Moestopo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 33:
Sementara di Surabaya, selama [[Indonesia Revolusi Nasional]] Moestopo ditangani dengan pasukan ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh Brigadir [[Walter Sothern Mallaby Aubertin]]. Ketika hubungan rusak dan Presiden [[Soekarno]] dipanggil ke Surabaya untuk memperbaiki mereka, Moestopo ditawari pekerjaan sebagai penasihat tapi ditolak. Selama perang ia menjabat beberapa posisi lainnya, termasuk memimpin satu skuadron tentara reguler, pencopet, dan pelacur untuk menyebarkan kebingungan di jajaran pasukan Belanda musuh. Setelah perang, Moestopo terus bekerja sebagai dokter gigi, dan pada tahun 1961 ia mendirikan Universitas Moestopo. Dia meninggal di Bandung pada tahun 1986.
 
== Biografi ==
 
=== Awal kehidupan dan kedokteran gigi ===
 
Moestopo lahir di Ngadiluwih, [[Kabupaten Kediri|Kediri]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]] pada tanggal 13 Juli 1913. Dia adalah anak keenam dari delapan bersaudara yang lahir Raden Koesoemowinoto. Setelah sekolah dasar nya, Moestopo pergi ke Sekolah Kedokteran Gigi (STOVIT) di Surabaya. Pendidikannya awalnya dibayar oleh saudara tuanya, Moestopo kemudian mengambil untuk menjual beras untuk mendapatkan jalan melalui universitas. Mengambil pendidikan lanjutan di lapangan di Surabaya dan Yogyakarta, pada tahun 1937 ia menjadi asisten dokter gigi di Surabaya. Dari 1941-1942, ia menjadi asisten direktur STOVIT.
 
=== Pekerjaan Jepang ===
 
Setelah [[pendudukan Jepang di Indonesia|Jepang menduduki Indonesia]] pada tahun 1942 Moestopo ditangkap oleh [[Kempeitai]] sebagai tersangka [[Indo orang|Indo]] (orang campuran Eropa dan warisan Indonesia); kecurigaan ini didasarkan pada bingkai besar Moestopo itu. Namun, ia segera dibebaskan dan, setelah sebelumnya menjabat sebagai dokter gigi militer bagi Jepang, menerima pelatihan militer di [[Bogor]]. Seiring dengan jenderal masa depan [[Sudirman]] dan [[Gatot Soebroto]], ia selesai di bagian atas kelasnya. Selama pelatihan, ia menulis sebuah makalah tentang aplikasi militer bambu runcing berujung dengan kotoran kuda, di mana dia menerima nilai tinggi.
Baris 45:
Setelah lulus, Moestopo diberi komando pasukan komando [[PETA (Indonesia)|PETA]] pasukan di [[Sidoarjo]]. Segera setelah itu, ia dipromosikan menjadi komandan pasukan pribumi melindungi [[Gresik]] dan Surabaya, ia adalah salah satu dari hanya lima orang Indonesia untuk menerima promosi tersebut. Sementara di Surabaya, ia bekerja di menghilangkan tingkat pengangguran naik dengan mendirikan workshop untuk menghasilkan sabun dan sikat gigi dan dilaporkan mendorong anak buahnya untuk menempatkan pupuk kandang kuda di bambu runcing untuk menyebarkan tetanus dan makan kucing untuk night vision yang lebih baik - sisa-sisa dimakan kucing dikatakan telah dimakamkan di pemakaman pahlawan mereka sendiri '.
 
=== Revolusi Nasional ===
 
Setelah akhir Perang Dunia II, pada 17 Agustus 1945 Indonesia [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamirkan]] kemerdekaannya, Moestopo mempertahankan kontrol baru lahir [[Tentara Nasional Indonesia|militer]] kekuatan di Surabaya dan secara paksa melucuti pasukan Jepang sementara dipersenjatai dengan bambu runcing. Pada bulan Oktober tahun itu ia menyatakan dirinya Menteri interim Pertahanan. Pada tanggal 25 Oktober tahun itu, [[49 India Brigade Infanteri]] di bawah komando Brigadir [[Walter Sothern Mallaby Aubertin]], tiba di kota itu, Mallaby mengirim kecerdasannya petugas Kapten Macdonald untuk bertemu dengan Moestopo. Menurut laporan Macdonald, Moestopo adalah berat terhadap kedatangan pasukan Inggris.
Baris 57:
Pada pertengahan 1946 Moestopo dikirim ke [[Kabupaten Subang|Subang]], di mana dia memimpin Pasukan Terate. Selain dari pasukan militer reguler, anggota Pasukan Terate bawah Moestopo yang menyuruh juga termasuk legiun pencopet dan pelacur yang bertugas menyebarkan kebingungan dalam pengadaan dan pasokan dari belakang garis Belanda. Moestopo juga menjabat sebagai pendidik politik bagi pasukan militer di Subang. Pada Mei 1947, setelah menjalani periode sebagai kepala Biro Perjuangan di Jakarta, ia dipindahkan ke Jawa Timur setelah terluka dalam pertempuran dengan pasukan Belanda.
 
