.<ref name="Dister"></Ref> ''Monofisit'' berasal dari Bahasa Yunani, ''νόμος'' yaitu satu, dan ''φύσης'' berarti [[kodrat]], jadi Kristus hanya memiliki satu kodrat, hal ini bertentangan dengan Nestorianisme.<ref name="Dister"></Ref> Yesus yang berjalan-jalan di bumi sebenarnya adalah Allah, kemanusiaan Yesus dianggap hanya semu saja.<ref name="Dister">{{id}}</Ref>
 
'''Kristologi pada Abad 4 dan 5 Masehi''' di mana Konsili Nikaia ([[Nicea]]), Efesus dan [[Konsili Khalsedon|Khalsedon]] adalah doktrin Kristus yand dirumuskan pada tiga konsili itu.<ref name="Johnson"></ref> Konsili Nicea, Efesus dan Khalsedon adalah upaya untuk membela iman mereka dari berbagai pengajaran di atas.<ref name="Dister">}</Ref>
 
==== Konsili-Konsili ====
[[Berkas:First Council of Nicea (icon).jpg|Bottom|thumb|left|180px|Konsili Pertama Nicea]]
'''Konsili Nicea''' (325)
Dalam Konsili Nicea, para [[uskup]] dari [[Gereja Timur]] memutuskan bahwa sebutan Allah digunakan bukanlah untuk kehormatan saja.<ref name="Johnson"></ref> Dalam Syahadat Nicea yang masih didaraskan dan dinyanyikan gereja dewasa ini, Yesus diakui sebagai "Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar; dilahirkan, bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa." <ref name="Johnson">}</ref> "Jika syahadat ini tidak benar, kita tidak akan diselamatkan oleh Yesus," demikian kata mereka. <ref name="Johnson"></ref> Konsili Nicea memelihara Gereja dari [[bidaah]] Arianisme.<ref name="Dister">{{id}}</ref> Yesus dari Nazaret, Sang Kristus, Allah betul-betul menyatakan diri di bumi ini.<ref name="Dister">}</ref>
'''Konsili Kontantinopel''' pada tahun 381 juga berpikir demikian, para uskup dari Timur berpikir bahwa umat Kristen diselamatkan oleh Allah yang mengambil sepenuh-penuhnya apa yang menjadi sifat kodrat manusia.<ref name="Johnson">}}</ref> Jika ada sesuatu yang tidak diambil dalam penjelmaan, maka sesuatu itu tidak ditebus.<ref name="Johnson"></ref> Maka, Yesus benar-benar seutuhnya manusia menjadi kebenaran yang menyelamatkan.<ref name="Johnson">}</ref> Maka Konsili ini meneguhkan pandangannya dalam [[Doa Syahadat Nicea|Syahadat Nicea Konstantinopel]]
 
Namun di lain pihak ada beberapa pandangan yang dianggap menekankan keilahian Yesus dan kurang menekankan bahwa Ia benar-benar manusia.<ref name="Johnson"></ref>
Baris 74 ⟶ 75:
[[Konsili Khalsedon]] tahun 451 memelihara gereja dari bidaah [[monofisitisme]].<ref name="Dister"></ref> Jika Nestorianisme mengatakan satu pribadi Yesus hanya Ilahi saja, maka Konsili Khalsedon mengggarisbawahi kemanusiaan Yesus dengan menegaskan bahwa dalam diri Yesus yang satu dan tunggal itu hadirlah bukan saja [[kodrat ilahi]], tetapi juga [[kodrat insani]] seluruhnya (lihat: [[Persatuan hipostasis]]).<ref name="Dister"></ref> Di dalam manusia yang sungguh-sungguh, nampak pula Allah yang sungguh-sungguh.<ref name="Dister"></ref> Sama luhurnya dengan Allah yang dekat, tergerak oleh belas kasihan, berjuang melawan kejahatan.<ref name="Dister"></ref> Di sini, keilahian dan kemanusiaan Yesus tidak tercampur, tidak tergantikan, tidak terpisahkan, tidak terbagi.<ref name="Clifford">{{en}}Anne M. Clifford., di tulis oleh Robert Masson - The Clash of Christologcal Symbols dalam Christology; Memory, Inquiry, Practice, USA: The College Theology Society 2003 Hlm. 63-86</ref> Jadi, Yesus adalah simbol Allah, kata Roger Haight.<ref name="Clifford"></ref>
 
