Mojosongo, Jebres, Surakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 9:
'''Kelurahan Mojosongo''' adalah sebuah kelurahan di [[kecamatan Jebres]], [[kota Surakarta|Surakarta]]. Kelurahan ini memiliki [[kode pos]] 57127. Provinsi Jawa Tengah.
Kalurahan Mojosongo terletak paling utara di kota Surakarta. Bentuk topografi berbukit-bukit dan merupakan dataran tertinggi di kota Surakarta. Program pemerintah kepemimpinan walikota JOKOWI - RUDI, membuat perubahan yang sangat luar biasa di kalurahan Mojosongo.
Semula kalurahan Mojosongo terpinggirkan dan kurang diperhatikan. Sekarang kemajuan pembangunan terutama sarana dan prasarana mulai nampak. Banyak investor atau pengembang mulai melirik wilayah Mojosongo ini, sehingga nampak beberapa perumahan bermunculan dan perusahaan mulai membangun di wilayah ini. Pertimbangan salah satunya adalah harga tanah yang masih relatif murah dan Mojosongo adalah wilayah yang bebas banjir.
Kelurahan Mojosongo merupakan kelurahan terbesar di Surakarta terdapat Tempat Pembuangan Sampah Putri Cempo. TPS Putri Cempo ini merupakan pusat pembuangan sampah di kota Surakarta.
Ada sebuah kampung unik di Mojosongo yaitu kampung Agrowisata Bonsai. Disebut kampung Agrowisata Bonsai karena sebagian warganya membudidayakan tanaman bonsai di pekarangannya. Kampung ini dirintis sejak mulainya program relokasi warga bantara sungai Bengawan Solo.
Sebagian penduduk di Kampung Bonsai
Agar lebih mudah dikenal oleh masyarakat maka nama jalan juga menggunakan nama Bonsai Raya, Bonsai I, II, III, IV, V, VI, dan VIII. Nama perkumpulan pemuda juga menggunakan nama "KATAGOTASAI" artinya''' Karang Taruna Agrowisata Bonsai''' yang menunjukkan dukungan pemuda pemudi. Kampung ini diresmikan oleh Bp JOKOWI pada tahun 2009 (sekarang menjabat Gubernur DKI) dan berlanjut sebagai presiden RI ke 7.
Kampung Agrowisata Bonsai RT 7 RW VIII Mojosongo yang
Tingkat kesejahteraan yang meningkat serta hubungan sosial kemasyarakatan yang harmonis "guyup dan rukun" menjadi ciri warga kampung bonsai yang diidam-idamkan. Pertemuan warga yang diadakan setiap bulan pada hari sabtu pertama selalu penuh, kegiatan PKK ibu-ibu dengan bersemangat, dan pertemuan karang tauna, ronda malam tetap berjalan, serta tidak ketinggalan ekonomi kemasyarakatan berupa koperasi simpan pinjam berjalan lancar, sehingga dapat menjadi contoh bagi kamping lain.
Keunikan yang lain adalah di kelurahan Mojosongo merupakan sentra industri Grafika dimana terdapat beberapa penerbit terbesar di Indonesia khususnya buku LKS (Lembar Kerja Siswa) ada di Kalurahan Mojosongo Surakarta. Contoh penerbit [[lkssd.blogspot.com|ROMIZ AISY]], Penerbit GRAHADI, Penerbit HAYATI, dll. Kira-kira di kalurahan Mojosongo Surakarta ada sekitar 20 penerbit dan percetakan besar dan kecil. Buku LKS terbitan penerbit dari Mojosongo ini hampir menguasai 60% produk LKS di Indonesia.
|