=== Kemudian Kehidupan ===
 
Setelah perang, Moestopo pindah ke Jakarta, di mana dia menjabat sebagai Kepala Bagian Bedah Rahang di Rumah Sakit Angkatan Darat (sekarang RSPAD Gatot Subroto Militer). Pada tahun 1952, Moestopo mulai pelatihan dokter gigi lain di off waktu dari rumahnya, memberikan pelatihan dasar dalam kebersihan, gizi, dan anatomi. Sementara itu, ia berada di bawah pertimbangan untuk posisi Menteri Pertahanan untuk [[Wilopo Kabinet]], tetapi akhirnya tidak dipilih, melainkan, ia memimpin serangkaian demonstrasi menentang sistem parlementer.
Baris 65:
Moestopo meninggal pada 29 September 1986 dan dimakamkan di Pemakaman Cikutra, [[Bandung]].
 
== Penghargaan ==
 
Pada tanggal 9 November 2007, Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] memberi Moestopo judul [[Pahlawan Nasional dari Indonesia]]; Moestopo mendapat predikat bersama dengan [[Adnan Kapau Gani]], [[Ida Anak Agung Gde Agung]], dan [[Ignatius Slamet Riyadi]] berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 66/2007 TK. Pada tahun yang sama ia dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana.
 
== Data Pribadi ==
=== Pekerjaan ===
* Tahun 1937-1941 : Asisten Dosen Ortodonsiadan Konservasi Gigi Stovit Surabaya
* Tahun 1941 :
Baris 127:
## Mengimbau kepada Iran dan Irak untuk menghentikan perangnya.
 
=== Karier dan Karyanya ===
* Di Bidang Pendidikan :
# Ikut mendirikan “War Correspondence School”
Baris 137:
# Mendirikan Akademi Perawat Gigi, Akademi Pertanian, Sekolah Tehnik Gigi Menengah, Kursus Chair Side Assistant/Teknik Gigi/Dental Higienis Ys. UPDM.
* Di Bidang Kemiliteran.
# Cudanco tahun 1942
# Daidanco tahun 1942
# Turut mendirikan BKR
Baris 159:
* Di Bidang Sosial : Reklasering merupakan kegiatan merehabilitasi mental,mendidik dan memberikan ketrampilan kepada bekas narapidana, copet,pelacur dan penjahat lainnya. Melalui usaha reklasering ini mereka dibina, diarahkan dan diubah mental serta kepribadiannya sehingga berguna bagi kehidupan dirinya, keluarga, masyarakat, bahkan bagi negara. Usaha reklasering yang dilakukan oleh Prof.Dr.Moestopo, dimulai pada waktu menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan copet-copet, penjahat dan pelacur dibebaskan dari rumah tahanan, kemudian dibentuklah pasukan barisan Terate yang diberi tugas untuk menggempur Belanda, baik secara perang terbuka, gerilya maupun mencuri dokumen-dokumen Belanda. Setelah pengakuan kedaulatan untuk tetap membina barisan Terate, Prof.Dr.Moestopo mendirikan Akademi Reklasering di Yogyakarta dan dari 450 copet , telah berhasil menyelesaikan pendidikanya sebanyak 150 orang yang bekerja di Departemen Kehakiman, Departemen Sosial dan banyak yang telah menjadi perwira TNI. Dari pelacur-pelacur yang dibina oleh Prof. Dr. Moestopo akhirnya telah banyak yang sadar dan menunaikan ibadah haji. Setelah proklamasi kemerdekaan Prof.Dr.Moestopo tetap aktif dalam berbagai usaha kesejahteraan social terutama dibidang kesehatan. Usaha tersebut antara lain memberikan pelayanan kesehatan gigi bagi anggota dan keluarga pejuang yang dipusatkan di Gedung Juang Angkatan, 45, Jl. Menteng Raya Jakarta, serta ia juga sebagai salah satu pendiri dari Yayasan Rumah Sakit Jakarta pada tahun 1953.
 
== Tanda-tanda Penghargaan ==
* Dari Pemerintah Republik Indonesia.
# Sebagai Pahlawan Nasional
Baris 183:
# Masyarakat Internasional : Lion International (dalam bidang sosial).
 
== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Prof-Dr-Moestopo2.jpg|Foto Moestopo, [[Pahlawan Nasional Indonesia]].
Baris 189:
</gallery>
 
== Referensi ==
* [http://moestopo.ac.id/moestopo-historical-figure/ Profil Moestopo pada situs Resmi Universitas Moestopo]
 
{{Pahlawan Indonesia}}
{{indo-bio-stub}}
 
[[Kategori:Moestopo]]
Baris 201 ⟶ 202:
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
 
 
{{indo-bio-stub}}