Dari ketiga pernyataan [[Magisterium]] [[Gereja]] mengenai kristologis, maka misteri Allah menjadi terbuka, tidak dipersempit oleh akal budi, orang Kristen menemukan inti sari misteri Allah yang sebenarnya.<ref name="Dister">}</ref> Hati manusiawi Yesus itu hati Allah.<ref name="Dister"></ref>
 
=== Abad Pertengahan ===
Baris 114 ⟶ 115:
Para pemikir yang menghuni pada 'ruang' pemikiran Kristologi ini sangat banyak, terbentang dari Bapa-bapa Gereja abad kedua, Abad ke empat, reformasi bahkan hingga sekarang.
=== [[Anselmus]] dari Cantebury ===
Anselmus adalah [[teolog]] dan [[filsuf]] yang hidup pada [[Abad Pertengahan]].<ref name="Wellem">{{id}}F.D. Wellem., Riwayat Hidup Singkat tokoh-tokoh dalam [[Sejarah Gereja]], Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987</ref> Berasal dati [[Italia]], terkenal dengan pemikiran [[Skolastisisme]]nya. <ref name="Wellem"></ref> Karya yang paling terkenal berjudul ''[[Cur Deus Homo]]'' (Mengapa Allah menjadi Manusia).<ref name="Wellem"></ref>Di dalam konteks [[sosial|sosiologis]] [[feodalisme]], Anselmus menelaah mengapa Allah menjadi manusia dan harus mati untuk menyelamatkan manusia, dan mempertanyakan apakah tidak ada cara lain untuk meyelamatkan.<ref name="Johnson">{{en}}</ref><ref name="Wellem"></ref> Menurut Anselmus, Yesus Kristus wafat untuk melakukan silih (ganti) atas [[Dosa (Kristen)|dosa]]; tanpa penyilihan itu tatanan alam semesta akan kacau balau untuk selamanya.<ref name="Johnson"></ref><ref name="Wellem"></ref> Dengan jalan itu, baik keadilan, [[rahmat|anugerah]] maupun kasih Allah dipenuhi dan disempurnakan.<ref name="Wellem"></ref> Anselmus memulai teologinya dari keyakinannya bahwa seseorang bisa berteologi hanya setelah dia beriman <ref name="Wellem"></ref> ''[[fides quarens intellectum]]''. Iman ini mencakup sikap iman ''fides qua creditur'' maupun isi iman ''fides quae creditur''. <ref name="Jurnal Filsafat">{{id}}Jurnal [[Filsafat]] Iman., Menguji Omongan Agama, Yogyakarta: Kanisisus, 1997</ref> Dengan demikian, obyek teologi sebenarnya adalah peristiwa perjumpaan dan komunikasi Allah dan manusia berlangsung melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus merupakan realitas dinamik yang terus berlangsung di seluruh [[sejarah Gereja]].<ref name="Jurnal Filsafat"></ref>
 
=== Thomas Aquinas (1225-1274) ===
Baris 144 ⟶ 145:
 
=== Karl Barth (1886-1968) ===
'''[[Karl Barth]]''' adalah teolog dari Swiss pada era reformasi pada [[abad ke-20]], dia membawa pembaharuan yang besar dari teologi abad 19.<ref name="Wellem">{{id}</ref> Dia belajar teologi di Jerman.<ref name="Wellem"></ref> Teologinya disebut [[dialektis]], sebab berawal dari Allah yang ada di [[Sorga]] dan suci, dia mengirimkan Kristus yang begitu dekat di dunia yang hina, sehingga pertemuan dua hal yang bertentangan ini disebut dialektis.<ref name="Wellem">}</ref>
 
'''Kristologi Barth''' dimulai dari [[pre-eksistensi]] Kristus, Kristus menjadi sentral teologinya.<ref name="Wellem"></ref> Tuhan Allah menyatakan anugerahnya dalam Kristus sekaligus mengikatkan diri-Nya pada Kristus.<ref name="Wellem"></ref> Pemulihan manusia ditentukan pada pemilihan Tuhan Allah terhdap Kristus, Allah memilih Kristus sekaligus Tuhan Allah memilih manusia sebagai sekutu-Nya.<ref name="Wellem"></ref>