Pocut Baren: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 3:
'''Pocut Baren''' adalah seorang pahlawan dan ulama wanita dari [[Aceh]] yang terkenal gigih melawan penjajahan [[Belanda]]. Selain menjadi panglima perang, ia pun menjadi [[uleebalang]] daerah Gome. Ia mempunyai pengikut setia yang banyak dan membantunya dalam pertempuran melawan [[Belanda]]. Menurut cerita penduduk, ia ikut bergerilya bersama-sama pasukan yang dipimpin oleh [[Cut Nyak Dhien]]. Setelah Cut Nyak Dhien tertangkap oleh Belanda, Pucut Baren tetap meneruskan perjuangan menentang penjajahan Belanda. Ia menjadi panglima perang menggantikan suaminya yang meninggal dunia dalam peperangan.
 
== Riwayat ==
'''Pocut Baren''' merupakan anak perempuan seorang [[uleebalang]] Teuku Cut Anmat Tungkop sebuah ke[[Mukim (Aceh)|mukimmukiman]]an di Kecamatan Sungai Mas, [[Kabupaten Aceh Barat]]. Ia lahir pada tahun [[1880]] di Kabupaten Aceh Barat.
 
Setelah dewasa menikah dengan seorang ''Keujruen'' yang kemudian menjadi Uleebalang Gume, Kabupaten Aceh Barat. Yang kemudian tewas dalam peperangan melewan Belanda. Peperangan yang dia ikut juga didalamnya. Namun kematian suaminya tidak menyurutkan semangatnya untuk terus melanjutkan berjuang. Setelah suaminya tewas kemudian Pocut Baren menggantikan suaminya sebagai uleebalang, Dalam berptempur Pocut Baren selalu diiringi oleh semacam pengawal, terdiri dari lebih kurang tiga puluh orang pria. Kemana-mana ia selalu memakai peudeueng tajam (pedang tajam), sejenis kelewang bengkok
 
== Perlawanan terhadap Belanda ==
Pocut Baren telah berjuang dalam waktu yang cukup lama. Sejak muda ia terjun ke kancah pertempuran. Pocut Baren juga ikut berjuang bersama-sama dengan Cut Nyak Dhien. Perjuangan dan perlawanan Pocut Baren yang gagah berani dilukiskan sendiri oleh penulis Belanda bernama Doup. Pocut Baren telah melakukan perlawanan terhadap Belanda sejak tahun 1903 hingga tahun 1910. Cut Nyak Dhien pernah tertangkap oleh pasukan Belanda pada tanggal 4 November 1905. Artinya, Pocut Baren pernah memimpin sendirian pasukannya melawan Belanda, meskipun Cut Nyak Dhien masih aktif berjuang secara sendirian. Dengan demikian, pada masa itu di wilayah Aceh terdapat dua wanita pejuang yang memimpin pasukannya melawan Belanda, yaitu Cut Nyak Dhien dan Pocut Baren.